Saturday, June 7, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 9 Juni 2025 Lengkap Renungan Harian, Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Bunda Gereja

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 9 Juni 2025.

Kalender Liturgi hari Senin 9 Juni 2025 merupakan Hari Senin Biasa, Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Bunda Gereja, Santo Primus dan Felicianus, Martir, Santo Efrem, Pujangga Gereja, Beata Diana, Sesilia dan Amata, Perawan, Beata Anna Maria Taigi, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 9 Juni 2025:

Bacaan Pertama Kej 3:9-15.20

Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu.

Pada suatu hari, di Taman Eden, setelah Adam makan buah pohon terlarang, Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” Ia menjawab,

“Ketika aku mendengar bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Lalu Tuhan berfirman, “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?

Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab, “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”

Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu, “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu, “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu, “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan!

Dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu! Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya.

Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” Manusia itu memberi nama Hawa kepada istrinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

ATAU BACAAN LAIN: Kis 1:12-14

Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama.

Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, kembalilah para rasul dari sana ke Yerusalem yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang.

Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 87:1-2.3.5.6.7

Pujilah Tuhan, hai segala bangsa!

Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.

Tetapi tentang Sion dikatakan: “Tiap-tiap orang dilahirkan di dalamnya,” dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.

Pada waktu mencatat bangsa-bangsa Tuhan menghitung: “Ini dilahirkan di sana.” Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai, “Semua mendapatkan rumah di dalammu.”

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Ref. Alleluya, alleluya.

Berbahagialah engkau, Perawan yang mengandung Tuhan; engkaulah Bunda Gereja yang bersukacita yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus Kristus, Putramu.

Bacaan Injil Yoh 19:25-34

Inilah ibumu.

Waktu Yesus bergantung di salib, dekat salib itu berdiri ibu Yesus, dan saudara ibu Yesus, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,

berkatalah Ia kepada ibu-Nya, “Ibu, inilah anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya, “Inilah ibumu!”

Dan sejak sat itu murid itu menerima ibu Yesus di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena tahu bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Yesus, supaya genapah yang ada tertulis dalam Kitab Suci “Aku haus!”

Di situ ada suatu wadah penuh anggur asam. Maka mereka mencelupkan bunga karang dalam anggur asam itu, mencucukkannya pada sebatang hisop, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.

Sesudah meminum anggur asam itu, berkatalah Yesus, “Sudah selesai!” Lalu Yesus menundukkan kepala dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan, dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib — sebab Sabat itu adalah hari yang besar — maka datanglah para pemuka Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan, dan jenazah-jenazahnya diturunkan.

Lalu datanglah prajurit-prajurit dan mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 9 Juni 2025

Tema: “Ibu yang Menemani dalam Luka dan Harapan”

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Dalam kehidupan sehari-hari, siapa di antara kita yang tidak pernah merasa bersalah? Siapa yang tidak pernah berbuat salah, lalu berusaha menyembunyikannya, bahkan mencari kambing hitam? Inilah yang kita lihat dalam Bacaan Pertama hari ini, ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Tuhan mencari mereka dan bertanya, “Di manakah engkau?” Dan yang terjadi kemudian adalah saling menyalahkan: Adam menyalahkan Hawa, Hawa menyalahkan ular. Tapi sesungguhnya, bukan hanya tubuh mereka yang telanjang. Hati mereka pun telanjang—terbuka, rapuh, dan penuh rasa malu.

Namun lihatlah: Tuhan tidak membuang mereka. Dalam segala murka dan hukuman-Nya, Tuhan juga memberikan janji—janji penebusan, janji harapan: “Aku akan mengadakan permusuhan antara keturunanmu dan keturunan wanita itu.” Inilah yang oleh Gereja kita imani sebagai nubuat pertama tentang kedatangan Sang Penebus—Yesus Kristus—yang akan meremukkan kepala ular itu.

Dan siapa wanita yang disebutkan dalam janji ini? Siapa yang kelak akan menjadi ibu dari Sang Penebus? Maria. Bunda yang hari ini hadir dalam Injil di bawah salib.

Saudara-saudari terkasih,
Mari kita bayangkan sebentar: seorang ibu berdiri di kaki salib, menyaksikan anaknya sendiri disiksa dan wafat. Betapa hancur hatinya. Tapi Maria tidak lari. Dia tinggal. Dia bertahan. Dalam penderitaan, dia hadir. Maria tidak menyelamatkan Yesus dari salib, tapi dia menyertainya hingga akhir. Dan justru di saat paling kelam itulah, Yesus memberikan warisan terindah kepada kita: “Inilah ibumu.”

Mengapa ini penting? Karena di tengah luka akibat dosa, di tengah penderitaan dan rasa malu yang sering kita rasakan dalam hidup ini, Tuhan tidak meninggalkan kita sendirian. Dia memberikan kita seorang Ibu. Bukan hanya ibu secara biologis, tapi ibu yang rohani—yang mendampingi kita dengan kasih, dengan doa, dengan ketabahan.

Dalam Bacaan dari Kisah Para Rasul, Maria juga hadir bersama para rasul dalam doa. Dia bukan hanya ibu Yesus, tapi ibu bagi seluruh Gereja. Ibu yang tidak sekadar menjadi simbol, tapi sungguh nyata: penolong dalam doa, pelindung dalam pergumulan, pendamping di tengah penderitaan.

Lalu, apa artinya bagi kita hari ini?
Kita semua pasti punya luka: entah luka masa lalu, luka karena relasi, luka karena kegagalan, luka karena kehilangan orang yang kita kasihi. Dan sering kali, kita mencoba menyembunyikan luka itu, seperti Adam dan Hawa bersembunyi dari Tuhan. Tapi hari ini, Tuhan memanggil kita dengan suara yang lembut namun tegas:
“Di manakah engkau?”
Bukan karena Ia tidak tahu kita di mana, tapi karena Ia ingin kita jujur, terbuka, dan kembali kepada-Nya.

Dan ketika kita kembali, kita tidak kembali sendirian. Ada seorang Ibu yang menanti, yang sudah terbiasa menemani luka: Maria. Kita diajak untuk membawa hidup kita ke hadapan salib—membawa rasa malu, rasa sakit, rasa gagal, lalu menyerahkan semuanya kepada Yesus, bersama Maria.

Saudara-saudari,
Marilah kita belajar dari Maria untuk setia hadir di tengah penderitaan orang lain. Kadang, kita tidak bisa menyelesaikan masalah mereka. Tapi kita bisa hadir. Kita bisa mendampingi. Dan seperti Maria, kehadiran kita bisa menjadi tanda harapan, tanda cinta, tanda bahwa Allah masih bekerja melalui kasih manusia.

Dan marilah kita pun jangan lari dari Tuhan ketika kita jatuh. Karena justru di saat kita terpuruk, Tuhan tidak hanya bertanya, “Di manakah engkau?” tapi juga memberikan kita seorang Ibu, yang akan terus berkata, “Aku bersamamu.” Amin.

Doa Penutup

Ya Tuhan, saat aku jatuh dan terluka oleh dosa dan hidup, jangan biarkan aku bersembunyi dari-Mu. Ajarilah aku terbuka, setia seperti Maria, dan temukan Engkau dalam setiap penderitaan, agar aku tetap kuat dan setia bersama-Mu. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Cek Penjelasannya, Libur Panjang Idul Adha 2025 Kena Libur 4 Hari Full Termasuk 9 Juni 2025

Halo gaes! Yang nanya-nanya “Tanggal 9 Juni masih libur nggak sih?”, yuks kita bahas bareng di sini. Cek Penjelasannya,...

More Articles Like This

Favorite Post