Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 23 April 2025.
Kalender Liturgi hari Rabu 23 April 2025 merupakan HARI RABU DLM OKTAF PASKAH, Santo Adelbertus, Uskup dan Martir, Santo Gregorius, Martir, dengan Warna Liturgi Putih
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 23 April 2025:
Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 3:1-10
“Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!”
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. Di situ ada seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung.
Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah.
Mereka menatap dia dan Petrus berkata, “Lihatlah kepada kami.” Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. Tetapi Petrus berkata, “Emas dan perak tidak ada padaku! Tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”
Lalu Petrus memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti Petrus dan Yohanes ke dalam Bait Allah; ia berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Ketika seluruh rakyat melihat dia berjalan sambil memuji Allah, mereka mengenali dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah. Maka mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9
Ref. Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan.
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya; percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
3. Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya, Dialah Tuhan, Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.
4. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
Bait Pengantar Injil Mzm 118:24
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karenanya.
Bacaan Injil Lukas 24:13-35
“Mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.”
Pada hari Sabat sesudah Yesus dimakamkan, dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenali Dia.
Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya, “Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
Kata-Nya kepada mereka, “Apakah itu?” Jawab mereka, “Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret! Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.
Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Dan beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya.
Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.”
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”
Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Sementara itu mereka mendekati kampung yang mereka tuju.
Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanannya. Tetapi mereka mendesak-Nya dengan sangat, “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.”
Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka.
Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh, Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon.”
Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 23 April 2025
Renungan Harian: “Dalam Nama Yesus, Bangkit dan Berjalanlah”
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Pernahkah kita merasa seperti orang lumpuh di gerbang Bait Allah itu?
Bukan karena kaki kita tidak bisa melangkah, tapi karena hati kita rasanya lumpuh—patah semangat, kehilangan arah, merasa tidak berdaya, bahkan tak tahu lagi harus berharap pada siapa. Dalam hidup ini, seringkali kita hanya bisa “duduk” dan “mengulurkan tangan,” berharap ada yang peduli, berharap ada yang memberi setitik harapan di tengah kebuntuan hidup.
Lelaki lumpuh dalam Bacaan Pertama hari ini (Kisah Para Rasul 3:1-10) setiap hari diletakkan di depan Gerbang Indah. Tapi hidupnya tidak indah. Ia hanya berharap sedekah, sesuatu yang kecil agar bisa bertahan satu hari lagi. Tapi hari itu berbeda—Petrus tidak memberinya uang. Petrus memberinya harapan baru. “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, berjalanlah!”
Dan apa yang terjadi? Ia melonjak, berjalan, dan memuji Allah.
Saudara-saudari, mungkin kita datang ke Tuhan berharap sedikit rejeki, sedikit jawaban, sedikit pelipur. Tapi Tuhan mau memberi lebih: Dia mau memulihkan kita sepenuhnya. Bukan hanya “cukup untuk hari ini”, tapi kekuatan untuk berjalan kembali, melompat, dan hidup sepenuhnya.
Begitu juga dua murid dalam Bacaan Injil (Lukas 24:13-35). Mereka berjalan ke Emaus dengan hati muram. Mereka kecewa. Harapan mereka tentang Yesus sebagai Mesias tampaknya pupus di kayu salib. Mereka berjalan, tapi sejatinya mereka berjalan dalam kebingungan. Mereka tidak bisa melihat Yesus yang justru sudah berjalan bersama mereka.
Tapi ketika Yesus memecah-mecahkan roti, mata mereka terbuka. Mereka mengenali Dia. Hati mereka berkobar. Harapan yang padam itu menyala kembali.
Dua kisah ini berbicara tentang kebangkitan—bukan hanya kebangkitan Yesus secara jasmani, tapi kebangkitan hati dan jiwa manusia yang tadinya lumpuh, kecewa, mati rasa, menjadi hidup kembali.
Lalu, bagaimana dengan kita?
Apakah ada bagian dari hidup kita yang sedang lumpuh? Apakah kita sedang berjalan, tapi tanpa arah dan pengharapan seperti murid-murid Emaus? Atau justru kita sudah tidak mau berjalan lagi karena luka terlalu dalam?
Hari ini, Yesus datang mendekat. Ia tidak datang membawa “emas dan perak,” tapi membawa sesuatu yang lebih besar: Kehadiran-Nya sendiri.
Kita mungkin tidak bisa melihat-Nya secara fisik, tapi Ia hadir:
- dalam orang-orang yang menguatkan kita,
- dalam firman yang kita baca dan dengar,
- dalam sakramen yang kita terima,
- dan terutama dalam peristiwa sederhana sehari-hari, seperti roti yang dipecah.
Yesus hadir, berjalan bersama kita, dan menguatkan langkah kita.
Marilah kita membuka mata hati, seperti dua murid itu. Mari kita percaya, seperti orang lumpuh itu, walau mungkin belum tahu akan terjadi apa.
Dan jika hari ini kita merasa lemah, kehilangan harapan, mari kita dengarkan suara Petrus:
“Dalam nama Yesus Kristus, bangkit dan berjalanlah!”
Jangan menunggu hidup jadi sempurna untuk melangkah. Jangan menunggu masalah hilang untuk bersyukur. Karena mungkin justru dalam langkah iman kita, Tuhan akan menunjukkan bahwa Ia benar-benar hidup.
Dan ketika kita sudah bisa berjalan kembali, jangan lupa seperti orang lumpuh itu: melompat dan memuji Allah. Bukan hanya dengan bibir, tapi dengan hidup yang menjadi kesaksian.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, saat aku lemah dan kehilangan arah, tuntunlah langkahku. Berilah aku keberanian untuk bangkit, berjalan bersama-Mu, dan memuliakan nama-Mu dalam hidupku sehari-hari. Hadirlah dalam setiap langkahku, agar aku tak pernah berjalan sendiri. Amin.