Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 12 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Kamis 12 Juni 2025 merupakan Hari Kamis Biasa, Santo Yohanes Fakundus, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 12 Juni 2025:
Bacaan Pertama 2 Korintus 3:15-4:1.3-6
Saudara-saudara, memang benar, setiap kali orang-orang Israel membaca kitab Musa ada selubung yang menutup hati mereka, sampai pada hari ini. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. Dan dengan muka yang tidak terselubung kita semua mencerminkan kemuliaan Allah. Dan karena kemuliaan itu datang dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.
Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Jika Injil yang kami wartakan masih tetap tertutup maka hanya tertutup untuk mereka yang akan binasa,
yaitu orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang tidak lain adalah gambaran Allah sendiri.
Sebab yang kami wartakan bukan diri kami sendiri! Yang kami wartakan adalah Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan kami sendiri sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah bersabda, “Dari dalam gelap akan terbit terang!”
Dialah juga yang membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 85:9ab-10.11-12.13-14
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bait Pengantar Injil Matius 13:34
Ref. Alleluya.
Perintah baru Kuberikan kepada kalian, sabda Tuhan, yaitu supaya kalian saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kalian. Alleluya.
Bacaan Injil Matius 5:20-26
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Kalian telah mendengar apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya, harus dihukum!
Barangsiapa berkata kepada saudaranya: ‘Kafir!’ harus dihadapkan ke mahkamah agama, dan siapa yang berkata: ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar utangmu sampai lunas.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Kamis 12 Juni 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Hari ini kita diajak merenungkan sesuatu yang sangat dekat dalam kehidupan kita sehari-hari, sesuatu yang sering kita hadapi, tapi juga sering kita abaikan: hubungan kita dengan sesama dan bagaimana itu mencerminkan hubungan kita dengan Allah.
Yesus berkata dalam Injil hari ini, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Ini bukan kalimat yang ringan. Yesus menantang kita bukan hanya untuk taat hukum Tuhan secara lahiriah, tapi lebih dalam lagi—menghidupi kasih dan keadilan dalam hati.
Apa maksudnya? Kita bisa saja datang ke gereja, menyanyi dengan khusyuk, memberi kolekte, aktif dalam pelayanan. Tetapi… jika di hati kita masih ada kebencian, amarah, dendam, atau permusuhan terhadap sesama, semua itu bisa kehilangan maknanya.
“Jika engkau mempersembahkan persembahanmu… dan teringat ada sesuatu dalam hati saudaramu terhadap engkau, pergilah berdamai terlebih dahulu.”
Yesus mengajarkan: perdamaian lebih penting dari persembahan.
Saudara-saudari terkasih, Setiap dari kita pasti pernah mengalami konflik. Entah itu karena salah paham, sakit hati, atau perbedaan pendapat. Tapi marilah kita jujur: berapa sering kita biarkan luka itu membusuk dalam diam? Kita berdoa, kita melayani, tetapi kita tahu: ada seseorang yang tidak kita maafkan, atau yang belum kita minta maaf.
Rasul Paulus dalam Bacaan Pertama mengingatkan bahwa jika hati berbalik kepada Tuhan, maka selubung akan disingkapkan. Artinya, terang Tuhan akan membuat kita melihat dengan jernih—melihat kesalahan kita, melihat luka orang lain, dan mulai bertumbuh dalam kerendahan hati.
Tuhan adalah Roh, dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Kemerdekaan dari apa? Dari belenggu ego, dari gengsi, dari keinginan untuk menang sendiri. Dan terang dari Tuhan akan menyinari hati kita, sehingga kita mampu menjadi pribadi yang membawa damai—di rumah, di tempat kerja, di komunitas, bahkan dalam media sosial.
Saudara-saudari terkasih, Damai bukan hanya kondisi tanpa konflik. Damai adalah buah dari kasih yang dihidupi. Damai adalah ketika kita tidak hanya menahan amarah, tapi juga berani mengulurkan tangan lebih dahulu. Damai adalah saat kita lebih memilih mengampuni daripada membalas.
Tantangannya besar, tapi kabar baiknya: kita tidak sendiri. Roh Allah menyertai kita. Terang Kristus telah bercahaya dalam hati kita, seperti sabda Paulus:
“Allah yang telah bersabda: Dari dalam gelap akan terbit terang! Dialah juga yang membuat terang-Nya bercahaya dalam hati kita.”
Jadi, mari kita biarkan terang itu bekerja dalam hidup kita. Mari kita berdamai—dengan sesama dan dengan diri sendiri—supaya persembahan hidup kita benar-benar berkenan kepada Tuhan.
Sebagai penutup, saya ajak kita merenung: Apakah ada seseorang yang perlu saya minta maaf? Apakah ada luka yang perlu saya lepaskan? Apakah saya bersedia memilih damai, walau hati masih berat?
Semoga Roh Tuhan memampukan kita. Karena ketika kita hidup dalam terang dan berdamai, kita tidak hanya mencerminkan wajah Kristus—kita juga membawa Kerajaan Surga ke dunia ini. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, lembutkan hatiku untuk mau mengampuni dan berdamai. Singkapkan selubung egoku agar terang-Mu nyata dalam hidupku. Bimbing aku menjadi pembawa damai di mana pun aku berada, mencerminkan kasih-Mu dalam setiap langkahku. Amin.