Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 17 Oktober 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 17 Oktober 2025 merupakan Hari Jumat XXVIII, Peringatan Wajib Santo Ignasius dari Antiokia, Uskup dan Martir, dengan Warna Liturgi Merah.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 17 Oktober 2025:
Bacaan Pertama : Rm 3:21-30
Manusia dibenarkan berkat iman, bukan karena melakukan hukum.
Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain! Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan : Mzm 32:1-2,5,11
Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!
Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!
Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!
Bait Pengantar Injil : Mzm 33:22
Ref. Alleluya, alleluya.
Tunjukkanlah kiranya kasih-setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap.
Bacaan Injil : Lukas 12:1-7
Rambut kepalamu terhitung semuanya.
Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Yesus lalu mulai mengajar pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya, “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi.
Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui.
Karena itu apa yang kalian katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan yang kalian bisikkan ke telinga di dalam kamar akan dimaklumkan dari atas atap rumah.
Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kalian takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi kemudian tak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepadamu siapakah yang harus kalian takuti.
Takutilah Dia yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sungguh, Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit?
Sungguh pun demikian tidak seekor pun dilupakan Allah. Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 17 Oktober 2025
Saudara-saudari terkasih,
Dalam Bacaan Pertama hari ini, Rasul Paulus berbicara tentang sesuatu yang sangat mendalam: bahwa manusia dibenarkan bukan karena perbuatannya, bukan karena ia taat pada hukum, melainkan karena iman kepada Yesus Kristus.
Kata-kata ini sederhana, tapi sesungguhnya mengguncang cara berpikir banyak orang pada zaman Paulus — dan juga zaman kita sekarang.
Kita hidup di dunia yang sering menilai segalanya dengan ukuran “hasil” dan “prestasi.” Orang dianggap berharga kalau punya jabatan, dihormati kalau punya uang, dan dipuji kalau terlihat suci. Tapi Paulus mengingatkan: bukan itu yang membuat kita berharga di mata Allah. Kita ini berharga karena Allah lebih dahulu mengasihi kita, bahkan ketika kita belum pantas dikasihi. Kita dibenarkan bukan karena kita sempurna, tapi karena Yesus sudah lebih dahulu menebus kita dengan darah-Nya.
Kadang kita merasa: “Saya terlalu berdosa, saya tidak layak datang kepada Tuhan.”
Tapi justru di situlah letak rahmat yang paling indah: Allah tidak menunggu kita sempurna untuk mengampuni kita. Ia datang kepada yang rapuh, yang jatuh, yang letih — seperti seorang ayah yang tidak menunggu anaknya bersih dulu untuk memeluknya. Itulah kebenaran yang tidak berdasarkan hukum, tapi berdasarkan kasih.
Dan dalam Injil hari ini, Yesus melanjutkan pesan itu dengan cara yang sangat manusiawi:
“Jangan takut.”
Kata itu diucapkan bukan satu atau dua kali, tapi berkali-kali oleh Yesus kepada para murid. “Jangan takut kepada mereka yang bisa membunuh tubuh, tapi tidak bisa menyentuh jiwa.”
Lalu Ia menambahkan gambaran yang begitu lembut: “Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya.”
Bayangkan, saudara-saudari, betapa dalam perhatian Allah atas kita. Ia mengenal kita lebih dari siapa pun. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya — bukan untuk menghakimi, tapi karena Ia sungguh peduli.
Yesus tahu bahwa kita sering hidup dalam ketakutan: takut kehilangan pekerjaan, takut gagal, takut dinilai orang, takut masa depan anak-anak kita. Tapi Yesus berkata: jangan takut. Hidup kita tidak diukur dari apa yang dunia lihat, melainkan dari iman yang kita hidupi dengan tulus.
Yesus mengingatkan murid-murid agar waspada terhadap ragi kemunafikan — artinya, jangan sampai kita hidup hanya untuk tampak baik di mata manusia, tapi lupa membangun relasi yang jujur dengan Allah. Dunia mungkin menilai dari penampilan luar, tapi Allah melihat hati. Ia tahu setiap luka, setiap air mata, setiap perjuangan yang kita sembunyikan. Dan Ia berkata kepada kita, “Engkau berharga di mata-Ku.”
Saudara-saudari, hari ini Tuhan mengajak kita untuk melepaskan dua hal: kesombongan dan ketakutan.
Kesombongan membuat kita merasa bisa menyelamatkan diri dengan usaha kita sendiri; ketakutan membuat kita ragu bahwa Allah benar-benar peduli. Iman yang sejati membebaskan kita dari keduanya.
Iman membuat kita rendah hati — karena kita tahu, semua adalah rahmat.
Dan iman juga meneguhkan kita — karena kita tahu, kita tidak berjalan sendirian.
Maka marilah hari ini kita belajar percaya lebih dalam: bukan hanya percaya bahwa Allah ada, tapi bahwa Allah peduli. Ia tidak menghitung dosa-dosa masa lalu untuk menjauh dari kita, melainkan untuk menunjukkan kasih yang lebih besar lagi.
Kalau burung pipit yang kecil saja tidak dilupakan, apalagi kita yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya.
Kalau rambut di kepala kita saja dihitung satu per satu, apalagi air mata kita yang jatuh dalam doa — semuanya diketahui oleh-Nya.
Maka jangan takut untuk datang kepada Tuhan, apa pun keadaanmu.
Jangan takut untuk percaya, walau dunia berkata sebaliknya.
Dan jangan pernah mengukur nilai hidupmu dari ukuran dunia, sebab di mata Tuhan, engkau lebih berharga dari segalanya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, ajar aku percaya sepenuhnya pada kasih-Mu.
Bebaskan aku dari takut dan kesombongan.
Bantu aku hidup rendah hati, jujur, dan penuh iman,
percaya bahwa Engkau peduli pada setiap langkah, luka, dan doa-ku,
dan selalu menuntun hidupku sesuai kehendak-Mu. Amin.