Tuesday, July 1, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 6 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Minggu Biasa XIV, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 6 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 6 Juli 2025 merupakan Hari Minggu Biasa XIV, Santa Maria Goretti, Perawan dan Martir, Santa Godeliva, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 6 Juli 2025:

Bacaan Pertama Yes. 66:10-14c

Bersukacitalah bersama dengan Yerusalem, bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya, supaya kamu menghisap dari susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, supaya kamu menghirup dan menikmati dari dadanya yang bernas.

Sebab beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan.

Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh dengan lebat; maka tangan Tuhan akan nyata kepada hamba-hamba-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.

Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah “Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.

Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu.” Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!

Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita kar’na Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.

Marilah, dengarlah, hai kamu semua yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih setia-Nya dari padaku.

Bacaan Kedua Gal. 6:14-18

Saudara-saudara, aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia. Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya; tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.

Bagi semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, dan bagi semua orang yang menjadi milik Allah, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat.

Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus. Saudara-saudara, kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai rohmu. Amin.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Kol 3:15a.16a

Ref. Alelluya, alleluya, alleluya.

Hendaklah damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, dan perkataan Kristus diam di antara kamu dengan segala kekayaannya.

Bacaan Injil Luk 10:1-12.17-20

Sekali peristiwa Tuhan menunjuk tujuh puluh murid. Ia lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Kata-Nya kepada mereka, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit! Sebab itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, agar ia mengirimkan pekerja-pekerja ke tuaian itu.

Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu ‘Damai sejahtera bagi rumah ini’. Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya; tetapi jika tidak, salammu akan kembali kepadamu.

Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ. Dan katakanlah kepada mereka, ‘Kerajaan Allah sudah dekat padamu’.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 6 Juli 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bayangkan sejenak suasana Yerusalem yang digambarkan dalam bacaan pertama dari Nabi Yesaya: kota itu bukan sekadar tempat tinggal atau pusat sejarah—Yerusalem di sini adalah lambang dari rumah, pelukan, dan tempat di mana kita merasa paling diterima dan dicintai. “Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur,” kata Tuhan.

Ini adalah janji kasih yang sangat manusiawi dan mendalam. Tuhan tidak datang dengan kilat dan guntur, tapi dengan kelembutan seorang ibu yang menggendong anaknya. Dalam kelelahan hidup kita, dalam pergumulan sehari-hari, Tuhan tidak memarahi atau menghakimi terlebih dahulu. Ia datang memeluk kita. Menggendong, membelai, menguatkan.

Dan ketika kita merasakan pelukan itu, hati kita seperti rumput muda yang tumbuh subur. Apa artinya? Artinya, kasih Tuhan membuat kita hidup lagi. Kita bisa bernapas lebih lega. Kita bisa berharap. Bahkan ketika dunia di luar tampak keras dan tak ramah, pelukan dari Tuhan membuat kita tetap berdiri.

Lalu kita mendengar dari Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Galatia—sebuah suara yang tegas, tapi jujur: “Aku tidak mau bermegah selain dalam salib Kristus.” Dunia bisa menawarkan banyak hal: status, prestasi, kenyamanan. Tapi Paulus menunjukkan bahwa kekuatan kita sebagai murid-murid Kristus tidak ada pada apa yang terlihat hebat di mata manusia, melainkan pada kesetiaan kita untuk mencintai dan mengorbankan diri seperti Yesus.

Salib bukan lambang kelemahan. Salib adalah bahasa kasih yang paling dalam: ketika kita mau memikul salib untuk orang lain, untuk dunia yang sedang terluka, untuk mereka yang tersisih—di situlah kita benar-benar menjadi ciptaan baru. Sebuah hidup yang tidak hanya “baik” dalam teori, tapi nyata dalam kebaikan sehari-hari.

Lalu kita sampai pada Injil. Yesus mengutus tujuh puluh murid. Perhatikan bagaimana Ia mengutus mereka: bukan dengan senjata, bukan dengan jaminan keamanan, tapi seperti anak domba ke tengah serigala. Ini bukan gambaran yang indah, tetapi sungguh manusiawi dan realistis. Menjadi utusan Tuhan itu tidak mudah. Tapi dalam kerapuhan itu, justru damai dan kasih sejati bisa hadir.

Yesus tahu bahwa dunia ini bisa keras. Tapi Ia juga tahu bahwa dunia sangat membutuhkan damai sejahtera. Maka Ia berkata, “Katakanlah: Damai sejahtera bagi rumah ini.” Bayangkan jika setiap kita, dalam keseharian—di rumah, di tempat kerja, di jalanan—membawa dan menyampaikan damai itu. Bukan hanya dengan kata, tapi dengan sikap yang tenang, penuh pengertian, tidak mudah tersulut, dan tidak mudah menghakimi.

Kita sering berpikir bahwa menjadi murid Kristus berarti harus melakukan hal-hal besar. Tapi hari ini Yesus mengajarkan: cukup jadi pembawa damai. Cukup tinggal di satu rumah, makan bersama, hadir sepenuh hati. Kehadiran yang tulus, sabar, dan penuh kasih—itulah tanda Kerajaan Allah yang sudah dekat.

Saudara-saudari terkasih,

Kadang kita merasa kecil di tengah dunia yang ramai dan cepat ini. Tapi bacaan hari ini mengajak kita percaya: Tuhan memperhatikan kita seperti seorang ibu pada anaknya. Ia tahu letih kita. Ia tahu kita butuh dihibur. Dan dari penghiburan itu, Ia mengutus kita—not to be perfect, but to be real. Menjadi utusan yang manusiawi, yang hadir membawa damai, bukan debat. Membawa kasih, bukan kepentingan pribadi.

Kita mungkin seperti anak domba di tengah serigala, tapi kita tidak sendirian. Kita diutus bersama. Kita dipeluk Tuhan. Dan dalam salib Kristus, kita menemukan kekuatan untuk terus melangkah.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih, aku percaya Engkau menyertaiku dalam setiap langkah. Di tengah tantangan hidup, jadikan aku utusan damai-Mu. Kuatkan imanku untuk setia, meski seperti domba di tengah serigala. Biarlah salib-Mu menjadi kekuatanku dan kasih-Mu menjadi jawaban bagiku. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Kumpulan Promo Burger King Juli 2025 Bawa Screenshot Promonya, Makan Puas, Dompet Aman

Siapa nih yang lagi ngidam burger tapi dompet lagi kering? Chill aja, karena Burger King lagi ngeluarin promo gila-gilaan...

More Articles Like This

Favorite Post