Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 11 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Rabu 11 Juni 2025 merupakan Hari Rabu Biasa, Peringatan Wajib Santo Barnabas, Rasul, dengan Warna Liturgi Merah.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 11 Juni 2025:
Bacaan Pertama Kis. 11:21b-26;13:1-3
Pada perkembangan awal umat beriman, di Antiokhia sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan. Maka sampailah kabar tentang mereka itu kepada jemaat di Yerusalem.
Lalu jemaat itu mengutus Barnabas ke Antiokhia. Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan.
Karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman, sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus. Setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.
Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus.
Pada suatu hari, ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus, “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 98:2-3ab,3c-4,5-6
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
Bait Pengantar Injil Mat 28:19-20
Ref. Alleluya, alleluya.
Pergilah, ajarlah segala bangsa, sabda Tuhan. Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.
Bacaan Injil Mat 10:7-13
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang-orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan! Kamu telah menerima dengan cuma-cuma; karena itu berilah dengan cuma-cuma pula!
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.
Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak, dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya; jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 11 Juni 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita bersama-sama mendengarkan kisah yang sangat indah dari Kitab Kisah Para Rasul dan Injil Matius. Bacaan-bacaan ini mengajak kita untuk kembali merenungkan identitas kita sebagai orang Kristen — sebagai murid-murid Tuhan yang diutus, yang menerima kasih-Nya, dan diminta untuk membagikannya kepada sesama.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar bagaimana iman kepada Yesus mulai tumbuh di Antiokhia. Di sanalah, untuk pertama kalinya, para pengikut Kristus disebut “Kristen.” Itu bukan sekadar nama atau label, melainkan sebuah panggilan hidup. Menjadi Kristen artinya menjadi serupa dengan Kristus — hidup dalam kasih, dalam pengampunan, dan dalam semangat pelayanan.
Kita lihat juga bagaimana Barnabas menjadi contoh seorang yang penuh Roh Kudus dan iman. Ia adalah orang yang terbuka pada karya Allah dan mau menjangkau orang lain. Ia tidak bekerja sendirian; ia mengajak Saulus, dan mereka membangun komunitas umat bersama-sama, tinggal, mengajar, dan membimbing. Ini menunjukkan bahwa hidup beriman bukan soal berjalan sendiri, tapi berjalan bersama — saling mendukung dan menguatkan.
Lalu dalam Injil hari ini, Yesus memberikan perintah yang sangat jelas kepada para murid-Nya: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.” Tapi bukan hanya itu. Ia juga meminta mereka untuk menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati, menolong yang lemah, dan memberi tanpa meminta imbalan. “Kamu telah menerima dengan cuma-cuma, karena itu berilah dengan cuma-cuma pula,” kata Yesus.
Inilah inti hidup murid Kristus: kita semua menerima banyak dari Tuhan secara gratis — hidup kita, keluarga kita, pengampunan, kasih-Nya yang setia, rahmat setiap hari. Maka Yesus meminta kita untuk tidak menyimpan semua itu hanya untuk diri sendiri, tetapi membagikannya, juga dengan cuma-cuma, kepada sesama.
Kadang kita merasa berat untuk memberi. Kita merasa sudah terlalu lelah, terlalu sibuk, terlalu banyak yang harus dipikirkan. Tapi justru di situlah Tuhan hadir. Ia tidak menuntut yang besar. Ia hanya meminta kita untuk tetap terbuka. Ketika kita memberi sedikit waktu untuk mendengarkan orang lain, ketika kita mau memaafkan, atau sekadar tersenyum kepada yang susah, itu pun sudah menjadi wujud kasih yang nyata. Dan kasih yang kecil, jika dilakukan dengan tulus, akan berbuah besar di hadapan Tuhan.
Yesus juga mengingatkan agar kita tidak terlalu khawatir soal bekal hidup. Ia berkata, jangan membawa emas atau perak. Artinya, jangan sampai kekhawatiran tentang materi membuat kita lupa bahwa Tuhan yang memelihara kita. Kalau kita setia berjalan bersama Tuhan, Ia akan mencukupkan yang kita butuhkan.
Saudara-saudari terkasih,
Semoga dari bacaan hari ini, kita diingatkan kembali bahwa hidup sebagai orang Kristen bukan soal status, tapi soal cara hidup. Kita dipanggil untuk menjadi terang, menjadi berkat, menjadi saksi kasih Tuhan di mana pun kita berada. Dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan, bahkan di tengah kesibukan atau kesulitan hidup, kita tetap bisa menjadi utusan kasih-Nya.
Mari kita belajar dari Barnabas dan Paulus, dari para murid Yesus, dan dari Tuhan sendiri yang tidak lelah mencintai kita. Kita pun, dengan cara kita masing-masing, bisa menjadi saluran kasih Tuhan — memberi dengan cuma-cuma, seperti yang sudah kita terima dari-Nya.
Semoga Tuhan meneguhkan langkah kita dalam setiap kebaikan yang kita lakukan. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, ajarku memberi dengan tulus tanpa hitung, membuka hati untuk mengasihi seperti Engkau. Kuatkan imanku agar percaya bahwa Engkau selalu mencukupkan. Jadikan aku saluran kasih-Mu dalam hidup sehari-hari. Amin.