Saturday, June 28, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 30 Juni 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Senin Biasa dengan Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 30 Juni 2025.

Kalender Liturgi hari Senin 30 Juni 2025 merupakan Hari Senin Biasa, Santo Bertrandus, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Theobaldus, Pertapa, Santa Giacinta Marescotti, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 30 Juni 2025:

Bacaan Pertama Kej 18:16-33

Apakah Engkau akan membinasakan orang saleh bersama dengan orang jahat?

Setelah Abraham diberi janji oleh Tuhan, maka berangkatlah ketiga tamunya. Mereka mengarahkan pandangannya ke Sodom, dan Abraham mengantarkan mereka. Berpikirlah Tuhan, “Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang akan Kulakukan ini?

Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? Sebab Aku telah memilih dia, supaya ia memerintahkan kepada anak-anak dan keturunannya, agar tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan agar Tuhan memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya.”

Maka bersabdalah Tuhan, “Sesungguhnya, banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora, dan sesungguhnya sangat beratlah dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.”

Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan Tuhan. Abraham datang mendekat dan berkata, “Apakah Engkau akan membinasakan orang benar bersama-sama dengan orang jahat? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu?

Apakah Engkau akan membinasakan tempat itu? Tidakkah Engkau mengampuninya demi kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya daripada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama dengan orang jahat, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang jahat! Jauhkanlah kiranya yang demikian daripada-Mu!

Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Tuhan bersabda, “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu demi mereka.”

Abraham menyahut, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.

Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Tuhan bersabda, “Aku takkan memusnahkannya, jika Kudapati empat puluh lima di sana.”

Lagi Abraham melanjutkan perkataannya, “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian demi yang empat puluh itu.” Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?”

Sabda Tuhan, “Aku takkan berbuat demikian jika Kudapati tiga puluh di sana.” Kata Abraham lagi, “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Sabda Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang dua puluh itu.”

Kata Abraham, “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Jawab Tuhan, “Aku takkan memusnahkannya demi yang sepuluh itu.” Lalu pergilah Tuhan, setelah Ia selesai bersabda kepada Abraham. Dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

ATAU BACAAN LAIN: 2Tim 2:22b-26

Saudaraku terkasih, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan, yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran.

Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar. Sebaliknya ia harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, ia harus sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka, sehingga mereka mengenal kebenaran. Dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11

Ref:Tuhan itu pengasih dan penyayang.

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!

Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!

Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.

Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikian besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia!

ATAU MAZMUR LAIN Mzm 37:3-4.5-6.30-31

Refren: Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan.

Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia; bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memenuhi keinginan hatimu.

Mulut orang benar menuturkan kebijaksanaan, dan lidahnya mengatakan kebenaran. Taurat Allah ada di dalam hatinya, langkah-langkahnya tidaklah goyah.

Bait Pengantar Injil Mzm 95:8ab

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Bacaan Injil Mat 8:18-22

Ikutilah Aku.

Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus. Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang. Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya, “Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”

Yesus berkata kepadanya, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ikutilah Aku, dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 30 Juni 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Ada saat-saat dalam hidup di mana kita bertanya-tanya: “Apakah Tuhan benar-benar memperhatikan keadilan? Apakah Tuhan benar-benar mendengarkan jeritan kita, bahkan dalam kerumitan dan kekacauan hidup yang penuh dosa ini?” Pertanyaan yang sangat manusiawi. Pertanyaan yang juga ditanyakan oleh Abraham hari ini dalam bacaan pertama.

Bayangkanlah Abraham berdiri di hadapan Tuhan. Ia tahu bahwa Sodom dan Gomora adalah tempat penuh kebobrokan. Namun, di sanubarinya, ia masih percaya bahwa di tengah kegelapan pun, mungkin ada secercah cahaya. Maka ia memberanikan diri. Ia tidak menyerah pada ketakutan, ia tidak langsung pasrah pada kehancuran. Ia justru bernegosiasi dengan Tuhan, bukan untuk kepentingan dirinya, tapi demi sesama. Demi orang-orang benar yang mungkin masih ada di sana.

