Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 8 November 2024.
Kalender Liturgi hari buat Jumat 8 November 2024 merupakan Hari Jumat Biasa XXXI, Santa Teoktista, Pengaku Iman, Santo Klaudius dkk, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 8 November 2024:
Bacaan Pertama Filipi 3:17-4:1
Kita menantikan Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.
Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup seperti kami. Sebab seperti yang telah sering kukatakan kepadamu dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang hidup sebagai musuh salib Kristus.
Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut, dan kemuliaan mereka ialah hal-hal aib, sedangkan pikiran mereka semata-mata tertuju ke perkara-perkara duniawi.
Tetapi kita adalah warga Kerajaan Surga. Dari sana juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, menjadi serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, sesuai dengan kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya.
Mazmur Tanggapan Mzm 122:1-5
Ref. Ku menuju ke Altar Allah dengan sukacita.
Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumahTuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
Bait Pengantar Injil PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan Sabda Kristus.
Bacaan Injil Lukas 16:1-8
Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.
Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, ‘Apakah yang telah kudengar tentang dirimu?vBerilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.’ Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, ‘Apakah yang harus kuperbuat?
Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya. Berkatalah ia kepada yang pertama, ‘Berapa besar utangmu pada tuanku?’ Jawab orang itu, ‘Seratus tempayan minyak.’
Lalu kata bendahara itu, ‘Inilah surat utangmu. Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.’ Kemudian ia berkata kepada yang lain, ‘Dan Saudara, berapa utangmu?’
Jawab orang itu, ‘Seratus pikul gandum.’ Katanya kepada orang itu, ‘Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.’ Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 8 November 2024
Mari kita renungkan bacaan Injil Lukas 16:1-8 dan Bacaan Pertama dari Filipi 3:17-4:1.
Dalam Injil Lukas, Yesus menceritakan tentang seorang bendahara yang dipanggil untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya karena dianggap tidak jujur. Dalam situasi sulit ini, bendahara tersebut memutar otak dan membuat rencana agar tetap ditolong orang lain setelah kehilangan pekerjaan. Ia tidak dipuji karena ketidakjujurannya, tetapi karena kecerdikannya. Dari kisah ini, Yesus ingin agar kita menyadari bahwa hidup membutuhkan kebijaksanaan dan kecerdikan, tetapi kita harus menggunakannya bukan hanya untuk keuntungan pribadi, melainkan untuk tujuan yang lebih baik.
Kita bisa melihat bahwa dalam hidup sehari-hari, banyak orang yang sangat cerdas dalam mencapai kesuksesan duniawi – entah itu dalam pekerjaan, keuangan, atau relasi sosial. Namun, Yesus ingin kita mempertanyakan kembali: apakah kita sama cerdasnya dalam hal rohani? Apakah kita memiliki semangat yang sama dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, melayani sesama, dan membangun Kerajaan Allah di dunia ini? Menjadi “cerdik” itu baik, tetapi kecerdikan kita seharusnya kita gunakan untuk membawa manfaat yang benar bagi orang lain dan mengarahkan kita lebih dekat kepada Tuhan.
Bacaan dari surat Filipi melengkapi pesan ini. Santo Paulus mengingatkan kita bahwa sebagai orang beriman, kita adalah warga Kerajaan Surga. Artinya, kita memiliki tujuan hidup yang lebih besar daripada sekadar kesuksesan duniawi. Ia menasihati kita untuk tidak mengikuti orang-orang yang pikirannya hanya tertuju pada kenikmatan duniawi dan nafsu belaka. Santo Paulus memperingatkan bahwa hidup yang hanya berpusat pada hal-hal duniawi akhirnya akan menuju pada kebinasaan. Sebaliknya, kita diminta untuk berpegang teguh pada pengharapan akan Yesus Kristus, yang suatu hari akan mengubah hidup kita menjadi mulia bersama-Nya.
Bagi kita yang hidup di zaman ini, pesan ini sangat relevan. Dunia seringkali mendorong kita untuk mengejar kekayaan, popularitas, dan kesuksesan yang terlihat. Namun, sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk tidak hanya mengejar hal-hal ini, tetapi juga menyeimbangkannya dengan kebijaksanaan rohani. Kita perlu ingat bahwa pada akhirnya, hidup kita di dunia ini sementara; tujuan akhir kita adalah hidup bersama Allah di surga. Dalam hidup sehari-hari, kita bisa mengamalkan pesan ini dengan cara sederhana: ketika kita membuat keputusan, mari bertanya apakah keputusan itu membawa kita dan orang lain semakin dekat dengan Tuhan.
Marilah kita berusaha untuk selalu setia pada panggilan kita sebagai warga Kerajaan Surga, menggunakan kebijaksanaan dan kecerdasan kita dengan bijak untuk melayani Tuhan dan sesama, sambil menjaga agar hati kita tetap terarah kepada kehidupan kekal yang dijanjikan Yesus. Semoga dengan demikian, kita tidak hanya menjadi anak-anak dunia yang cerdas, tetapi lebih lagi menjadi “anak-anak terang” yang setia kepada Tuhan dan hidup dalam kasih-Nya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang penuh kasih, bantu aku untuk menggunakan kebijaksanaan dan kecerdikan dalam hidupku, bukan hanya untuk diriku sendiri, tetapi untuk melayani sesama dan memuliakan nama-Mu. Ajar aku untuk selalu mengingat tujuan hidupku, yaitu bersatu dengan-Mu dalam kasih dan pengharapan. Amin.