Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 7 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Minggu 7 Desember 2025 merupakan HARI MINGGU ADVEN II, Santo Ambrosius Uskup dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 7 Desember 2025:
Bacaan Pertama : Yesaya 11:1-10
Ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan.
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan.
Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri.
Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggang.
Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring disamping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput, dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya.
Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan : Mzm. 72:1-2,7-8,12-13,17
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ya Allah berikanlah hukum-Mu kepada Raja dan keadilan-Mu kepada putra Raja. Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan, dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum.
Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan. Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dan dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi.
Sebab ia akan datang melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari, kiranya segala bangsa saling memberkati dengan nama-Nya, dan menyebut dia berbahagia.
Bacaan Kedua : Roma 15:4-9
Saudara-saudara, segala sesuatu yang dahulu ditulis, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita. Maka kita harus teguh berpegang pada pengharapan berkat ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
Semoga Allah, sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
Oleh karena itu, terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita untuk kemuliaan Allah.
Yang aku maksudkan ialah bahwa demi kebenaran Allah, Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengukuhkan janji yang telah diberikan Allah kepada nenek moyang kita, dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa lain memuliakan Allah berkat kasih karunia yang diberikan Allah kepada mereka.
Hal ini kukatakan kepadamu seperti ada yang tertulis: “Aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil : Lukas 3:4.6;2/4
Ref. Alleluya, alleluya
Persiapkan jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya; dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.
Bacaan Injil : Matius 3:1-12
Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat
Sekali peristiwa tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan berseru, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” Sesungguhnya, dialah yang dimaksudkan Nabi Yesaya ketika nabi itu berkata, “Ada suara orang yang berseru di padang gurun; Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”
Yohanes itu memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, makanannya belalang dan madu hutan. Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
Dan sambil mengakui dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan. Tetapi, waktu melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah Yohanes Pembaptis kepada mereka, “Hai kamu keturunan ular beludak!
Siapakah yang mengatakan kepada kamu bahwa kamu dapat lolos dari murka yang akan datang? Maka hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah mengira bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Kami adalah anak Abraham.
Sebab aku berkata kepadamu: Dari batu-batu ini pun Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham. Kapak sudah tersedia pada akar pohon, dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku, dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Alat penampi sudah di tangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung; tetapi debu jerami akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 7 Desember 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Pada Minggu Adven II ini, Gereja mengajak kita duduk sejenak di hadapan Sabda Tuhan, membiarkan hati kita disentuh oleh janji keselamatan yang terus diwartakan sejak ribuan tahun lalu.
Adven bukan hanya tentang menunggu Natal; Adven adalah saat kita membiarkan Tuhan menata ulang hidup kita—membuka jalan bagi-Nya untuk masuk lebih dalam ke hati yang mungkin mulai kusut, penat, atau jauh dari damai.
Dalam Bacaan Pertama, Nabi Yesaya berbicara tentang tunas yang keluar dari tunggul Isai. Sebuah gambaran yang sederhana, namun indah: dari sesuatu yang tampak mati, dari batang yang hanya tinggal tunggul, tiba-tiba muncul kehidupan baru. Demikianlah cara Tuhan bekerja. Ketika manusia memandang “habis”, Tuhan justru melihat “awal”. Ketika kita merasa diri kita tidak lagi punya harapan—entah karena masalah keluarga, tekanan pekerjaan, jatuh bangun dalam dosa, atau luka yang belum selesai—Tuhan berkata: “Dari tempat yang paling tandus dalam hidupmu, Aku bisa menumbuhkan sesuatu yang baru.”
Yesaya juga menggambarkan dunia yang dipenuhi damai: serigala tinggal bersama domba, singa makan jerami, anak kecil yang berani bermain dekat sarang ular. Gambaran ini bukan dongeng; ini adalah visi tentang dunia yang dipulihkan oleh Mesias—sebuah dunia di mana ketidakadilan dihentikan, kekerasan diredakan, dan relasi antar manusia disembuhkan. Damai itu lahir dari satu hal: pengenalan akan Tuhan. Ketika manusia mengenal Tuhan, bukan hanya dengan kepala tetapi dengan hati, dunia berubah.
