Gengs, Indonesia baru aja kehilangan salah satu legenda wayang kulit, Ki Warseno Slenk, yang meninggal dunia pada hari ini, Kamis, 12 Desember 2024, sekitar pukul 04.15 WIB. Kepergiannya jadi kabar mengejutkan buat banyak orang, terutama buat para penggemar wayang yang sering banget nonton aksi panggungnya. Sebelum kita bahas lebih lanjut, yuk kenalan dulu sama sosok Ki Warseno Slenk yang super keren ini!
Dari Keluarga Dalang, Ki Warseno Slenk Cinta Wayang Sejak Kecil
Lahir di Klaten pada 18 Juni 1965, Ki Warseno Slenk tumbuh besar di keluarga yang udah nyemplung di dunia seni sejak lama. Ayahnya, Ki Hardjodarsono, dan kakeknya, Ki Hardjomartoyo, juga dalang kondang di Jawa Tengah, terutama di Solo.
Gimana nggak, sejak kecil Ki Warseno udah ketarik banget sama seni wayang kulit dan mulai berkarier sebagai dalang pas usianya masih 16 tahun, lho!
Dan, nggak cuma soal keturunan, nama Slenk yang melekat padanya itu ternyata berasal dari penggemarnya, yang ngeliat kalau setiap pagelaran wayang yang dia tampilkan beda banget dari yang lain.
Ki Warseno punya ciri khas dengan memasukkan musik yang dekat banget dengan anak muda, jadi wayangnya nggak cuma punya cerita mendalam, tapi juga asik dan seru untuk ditonton berbagai kalangan.
Ki Warseno Slenk: Dalang yang Jadi Rujukan dan Inspirasi
Karier Ki Warseno nggak main-main, gengs! Bahkan, beliau udah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo.
Sebagai seorang dalang, Ki Warseno Slenk dikenal sebagai orang yang nggak cuma fokus ke seni, tapi juga nilai-nilai kehidupan.
Dalam bukunya yang berjudul Seni Pertunjukan Tradisional, dia menjelaskan kalau dalam pementasan wayang kulit itu ada tiga tahapan yang bisa menggambarkan hidup manusia: masa lahir, masa dewasa, dan masa kematian.
Dengan cara ini, Ki Warseno bisa menghubungkan pertunjukan wayang dengan perjalanan hidup manusia, yang membuat pagelarannya semakin dalam dan penuh makna.
Ki Warseno nggak cuma beraksi di Jawa Tengah aja, lho! Pada awal 2023, beliau dipercaya jadi dalang dalam Dies Natalis ke-47 Universitas Sebelas Maret dan menampilkan lakon Kresna Meguru.
Bahkan, di Agustus 2024, Ki Warseno juga tampil dalam acara Hari Jadi Jawa Tengah yang ke-79, dengan lakon Semar Kembar-Sembadra Larung. Pokoknya, Ki Warseno tuh selalu jadi sorotan di setiap pertunjukan yang dia gelar.
Menghargai Keberagaman dan Menyuarakan Pancasila lewat Wayang
Ki Warseno nggak hanya dikenal sebagai dalang yang paham soal seni, tapi juga punya visi yang luas. Dalam setiap karyanya, beliau selalu menekankan pentingnya rasa hormat terhadap antar agama, suku, hingga budaya.
Bahkan, Ki Warseno nggak ragu untuk mengangkat nilai-nilai Pancasila lewat karya wayangnya. Tahun 1995, beliau sempat meraih Piala Presiden melalui Festival Greget Dalang Surakarta, yang jadi bukti bahwa karyanya memang diakui secara nasional.
Selamat Jalan, Ki Warseno Slenk
Kepergian Ki Warseno Slenk pastinya meninggalkan duka mendalam buat keluarga, teman, dan seluruh pecinta seni wayang di Indonesia. Selamat jalan, Ki Warseno. Terima kasih sudah memberikan karya yang luar biasa dan menyentuh hati banyak orang.
Semoga semua ilmu dan pesan yang ditinggalkan tetap abadi dan terus menginspirasi generasi muda, terutama yang tertarik dengan budaya wayang kulit.
Rest in peace, Ki Warseno Slenk. Kamu akan selalu dikenang sebagai dalang kece yang membawa wayang ke level yang lebih keren!