Saturday, July 12, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 15 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Peringatan Wajib St. Bonaventura-Warna Liturgi Putih

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 15 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Selasa 15 Juli 2025 merupakan Hari Selasa Biasa XV, Peringatan Wajib St. Bonaventura dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 15 Juli 2025:

Bacaan I – Keluaran 2:1-15a

“Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air. Ketika Musa telah dewasa ia mendapatkan saudara-saudaranya.”

Waktu umat Israel ditindas di Mesir ada seorang pria dari suku Lewi yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama. Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia melihat bahwa anak itu tampan; maka disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi. Maka diambilnya sebuah peti pandan dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter.

Lalu ia meletakkan bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi Sungai Nil. Kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan bayi itu.

Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di Sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai. Maka terlihatlah oleh puteri Firaun peti di tengah-tengah teberau itu. Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya. Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis, maka ibalah hatinya dan ia berkata, “Tentulah ini bayi orang Ibrani.”

Lalu bertanyalah kakak bayi itu kepada puteri Firaun, “Maukah Tuan Puteri agar kupanggil seorang inang penyusu dari kaum Ibrani untuk menyusui bayi itu bagi Tuan Puteri?” Sahut puteri Firaun kepadanya, “Baiklah!” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu.

Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu, “Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia.

Ketika anak itu sudah besar, ibunya membawa dia kepada puteri Firaun. Ia diangkat anak oleh puteri Firaun dan diberi nama Musa, sebab katanya, “Aku telah menarik dia dari air.”

Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka. Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.

Ia menoleh ke sana-sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Keesokan harinya Musa keluar lagi, dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi.

Ia bertanya kepada yang bersalah, “Mengapa kaupukul temanmu itu?” Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?

Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut, sebab pikirnya, “Tentulah peristiwa itu telah ketahuan.”

Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu, ia berikhtiar membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 69:3.14.30-31.33-34

Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.

  • Aku tenggelam ke rawa yang dalam tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan daku.
  • Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah, demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
  • Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
  • Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah, biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab

Ref. Alleluya.

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Bacaan Injil Matius 11:20-24

“Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.”

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!

Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini.

Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Selasa 15 Juli 2025

Renungan Harian: Ditarik dari Air, Dipanggil untuk Bertobat

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Kisah Musa yang kita dengar hari ini bukan sekadar cerita seorang bayi yang diselamatkan dari air. Ini adalah kisah tentang harapan yang lahir di tengah penindasan. Di saat umat Israel ditindas dan hidup penuh penderitaan, seorang ibu Lewi berani mengambil risiko menyelamatkan anaknya. Bayangkan rasa takut dan cemasnya saat meletakkan bayi kecil itu di dalam peti, membiarkannya hanyut di Sungai Nil, berserah pada nasib, pada Tuhan.

Namun justru di situ, tangan Tuhan bekerja secara halus tapi nyata. Musa ditemukan, bukan oleh orang sembarangan, tapi oleh puteri Firaun sendiri. Seorang Ibrani, anak budak, dibesarkan di istana musuh bangsanya. Bukan kebetulan. Tuhan tidak bekerja dalam kebetulan. Tuhan bekerja dalam rencana — rencana penyelamatan.

Ketika Musa dewasa, dia mulai merasakan panggilan dalam dirinya. Ia melihat saudara-saudaranya ditindas, dan hatinya memberontak. Tapi Musa masih bertindak menurut caranya sendiri, dengan kekerasan, dengan emosi. Ia membunuh seorang Mesir. Perbuatannya itu menjadi titik balik dalam hidupnya. Ia harus melarikan diri, meninggalkan kenyamanan istana, masuk ke pengasingan.

Saudara-saudari, kadang kita juga seperti Musa. Kita punya hati yang peduli, kita ingin membela kebenaran, tapi kita tidak selalu tahu bagaimana caranya. Kita bertindak tergesa, lalu menyadari kesalahan kita, dan lari. Kita malu, takut, merasa gagal. Tapi percayalah, pengasingan bukan akhir. Justru di padang gurun nanti, Musa akan bertemu Allah. Di pengasingan, Musa akan dibentuk. Sebab Allah tidak hanya menyelamatkan kita — Dia juga memanggil kita untuk menjadi alat keselamatan bagi orang lain.

Yesus dalam Injil hari ini menegur keras kota-kota yang menyaksikan banyak mukjizat, tetapi tidak bertobat. Kata-katanya menusuk: “Jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat seperti yang terjadi di tengah-tengahmu, mereka sudah lama bertobat.”

Mengapa Yesus marah? Karena mereka sudah melihat kebaikan Allah, tetapi tidak berubah. Mereka menerima berkat, tapi tidak berbalik. Mereka melihat cahaya, tapi tetap memilih tinggal dalam gelap.

Saudara-saudari, kita juga hidup di zaman yang penuh “mukjizat kecil”. Mungkin tidak seperti zaman Yesus menyembuhkan orang sakit dengan sentuhan tangan, tapi berapa banyak dari kita telah mengalami penyertaan Tuhan yang nyata? Ketika kita selamat dari bahaya. Ketika kita diberi penghiburan saat sedih. Ketika ada pintu terbuka di saat kita merasa semuanya tertutup. Itulah mukjizat. Tapi apakah kita berubah karenanya? Apakah kita semakin lembut hatinya? Semakin terbuka pada Sabda Tuhan?

Renungan hari ini mengajak kita melihat kembali: dari mana kita telah ditarik oleh Tuhan? Dari air ketakutan? Dari lumpur kegagalan? Dari derasnya arus dosa? Tuhan menarik kita, seperti Musa, bukan hanya supaya kita hidup — tetapi supaya kita bertumbuh, dibentuk, dan kemudian diutus.

Dan kepada kita yang telah mengalami penyertaan Tuhan, Yesus berkata: Jangan keras hati. Jangan acuh. Jangan terlena dengan rahmat tanpa pertobatan.

Mari kita belajar dari Musa yang awalnya hanya bayi yang diselamatkan, tetapi perlahan dibentuk menjadi pemimpin umat. Tuhan juga sedang mengerjakan hal yang sama dalam hidup kita. Mungkin saat ini kita masih dalam tahap “ditarik dari air”, atau mungkin sedang berada di “padang gurun”, tapi jangan khawatir. Tuhan sedang menyiapkan kita. Jangan abaikan suara-Nya. Dengarkan, renungkan, dan bertobatlah.

Sebab Dia yang telah menarik kita dari air, juga akan menuntun kita menuju tanah yang dijanjikan.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, terima kasih telah menarikku dari keterpurukan. Bentuklah hatiku agar lembut mendengar suara-Mu. Ajarlah aku bertobat setiap hari, setia menjalani panggilan-Mu, dan menjadi alat kasih di tengah sesama. Dalam nama Yesus, aku berserah. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Lokasi dan Line Up Konser Bigu Fest Vol. 4 Tanggal 12-13 Juli 2025, Festival Musik Konsep Piknik

Siap-siap buat weekend lo jadi paling seru se-2025 karena Bigu Festival Vol. 04 bakal balik lagi, dan kali ini...

More Articles Like This

Favorite Post