Tuesday, July 1, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 4 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Jumat Biasa, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 4 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 4 Juli 2025 merupakan Hari Jumat Biasa, Perayaan fakultatif, Santa Elisabeth dari Portugal, Pengaku Iman, Santo Ulrich atau Ulrikus, Uskup, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 4 Juli 2025:

Bacaan Pertama Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67

Ishak sangat mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.

Sara, isteri Abraham,  hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya. Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan. Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya, lalu berkata kepada orang-orang Het, “Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu.

Berikanlah kiranya kepadaku sebuah kuburan di tanahmu ini, supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang telah meninggal.” Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.

Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam segala hal. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua di rumahnya, yang diberi kuasa atas segala miliknya, katanya, “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang empunya langit maupun bumi,

janganlah engkau mengambil seorang isteri bagi anakku dari antara wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini. Tetapi engkau harus pergi ke negeriku, kepada sanak saudaraku, untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak, anakku.” Lalu berkatalah hamba itu kepadanya, “Mungkin wanita itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini?

Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku itu?” Abraham lalu berkata, “Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana! Tuhan, Allah yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari negeri sanak saudaraku. Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku, ‘Negeri ini akan Kuberikan kepada keturunanmu.’

Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana untuk anakku. Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah engkau dari sumpahmu kepadaku ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali ke sana.”

Beberapa waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lahai-Roi; ia tinggal di Tanah Negeb. Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di padang. Ia melayangkan pandangannya, dan melihat ada unta-unta datang mendekat. Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya dan membawa serta Ribka, calon isteri Ishak. Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak.

Segera Ribka turun dari untanya dan bertanya kepada hamba Abraham, “Siapakah orang yang berjalan di padang menuju kita itu?” Jawab hamba itu, “Dialah tuanku.” Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri.

Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Maka Ishak mengantar Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5

Ref: Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?

Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan terhadap umat.

Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil Mat 11:28

Datanglah pada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan membuat kalian lega.

Bacaan Injil Mat 9:9-13

Bukan orang sehat yang memerlukan dokter;Aku menginginkan kasih sayang, bukan persembahan.

Pada suatu hari Yesus melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku.” Matius segera berdiri dan mengikut Yesus. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah Matius,

datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu orang-orang Farisi berkata kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Maka pelajarilah arti sabda ini, ‘Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.’ Aku datang bukannya untuk memanggil orang benar,melainkan orang berdosa.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 4 Juli 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita mendengar dua kisah yang, meskipun berasal dari masa yang sangat berbeda, ternyata menyentuh kedalaman hati kita yang paling manusiawi: kisah duka dan cinta Abraham serta Ishak, dan panggilan belas kasih dalam Injil oleh Yesus sendiri. Dua cerita yang terpisah oleh waktu, namun menyatu dalam pesan ilahi yang sangat dekat dengan hidup kita sehari-hari.

Mari kita mulai dari kisah Abraham. Ia kehilangan Sara, perempuan yang menemaninya sepanjang hidup dalam suka dan duka, dalam pengembaraan dan harapan. Kita bisa membayangkan duka Abraham bukan sebagai duka seorang tokoh besar dalam Kitab Suci, tapi sebagai duka seorang suami. Ia menangis, ia meratap—tindakan yang sangat manusiawi. Kita pun, jika kehilangan seseorang yang kita cintai, tahu rasanya. Rasa kosong itu nyata. Rasa sepi itu dalam. Dalam duka Abraham, kita diajak untuk menyadari bahwa kesedihan bukanlah kelemahan, tapi bagian dari kasih. Orang yang mencintai akan menangis. Tapi orang yang percaya, akan tetap melangkah.

Dan Abraham tidak berhenti di tangisan. Ia melanjutkan hidupnya dengan satu misi: mencarikan istri bagi Ishak. Tapi bukan sembarang istri—dia ingin yang berasal dari iman yang sama, nilai yang sejiwa. Di sinilah kita melihat bahwa bagi Abraham, cinta bukan hanya soal perasaan, tapi juga tentang iman, tentang masa depan yang dijalani bersama dalam terang Tuhan. Ia mengutus hambanya, dan Allah membimbing perjalanan itu hingga bertemulah Ribka.

