Saturday, June 14, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 15 Juni 2025 Lengkap Renungan Harian, HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

Must Read
5/5 - (1 vote)

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 15 Juni 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 15 Juni 2025 merupakan HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS, Santo Vitus, Modestus dan Santa Kresensia, Martir, Santa Germana Cousin, Perawan Kudus, Beata Paola Gambara Costa, Pengaku Iman, Santo Vladimir, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 15 Juni 2025:

Bacaan Pertama Ams. 8:22-31

Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.

Sebelum samudera raya ada, aku telah lahir, yakni sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air. Sebelum gunung-gunung tertanam, aku telah ada, dan lebih dahulu daripada bukit-bukit aku telah lahir; sebelum Tuhan membuat bumi dengan padang-padangnya, atau debu dataran yang pertama.

Ketika Ia mempersiapkan langit, aku ada di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya, ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras; aku ada di sana;

ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi, aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan.

Setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan aku senantiasa bermain-main di hadapan-Nya; aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm: 8:4:-5.6-7.8-9

Ref. Betapa megah nama-Mu, Tuhan, di seluruh bumi.

Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?

Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.

Domba, sapi dan ternak semuanya; hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bacaan Kedua Rm. 5:1-5

Saudara-saudara terkasih, kita, yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita beroleh jalan masuk karena iman akan kasih karunia Allah.

Di dalam kasih karunia ini kita berdiri, dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan.

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Why 1:8

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa mendatang.

Bacaan Injil:Yoh. 16:12-15

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya adalah kepunyaan-Ku; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 15 Juni 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, selamat pagi dan selamat merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Hari ini kita merayakan misteri terdalam dari iman kita: Allah yang satu, namun hadir dalam tiga Pribadi — Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Sebuah misteri yang bukan untuk dipecahkan seperti teka-teki, melainkan untuk diimani, dihidupi, dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kalau kita jujur, kita semua pernah bertanya: “Apa arti Tritunggal bagi hidup saya?” atau “Mengapa Allah itu harus tiga? Tidak cukup satu saja?” Pertanyaan-pertanyaan itu wajar. Bahkan para murid pun tidak langsung mengerti — seperti yang dikatakan Yesus dalam Injil hari ini: “Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.”

Yesus tahu bahwa memahami Allah bukan sekadar urusan logika, tapi soal hati yang terbuka dan pengalaman yang nyata akan kasih-Nya.

Saudara-saudari, dalam Bacaan Pertama dari Kitab Amsal, kita mendengar gambaran tentang “hikmat” yang sudah ada sejak permulaan dunia — sebelum bumi terbentuk, sebelum gunung-gunung, sebelum lautan. Hikmat ini hadir sebagai “anak kesayangan” Allah dan bersukacita bersama-Nya. Ini memberi kita gambaran bahwa sejak awal, Allah bukan Allah yang diam, menyendiri, atau jauh. Tetapi Allah adalah Allah yang berelasi, penuh kasih, penuh kegembiraan — sebuah “komunitas kasih.”

Inilah Tritunggal:

  • Bapa, yang menciptakan segala sesuatu karena kasih.
  • Putra, yang menjadi manusia, menyelamatkan kita karena kasih.
  • Roh Kudus, yang menemani, menguatkan, dan menguduskan kita — juga karena kasih.

Allah yang kita imani adalah Allah yang hidup dalam relasi kasih yang tak putus-putus. Jadi, bukan hanya Allah yang jauh di langit, tapi Allah yang dekat, yang mau hadir dan menyapa dalam hidup kita sehari-hari.

Coba kita renungkan sejenak kehidupan kita:

  • Ketika orangtua mencintai anak-anaknya, bahkan rela berkorban tanpa pamrih, di sana hadir cinta Bapa.
  • Ketika seorang teman menolong tanpa dihakimi saat kita jatuh, di sana hadir kasih Kristus.
  • Ketika kita tetap kuat di tengah penderitaan dan tidak putus harapan, di sana Roh Kudus bekerja.

Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus menyatakan:

“Kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus… kita bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu: kesengsaraan menimbulkan ketekunan, ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan.”

Pengharapan ini bukan pengharapan kosong. Ini pengharapan yang diperkuat oleh kasih yang sudah dicurahkan ke dalam hati kita oleh Roh Kudus.

Lalu, bagaimana kita menjalani iman Tritunggal dalam kehidupan? Mari kita semua merenungkan tiga cara sederhana namun mendalam:

  1. Relasi yang Menghidupkan
    Tritunggal adalah relasi kasih. Maka, mari kita bertanya: “Apakah relasi saya di rumah, di kantor, di lingkungan, adalah relasi yang menghidupkan? Atau malah melemahkan?”
    Mari kita menjadi pribadi yang menciptakan damai, yang menghadirkan sukacita Allah.
  2. Menjadi Wajah Allah bagi Sesama
    Saat orang lain melihat hidup kita, apakah mereka bisa melihat kasih Bapa? Kesetiaan Yesus? Sukacita dan kelembutan Roh Kudus?
    Mari kita berusaha menjadi “cermin kecil” dari Tritunggal Mahakudus.
  3. Membuka Diri kepada Roh Kebenaran
    Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran. Ini berarti hidup rohani tidak boleh berhenti. Kita perlu terus bertumbuh, mendengarkan Sabda-Nya, mengikuti suara hati yang dibimbing oleh Roh.
    Kadang kita harus berani diam, berdoa, dan bertanya: “Apa yang Tuhan mau dari hidupku saat ini?”

Saudara-saudari terkasih, Hari Raya Tritunggal Mahakudus pengingat bahwa kita diciptakan oleh kasih, untuk hidup dalam kasih, dan menyebarkan kasih.

Allah tidak pernah ingin kita hidup sendirian, terasing, atau penuh beban. Ia mau hadir di tengah keluarga kita, pekerjaan kita, luka-luka batin kita, dan juga harapan-harapan kita. Dalam semua itu, Tritunggal hadir.

Mari kita mohon agar Allah Tritunggal — Bapa, Putra, dan Roh Kudus — tinggal dalam hati kita, dalam pikiran kita, dan dalam tindakan kita. Supaya kita pun menjadi saksi kasih-Nya di dunia yang sering kali kehilangan arah. Amin.

Doa Penutup

Allah Tritunggal Mahakudus, ajarilah aku mencintai seperti Engkau: dalam keheningan, kesetiaan, dan pengharapan. Hadirlah dalam relasiku sehari-hari, agar hidupku menjadi saluran kasih, damai, dan terang bagi sesama. Bimbing aku dengan Roh-Mu. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Wisata Nostalgia dengan KA Uap Baru Klinthing, Ini Jadwal, Rute, Harga Tiket dan Fasilitas Kereta Uap Baru Klinthing

Yo, sobat petualang zaman now! Buat lo yang lagi nyari wisata unik, antimainstream, dan pastinya Instagramable, wajib banget nih...

More Articles Like This

Favorite Post