Lagi ramai nih dua kata Jawa — “sowan” dan “cawis” — lagi rame banget dibahas netizen. Semua bermula gara-gara tayangan Xpose Uncensored di Trans7 (13 Oktober 2025) yang dinilai nyenggol ulama dan pesantren Lirboyo, Kediri.
Efeknya? Langsung viral banget! Santri, warga NU, sampai tokoh-tokoh besar ikut angkat suara.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, bahkan bilang acara itu udah kelewatan dan termasuk bentuk penghinaan buat pesantren dan para kiai yang dihormati.
Akhirnya Trans7 minta maaf, baik lewat tulisan maupun video resmi dari Direktur Produksi Andi Chairil pada 14 Oktober 2025.
Nah, di tengah semua drama itu, dua istilah khas Jawa — sowan dan cawis — malah jadi topik panas. Banyak yang penasaran, “Emang apa sih arti sebenarnya?” 🤔
🌿 Arti Kata Sowan dalam Bahasa Jawa
Kalau dibahas secara bahasa, sowan itu dari bahasa Jawa halus (krama) yang maknanya berkunjung atau menghadap ke orang yang dihormati. Tapi tenang, maknanya nggak sesederhana itu.
Dalam budaya Jawa, sowan tuh lebih dari sekadar “datang ke rumah orang.”
Sowan itu bentuk penghormatan dan silaturahmi. Biasanya ke orang yang dituakan — kayak kiai, guru, atau tokoh spiritual.
Di dunia pesantren, sowan udah kayak bagian dari hidup santri. Nggak cuma basa-basi, tapi juga latihan rendah hati.
Kebayang nggak? Seorang santri datang, nunduk sopan, cium tangan kiai, ngomong pelan penuh adab.
Tujuannya bukan cuma ngobrol, tapi juga minta doa, petunjuk, atau berkah dari sang guru.
Menurut NU Online Jabar, sowan bisa dilakukan sendiri atau bareng teman. Bisa buat minta nasihat, minta doa, atau sekadar nyambung hubungan spiritual.
Bahkan Rasulullah SAW sendiri menganjurkan silaturahmi kayak gini karena bisa memperpanjang umur dan nambah rezeki. 🌸
💫 Makna Sowan di Dunia Pesantren
Buat santri, sowan bukan cuma ketemu fisik, tapi juga punya nilai spiritual tinggi.
Mereka percaya sowan dan cium tangan kiai itu cara buat ngalap berkah (tabarrukan).
Soalnya kiai dianggap orang yang deket banget sama Allah lewat ilmunya dan kesederhanaannya.
Biasanya, pas santri baru pertama kali masuk pesantren, orang tuanya juga ikut sowan ke kiai. Kayak “nyerahin” anaknya biar dididik dengan ilmu dan adab.
Ini semacam momen simbolik yang bikin hubungan guru-murid jadi kuat banget — bahkan setelah santrinya lulus.
Dan keren lagi, banyak alumni pesantren yang tetap sowan ke kiai walau udah nikah atau kerja. Ada yang datang buat minta nasihat, ada yang cuma pengin nyium tangan dan bilang terima kasih.
Dari situ keliatan banget, hubungan santri dan kiai tuh bukan cuma akademik, tapi spiritual dan abadi.
🍃 Arti Kata Cawis dalam Bahasa Jawa
Nah, kalau cawis beda lagi nih. Arti literalnya adalah “menyiapkan” atau “nyiapin sesuatu.”
Contohnya dalam obrolan sehari-hari:
“Wis tak cawis pangané.”
Artinya: “Makanannya udah aku siapin.” 😋
Ada juga pepatah Jawa, “criwis cawis”, yang berarti orangnya banyak ngomong tapi juga sigap — bukan cuma pinter ngomong, tapi beneran gerak dan nyelesain kerjaan.
Selain itu, di budaya Jawa tradisional, cawis kadang nyambung sama kegiatan ritual kayak cawisan — acara buat nyiapin makanan dan minuman untuk menghormati arwah leluhur.
Biasanya dilakukan beberapa hari setelah seseorang meninggal. Maknanya dalam banget:
- Wujud hormat buat leluhur,
- Pengingat kebaikan almarhum,
- Simbol kesadaran spiritual tentang kehidupan setelah mati.
🕊️ Makna Cawis di Dunia Pesantren
Di pesantren, istilah cawis mungkin nggak dipakai secara formal, tapi maknanya tetap hidup.
Biasanya pas santri atau wali santri mau sowan ke kiai, mereka bakal nyawis dulu — alias nyiapin sesuatu buat dibawa.
Bisa buah tangan, makanan, atau sedekah kecil.
Tapi catet ya: ini bukan kewajiban, melainkan bentuk rasa hormat dan syukur.
Dalam tradisi pesantren, pemberian itu disebut tabarrukan — niatnya buat berbagi rezeki sambil minta doa.
Jadi, antara sowan dan cawis tuh kayak dua hal yang saling nyambung:
- Sowan = datang dan bersilaturahmi.
- Cawis = nyiapin hati dan sesuatu buat menghormati yang dikunjungi. 💝
🌸 Nilai Spiritual di Balik Sowan dan Cawis
Kalau ditarik ke akar budaya Jawa, dua tradisi ini sarat banget nilai kebaikan.
Ada andhap asor (rendah hati), tawadhu’ (hormat sama guru), dan tabarruk (mencari keberkahan).
Pesantren bukan cuma tempat belajar kitab, tapi juga tempat belajar adab — gimana bersikap, ngomong, dan menghargai orang lain.
Tradisi sowan dan cawis ngajarin kita buat nggak lupa sama rasa hormat dan syukur.
Santri diajarin kalau rezeki yang didapet sebaiknya juga dibagi buat hal baik, kayak nyawis sesuatu buat orang yang dihormati.
Itulah keindahan budaya Jawa — sederhana tapi penuh makna. 🌺
Sowan itu datang dengan hati penuh hormat.
Cawis itu nyiapin sesuatu dengan niat baik.
Keduanya jadi tradisi keren yang bikin pesantren tetap hangat dan penuh berkah sampai hari ini. 🙏✨