Dan lihatlah pertemuan Ribka dan Ishak. Ada keheningan yang indah dalam kisah itu. Tidak ada kata-kata manis, tidak ada drama besar, tapi ada pengakuan diam-diam akan cinta yang tumbuh dari perjumpaan yang diberkati Tuhan. Dikatakan, Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian ibunya. Ini kalimat yang sederhana, tapi sangat dalam. Artinya, cinta bisa menjadi penghiburan. Kehadiran orang yang tepat dalam hidup kita bisa memulihkan luka-luka lama. Dan lebih dari itu, cinta yang dilandasi iman bisa menjadi cara Tuhan menyembuhkan hati manusia.

Lalu kita beralih ke Injil. Di sini kita melihat Yesus memanggil Matius, seorang pemungut cukai. Ia duduk saja di tempat kerjanya, dan Yesus hanya berkata: “Ikutlah Aku.” Tidak ada negosiasi, tidak ada syarat. Dan Matius berdiri, lalu mengikuti. Sesederhana itu. Dan sesulit itu.

Apa yang membuat Matius langsung berdiri? Mungkin karena di dalam kata-kata Yesus itu, ada sesuatu yang ia rindukan sepanjang hidupnya—pengakuan, penerimaan, panggilan yang melampaui dosa-dosa dan masa lalunya. Dan Yesus tidak hanya memanggil, Ia juga makan bersama orang-orang yang oleh masyarakat dianggap kotor dan tidak layak. Ini bukan tindakan basa-basi. Ini tindakan revolusioner. Makan bersama berarti menerima. Duduk satu meja berarti mengakui mereka sebagai sahabat.

Yesus mengatakan dengan tegas, “Aku menginginkan belas kasihan, bukan persembahan.” Artinya, iman kita bukan hanya diukur dari seberapa banyak kita berdoa atau mempersembahkan sesuatu di altar, tapi dari seberapa besar kita mengasihi, mengampuni, dan hadir bagi mereka yang tersingkir, yang duka, yang rapuh.

Saudara-saudariku, renungan hari ini membawa kita pada tiga hal penting dalam kehidupan:

Pertama, jangan takut menangis. Duka dan kehilangan adalah bagian dari cinta. Tangisan Abraham bukan kelemahan, tapi bukti bahwa ia sungguh mencintai. Tapi jangan berhenti di tangis. Melangkahlah seperti Abraham—dengan harapan dan iman, karena Tuhan menyertai perjalananmu.

Kedua, cinta yang lahir dari iman itu menyembuhkan. Lihatlah Ishak. Ia menemukan kekuatan baru dalam cintanya kepada Ribka. Cinta yang bukan sekadar perasaan, tapi kepercayaan dan kesetiaan yang dibimbing oleh Tuhan.

Dan yang ketiga, mari kita meneladani Yesus yang selalu mendahulukan belas kasih. Dalam dunia yang sering menghakimi, mari kita menjadi pribadi yang hadir, yang mengerti, yang memanggil dengan kasih, bukan dengan tuntutan.

Tuhan tidak menunggu kita sempurna baru dipanggil. Ia memanggil kita di tengah kekurangan kita. Ia duduk di meja makan kita yang sederhana, dan berkata: “Ikutlah Aku.” Maukah kita berdiri seperti Matius, dan melangkah?

Semoga Sabda Tuhan hari ini menjadi kekuatan, menjadi penghiburan, dan menjadi undangan untuk hidup lebih dalam dalam kasih, dalam iman, dan dalam kerendahan hati.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, ajarilah aku mencintai dengan tulus dan setia. Dalam dukaku, kuatkan aku. Dalam panggilanku, tuntun aku. Jadikan hatiku penuh belas kasih, seperti Yesus, agar hidupku menjadi berkat bagi sesama. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Kumpulan Promo Burger King Juli 2025 Bawa Screenshot Promonya, Makan Puas, Dompet Aman

Siapa nih yang lagi ngidam burger tapi dompet lagi kering? Chill aja, karena Burger King lagi ngeluarin promo gila-gilaan...

More Articles Like This

Favorite Post