Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 17 Februari 2025.
Kalender Liturgi hari buat Senin 17 Februari 2025 merupakan Hari Senin Biasa VI, Santo Theodulus, Martir, Santo Bonfilio dkk, Pengaku Iman, Santo Silvinus, Pengaku Iman, Santo Nisephorus, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 17 Februari 2025:
Bacaan Pertama Kejadian 4:1-15.25
“Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia.”
Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain.
Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan.
Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya.
Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik?
Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.”
Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.
Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu.
Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi.
Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia.
Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 50:1.8.16bc-17.20-21
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.
Bait Pengantar Injil Yohanes 14:6
Ref. Alleluya.
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
Bacaan Injil Markus 8:11-13
“Mengapa angkatan ini meminta tanda?”
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga.
Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.”
Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 17 Februari 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita merenungkan dua bacaan yang memiliki makna mendalam tentang hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Bacaan pertama dari Kitab Kejadian mengisahkan tentang Kain dan Habel, dua saudara yang mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Sayangnya, Kain menjadi iri karena persembahannya tidak diterima, sementara Habel diterima oleh Tuhan. Iri hati dan kemarahan itu berujung pada tragedi: Kain membunuh adiknya sendiri. Sebuah kisah yang tragis, tetapi juga sangat relevan dengan kehidupan kita.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau bahkan mengalami perasaan iri, kecewa, atau marah ketika kita merasa bahwa orang lain lebih diberkati, lebih sukses, atau lebih diperhatikan. Mungkin kita pernah bertanya, “Mengapa dia yang berhasil, sementara saya tidak? Mengapa Tuhan seperti tidak memperhatikan saya?” Hati kita panas, seperti Kain. Tapi Tuhan memberi peringatan kepada Kain, “Jika engkau berbuat baik, bukankah engkau akan diterima? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu.” Tuhan mengingatkan bahwa kita harus menguasai perasaan negatif kita, bukan dikuasai oleh mereka.
Lalu dalam Injil hari ini, orang-orang Farisi meminta tanda dari Yesus. Mereka menuntut bukti, seolah-olah Tuhan harus membuktikan kasih-Nya dengan cara spektakuler. Tetapi Yesus mengeluh dalam hati dan menolak memberikan tanda kepada mereka. Mengapa? Karena mereka tidak mencari Tuhan dengan hati yang tulus. Mereka meminta tanda bukan untuk bertumbuh dalam iman, tetapi untuk mencobai Yesus.
Saudara-saudari, bukankah kita juga sering seperti orang Farisi? Kita sering meminta Tuhan memberikan tanda: “Tuhan, kalau Engkau benar-benar ada, berilah aku keberuntungan hari ini.” “Kalau Engkau mengasihiku, sembuhkanlah sakitku sekarang juga.” Padahal, Tuhan selalu hadir dalam hidup kita, bukan hanya dalam tanda-tanda besar, tetapi juga dalam hal-hal sederhana: dalam senyuman orang lain, dalam tangan yang menolong, dalam damai di hati.
Dari kedua bacaan ini, kita diajak untuk memeriksa hati kita. Apakah kita mudah iri dan marah seperti Kain? Apakah kita menuntut tanda dari Tuhan seperti orang Farisi? Ataukah kita mau percaya bahwa Tuhan sudah bekerja dalam hidup kita, bahkan dalam hal-hal yang tidak kita mengerti?
Marilah kita belajar untuk bersyukur dan percaya kepada Tuhan dengan hati yang tulus. Jangan biarkan iri hati menguasai kita, tetapi belajarlah untuk bersukacita atas berkat yang diterima oleh orang lain. Jangan menuntut tanda dari Tuhan, tetapi bukalah mata dan hati kita untuk melihat kasih-Nya yang telah nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semoga Tuhan menuntun kita untuk semakin dekat dengan-Nya dan semakin mencintai sesama. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, ajarilah aku untuk bersyukur atas berkat-Mu tanpa iri pada sesama. Bantulah aku mengendalikan amarah dan percaya bahwa kasih-Mu selalu hadir dalam hidupku. Jadikan aku alat damai-Mu, agar aku mencintai dengan tulus. Amin.