Namun bagaimana dunia bisa berubah kalau hati kita belum berubah?
Di sinilah suara Yohanes Pembaptis dalam Injil hari ini menggema begitu kuat: “Bertobatlah! Persiapkanlah jalan untuk Tuhan!” Yohanes tidak sekadar mengajak orang untuk menyesal, tetapi menata ulang hidup dengan sungguh, supaya Allah benar-benar bisa lewat dalam perjalanan hidup kita.
Suara Yohanes itu tajam, bahkan keras. Ia menyebut orang Farisi dan Saduki sebagai “keturunan ular beludak”. Tapi kerasnya suara Yohanes bukan karena ia benci, melainkan karena ia mengasihi. Ada kalanya suara kebenaran memang perlu terdengar tegas, supaya kita bangun dari tidur rohani yang terlalu lama.
Sering kali kita berpikir pertobatan itu berarti hanya meninggalkan dosa besar, tetapi Yohanes mengajarkan hal yang lebih dalam: pertobatan harus menghasilkan buah. Tidak cukup merasa bersalah, tidak cukup memohon ampun, tetapi harus ada perubahan nyata—dalam sikap, perkataan, cara memperlakukan sesama, cara mengambil keputusan, cara mengelola hidup.
Buah pertobatan itu bisa sesederhana: mengendalikan amarah, menahan lidah dari gosip, memaafkan orang yang sulit kita maafkan, jujur dalam hal-hal kecil, atau memberi waktu bagi Tuhan di tengah kesibukan. Itulah buah-buah kecil yang sebenarnya sangat besar di hadapan Tuhan.
Sementara Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua mengingatkan kita bahwa semua yang ditulis dalam Kitab Suci adalah untuk menguatkan pengharapan kita. Kita diajak untuk hidup dalam kerukunan, saling menerima, sebagaimana Kristus telah menerima kita. Betapa dalam maknanya: Tuhan menerima kita apa adanya, bukan karena kita sempurna, tetapi supaya kita menjadi semakin sempurna dalam kasih-Nya. Maka kita pun diajak untuk menerima sesama dengan kelemahan dan kekurangannya.
Saudara-saudari terkasih, Di Minggu Adven II ini, Gereja menyalakan lilin kedua: lilin pengharapan dan pertobatan. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan. Pengharapan tanpa pertobatan hanya menjadi optimisme kosong. Pertobatan tanpa pengharapan membuat kita terjebak pada rasa bersalah. Tetapi ketika keduanya berjalan bersama, hati kita menjadi tanah subur bagi kehadiran Kristus.
Maka marilah kita bertanya dalam keheningan hati:
“Jalan mana dalam hidupku yang masih berkelok-kelok?
Bagian mana dari hatiku yang masih berbatu, belum siap dilewati Tuhan?
Apa yang Tuhan ingin aku perbaiki pada masa Adven ini?”
Kalau Yohanes Pembaptis hari ini berdiri di hadapan kita, mungkin ia tidak hanya berkata “bertobatlah”, tetapi juga:
“Berikan tempat bagi Tuhan dalam hidupmu. Jangan tunda lagi. Tuhan sudah dekat.”
Semoga Sabda hari ini membuat kita lebih jujur melihat diri sendiri, lebih berani untuk berubah, dan lebih tekun menyiapkan hati bagi kedatangan Sang Juru Selamat. Semoga Adven ini benar-benar menjadi masa yang melahirkan kehidupan baru seperti tunas dari tunggul Isai—tunas yang tumbuh dari dalam hati kita masing-masing. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, tolonglah aku menata hatiku, membuka jalan bagi-Mu. Mampukan aku bertobat sungguh, menghasilkan buah kasih, kejujuran, dan damai. Jadikan hidupku tunas baru yang Kau tumbuhkan. Bimbinglah aku menerima sesama dan berjalan dalam pengharapan-Mu setiap hari, agar aku setia mengikuti-Mu dalam setiap langkah hidup. Amin.