Apakah Tuhan marah? Tidak. Tuhan justru menyambut keberanian Abraham. Karena Tuhan bukanlah Allah yang suka membinasakan. Ia adalah Allah yang sabar, yang setia, yang penuh kasih. Tuhan mau mendengar, Tuhan mau memberi kesempatan. Bahkan demi sepuluh orang benar, Tuhan rela menahan murka-Nya. Di sinilah kita melihat: pengampunan dan kasih sayang Tuhan jauh lebih besar dari hukuman.

Lalu dalam Injil hari ini, Yesus berhadapan dengan orang-orang yang ingin mengikut Dia. Ada semangat, ada niat. Tapi Yesus tidak memberi jawaban manis. Ia berkata jujur: mengikut Aku tidak mudah. Tidak ada jaminan kenyamanan. Tidak ada tempat untuk bersandar. Bahkan urusan keluarga pun harus dikesampingkan jika itu menjadi penghalang. Ini bukan karena Yesus tidak peduli. Tapi karena mengikut Yesus berarti memberi seluruh diri, tanpa syarat.

Apa hubungan kedua bacaan ini dengan hidup kita?

Kita hidup di dunia yang seperti Sodom dan Gomora. Dunia yang penuh ketidakadilan, tipu daya, kekerasan, dan pengabaian terhadap yang lemah. Kita bisa saja putus asa. Tapi Abraham mengajarkan kita: jangan langsung menghakimi, jangan menyerah pada kegelapan. Sebaliknya, beranilah berharap. Lihatlah kemungkinan kebaikan. Perjuangkan keadilan dan kebenaran, bukan dengan marah, tetapi dengan hati yang percaya bahwa kasih Tuhan selalu punya jalan.

Dan ketika kita ingin berjalan bersama Yesus, kita pun diajak untuk jujur dengan diri sendiri: apakah aku sungguh siap meninggalkan kenyamanan? Apakah aku bersedia taat, bahkan saat itu berarti jalan yang tidak mudah?

Mengikut Kristus bukan soal ritual semata. Tapi soal keberanian hidup seperti Dia: penuh kasih, sabar, ramah kepada semua, seperti dikatakan dalam surat Timotius—tidak suka bertengkar, tidak mencari perkara yang sia-sia, melainkan lembut dalam membimbing orang yang tersesat.

Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa hati yang benar dan murni lebih bernilai dari ribuan tindakan lahiriah. Bahwa pengampunan dan kasih jauh lebih kuat dari hukuman dan penghakiman. Dan bahwa mengikut Dia adalah panggilan untuk mencintai—meski itu berarti kita harus melepaskan banyak hal yang kita anggap penting.

Maka, marilah kita belajar dari Abraham: berani berharap dan berdoa bagi orang lain, bahkan bagi mereka yang tampaknya tidak layak. Dan marilah kita belajar dari Yesus: berjalan tanpa syarat, mengikuti Dia bukan karena hidup ini nyaman, tapi karena kita percaya bahwa bersama Dia, hidup kita punya makna.

Semoga firman hari ini menggetarkan hati kita, menyentuh nurani kita, dan menggerakkan kita untuk hidup sebagai pribadi yang lebih sabar, penuh pengampunan, dan setia dalam kasih. Amin.

Doa Penutup

Tuhan, aku hanyalah manusia biasa. Tak selalu kuat, tak selalu yakin. Namun aku ingin tetap percaya kepada-Mu. Bimbing aku untuk setia mengikuti jalan-Mu, mencintai sesama dengan tulus, dan jangan biarkan aku menjauh dari kasih-Mu. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

FYP Penuh Squid Game 3, Ini Alasan Konflik Player 333 dan 222 Viral Parah di TikTok

Guys, siapa di sini yang udah nonton Squid Game Season 3 yang baru drop kemarin di Netflix (27 Juni...

More Articles Like This

Favorite Post