Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 11 Juli 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 11 Juli 2025 merupakan Hari Jumat Biasa XIV, Peringatan Wajib Santo Benediktus, Abbas, Santa Olga, Janda, Martir-Martir Vietnam, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 11 Juli 2025:
Bacaan Pertama Kejadian 46:1-7.28-30
“Sekarang bolehlah aku mati?”
Pada waktu itu berangkatlah Israel dengan segala miliknya, dan ia tiba di Bersyeba. Lalu dipersembahkannya kurban sembelihan kepada Allah Ishak, ayahnya. Bersabdalah Allah kepada Israel dalam penglihatan waktu malam, “Yakub, Yakub!” Sahutnya, “Ya, Tuhan.”
Maka bersabdalah Allah, “Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana.
Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali; tangan Yusuflah yang akan mengatupkan kelopak matamu nanti.”
Maka berangkatlah Yakub dari Bersyeba. Anak-anak Israel membawa Yakub, ayah mereka, beserta anak dan isteri mereka, dan mereka naik kereta yang dikirim Firaun untuk menjemput.
Mereka juga membawa ternak dan harta benda yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan. Lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia.
Anak-anak dan cucunya, laki-laki dan perempuan, seluruh keturunannya dibawanya ke Mesir. Yakub menyuruh Yehuda berjalan lebih dahulu mendapatkan Yusuf, supaya Yusuf datang ke Gosyen menemui ayahnya.
Dan sementara itu sampailah mereka ke tanah Gosyen. Lalu Yusuf memasang keretanya dan pergi ke Gosyen, mendapatkan ayahnya, Israel. Ketika Yusuf bertemu dengan ayahnya, dipeluknyalah leher ayahnya dan lama menangis pada bahunya.
Berkatalah Israel kepada Yusuf, “Sekarang aku boleh mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 37:3-4.18-19.27-28.39-40
Ref. Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan.
Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu!
Tuhan mengetahui hari hidup orang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu sewaktu ditimpa kemalangan, dan pada hari-hari kelaparan mereka akan menjadi kenyang.
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan memiliki tempat tinggal yang abadi; sebab Tuhan mencintai kebenaran, dan tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang berbuat jahat akan binasa, dan anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Orang-orang benar akan diselamatkan oleh Tuhan; Dialah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong dan meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik, Tuhan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung pada-Nya.
Bait Pengantar Injil Yohanes 16:13a;14:26b
Ref. Alleluya, alleluya.
Roh Kebenaran akan datang dan mengajar kalian segala kebenaran. Ia akan mengingatkan segala yang telah Kunyatakan kepadamu.
Bacaan Injil Matius 10:16-23
“Bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu!”
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Lihat, Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala! Sebab itu hendaklah kalian cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati.
Tetapi waspadalah terhadap semua orang. Sebab ada yang akan menyerahkan kalian kepada majelis agama, dan mereka akan menyesah kalian di rumah ibadatnya.
Karena Aku kalian akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kalain, janganlah kalian kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kalian katakan, karena semuanya itu akan dikurniakan kepadamu pada saat itu juga.
Karena bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu. Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya.
Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kalian akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat.
Apabila mereka menganiaya kalian di suatu kota, larilah ke kota yang lain. Aku berkata kepadamu, sungguh, sebelum kalian selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 11 Juli 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Bayangkan sejenak perjumpaan itu: seorang ayah tua, Yakub, yang selama bertahun-tahun mengira anak kesayangannya telah mati, kini berdiri memeluk kembali Yusuf, anaknya yang hidup. Bukan hanya hidup, tapi juga menjadi tangan penyelamat seluruh keluarga dari kelaparan. Tangisan bahagia mereka bukan sekadar air mata pelepas rindu—itu adalah luapan kasih yang disertai penyertaan Allah yang nyata. Dalam pelukan itu, Yakub berkata, “Sekarang aku boleh mati, setelah aku melihat mukamu dan mengetahui bahwa engkau masih hidup.” Sebuah kalimat yang lahir dari hati yang damai, karena ia melihat janji Allah tergenapi tepat di hadapannya.
Apa yang membuat Yakub mampu sampai pada titik itu? Ia tidak langsung berangkat ke Mesir. Ia berhenti dulu di Bersyeba—ia berdoa, mempersembahkan kurban, bertanya kepada Tuhan, dan menunggu jawaban. Dan Tuhan menjawab, “Jangan takut. Aku akan menyertaimu.”
Sungguh, inilah yang selalu dibutuhkan dalam hidup kita: berhenti sejenak, membawa hidup kita di hadapan Tuhan, lalu melangkah karena percaya bahwa Tuhan yang menyertai kita.
Namun jalan bersama Tuhan tidak selalu mulus. Dalam Injil hari ini, Yesus justru mengingatkan para murid bahwa mengikuti-Nya berarti masuk ke jalan yang penuh risiko. “Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala.” Ia tidak memaniskan kenyataan. Tapi Ia juga tidak meninggalkan. Sebaliknya, Yesus memberi bekal: jadilah cerdik seperti ular, tulus seperti merpati. Dan, yang paling menenangkan—”Bukan kalian yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu akan berbicara dalam dirimu.”
Saudara-saudari, sering kali kita takut melangkah karena banyak ketidakpastian. Takut gagal, takut ditolak, takut menderita, takut kehilangan. Tapi bacaan hari ini mengajak kita untuk menaruh harapan bukan pada situasi, tapi pada penyertaan Tuhan.
Yakub tua bisa pergi ke negeri asing karena tahu Tuhan bersamanya. Para murid bisa menghadapi penganiayaan karena tahu Roh Kudus yang berbicara dalam mereka. Maka, kita pun bisa menjalani hari ini, minggu ini, tahun ini—apa pun tantangannya—karena kita tidak berjalan sendiri.
Mungkin kita hari ini sedang berada di titik gelap, belum tahu arah. Atau mungkin sedang dihadapkan pada keputusan sulit. Atau merasa seperti domba di tengah serigala, dikelilingi tekanan hidup dan ketidakadilan. Tapi Tuhan berkata: “Jangan takut. Aku menyertaimu.”
Dan penyertaan itu bukan janji kosong. Ia menyertai dalam tangisan dan pelukan, dalam pengadilan dan penganiayaan, dalam pelarian maupun dalam keheningan doa.
Mari kita belajar dari Yakub, untuk tidak terburu-buru. Belajarlah berhenti sejenak di “Bersyeba” kehidupan kita—di kamar doa, di tengah misa, di saat sunyi—dan bertanya kepada Tuhan: Apa yang Engkau kehendaki, Tuhan? Maukah Engkau menyertai aku?
Lalu, ketika jawaban itu datang, seperti Yakub, mari melangkah dengan iman. Dan seperti para murid, mari bersaksi dengan keberanian, karena kita tidak sendiri. Tuhan menyertai. Dan Roh-Nya berbicara dalam hati kita.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan, tuntunlah aku agar berani melangkah dalam iman, meski dunia penuh tantangan. Ajarlah aku berhenti sejenak, mendengarkan suara-Mu, dan percaya bahwa Engkau menyertai setiap langkahku. Roh Kudus, bimbinglah kata dan tindakanku setiap hari. Amin.