Sunday, July 6, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 13 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian Minggu Biasa XV – Tahun B

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 13 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 13 Juli 2025 merupakan Hari Minggu Biasa XV, Santo Heindrich II, Pengaku Iman, Santo Eugenius, Uskup, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 13 Juli 2025:

Bacaan Pertama Ul. 30:10-14

Pada waktu itu Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka, “Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu, dan tidak pula terlalu jauh; tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya?

Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan pergi ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu; hendaklah engkau melaksanakannya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37

Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.

Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, dengan pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!

Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur,

Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari-cari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orangNya yang ada dalam tahanan.

Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda. Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bacaan Kedua Kol. 1:15-20

Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi,

yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepata tubuh, yaitu Jemaat.

Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Yoh 6:63c.68c

Tuhan, Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.

Bacaan Injil Luk 10:25-37

Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”

Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,” Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.

Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu.

Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.

Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.

Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’.

Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 13 Juli 2025

Renungan Minggu Biasa XV – Tahun B
(Berdasarkan Ul. 30:10-14; Mzm. 69; Kol. 1:15-20; Luk. 10:25-37)

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Pernahkah kita bertanya, apa sebenarnya yang Tuhan kehendaki dari kita? Kadang kita membayangkan bahwa kehendak Tuhan itu seperti misteri besar yang tersembunyi di balik awan-awan di langit atau terkunci jauh di balik samudra kehidupan—sulit dijangkau, sukar dipahami. Kita berpikir bahwa untuk menjalankan kehendak-Nya, kita harus menjadi orang yang sangat suci, sangat pandai, sangat rohani. Namun, hari ini, lewat Kitab Ulangan, Tuhan menjawab dengan sederhana: “Perintah ini tidaklah terlalu sukar bagimu… Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu; hendaklah engkau melaksanakannya.”

Saudara, kehendak Tuhan itu bukan teka-teki. Ia tidak meminta kita melompat ke langit atau menyelam ke dasar laut. Firman-Nya sudah ada di hati kita. Ia hadir dalam suara hati yang menggerakkan kita untuk mengampuni, menolong, memaafkan, menemani, mengerti, dan mengasihi. Tuhan tidak menuntut prestasi, Ia menghendaki kepekaan hati.

Dan hari ini Injil memperjelas itu dengan sangat menyentuh—kisah tentang seorang Samaria yang baik hati. Yesus bercerita tentang seseorang yang dipukuli dan ditinggalkan nyaris mati di jalan. Lalu datanglah seorang imam, lalu seorang Lewi. Dua orang religius. Tapi mereka lewat. Mungkin mereka terlalu sibuk, atau terlalu takut najis, atau berpikir “bukan urusanku.” Lalu datang seorang Samaria—musuh alami orang Yahudi—tapi justru dia yang berhenti. Ia melihat, tergerak, dan bertindak. Dia tidak cuma merasa iba, dia melakukan sesuatu.

Yesus mengajarkan bahwa mengasihi itu bukan soal siapa yang kita sukai, atau siapa yang sepaham dengan kita. Mengasihi bukan hanya soal rasa, tetapi tindakan nyata. Belas kasih itu harus kelihatan—dalam langkah, dalam pelukan, dalam bantuan, dalam pengorbanan. Kasih yang sejati melampaui batas agama, bangsa, bahkan luka masa lalu. Kita bisa menjadi “imam” atau “Lewi” dalam kehidupan modern—sibuk dengan urusan sendiri, membenarkan diri karena waktu yang mepet atau karena takut repot. Tapi Yesus mengajak kita menjadi seperti Samaria itu: mau melihat dan peduli, bahkan kalau yang terluka itu adalah orang yang selama ini kita abaikan.

Dunia kita hari ini masih dipenuhi orang-orang yang tergeletak di pinggir jalan kehidupan. Mereka bukan hanya korban perampokan, tapi juga korban ketidakpedulian, kesepian, tekanan ekonomi, konflik batin, bahkan komentar jahat di media sosial. Apakah kita melihat mereka? Atau kita menoleh ke seberang jalan?

Dalam bacaan kedua, Paulus menegaskan siapa Yesus itu: gambar Allah yang tidak kelihatan, yang menciptakan segalanya, yang mendamaikan dunia lewat salib-Nya. Artinya, Allah sendiri sudah menjadi “Samaria yang baik” bagi kita. Ia tidak tinggal di langit, tapi turun ke dunia. Ia tidak tinggal diam saat kita jatuh, tapi Ia mengangkat kita—dengan darah-Nya, dengan luka-Nya, dengan cinta yang tak bersyarat. Kristus mengasihi kita bukan karena kita layak, tapi karena Ia adalah kasih itu sendiri. Dan kasih itu menular. Bila kita sungguh mengalami Kristus, kita akan terdorong untuk berbuat serupa: menjadi tangan-tangan yang mengangkat, menjadi wajah yang menyapa, menjadi hati yang merawat.

Saudara, hari ini Tuhan tidak menanyakan seberapa sering kita berdoa, seberapa pandai kita menghafal ayat, atau seberapa aktif kita di Gereja. Ia bertanya, “Apakah kamu sudah menjadi sesama bagi yang terluka di sekitarmu?” Jangan menunggu jadi sempurna dulu untuk mencintai. Jangan menunggu tahu segalanya dulu untuk menolong. Karena seperti Sabda hari ini katakan, Firman itu sudah dekat, sudah ada dalam mulutmu dan hatimu. Tinggal satu: laksanakanlah.

Mari kita keluar dari misa hari ini dengan satu niat sederhana tapi radikal: hari ini aku tidak akan lewat begitu saja saat melihat yang membutuhkan. Hari ini aku ingin menjadi “Samaria” bagi satu orang saja. Satu langkah kecil, tapi bila dilakukan dengan kasih, bisa jadi jembatan besar menuju kehidupan kekal.

Tuhan memberkati.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku melihat sesamaku dengan hati-Mu, agar aku tak lagi lewat begitu saja. Jadikan aku tangan-Mu yang merawat, kaki-Mu yang melangkah, dan kasih-Mu yang hadir nyata, hari ini dan setiap hari. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Maia Estianty Ngode Soal Pengkhianatan, Netizen Heboh Abis Gegara Video Gibah Part 2 dari Ahmad Dhani

Drama Maia vs Dhani Lanjut Lagi, Gengs! Maia Estianty tiba-tiba update IG dengan vibes curhat yang dalem banget soal...

More Articles Like This

Favorite Post