Monday, August 11, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 18 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian, Senin Pekan Biasa XX, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 18 Agustus 2025.

Kalender Liturgi hari Senin 18 Agustus 2025 merupakan Senin Pekan Biasa XX, Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 18 Agustus 2025:

Bacaan Pertama: Hak. 2:11-19

Lalu orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan mereka beribadah kepada para Baal.

Mereka meninggalkan TUHAN, Allah nenek moyang mereka yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, lalu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka, dan sujud menyembah kepadanya, sehingga mereka menyakiti hati TUHAN.

Demikianlah mereka meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada Baal dan para Asytoret.

Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan perampok dan menjual mereka kepada musuh di sekeliling mereka, sehingga mereka tidak sanggup lagi menghadapi musuh mereka.

Setiap kali mereka maju, tangan TUHAN melawan mereka dan mendatangkan malapetaka kepada mereka, sesuai dengan apa yang telah diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN dengan sumpah, sehingga mereka sangat terdesak.

Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu.

Tetapi juga para hakim itu tidak mereka hiraukan, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Mereka segera menyimpang dari jalan yang ditempuh oleh nenek moyangnya yang mendengarkan perintah TUHAN; mereka melakukan yang tidak patut.

Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka.

Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam hal apapun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm.106:34-35,36-37,39-40,43ab,44

Mereka tidak memunahkan bangsa-bangsa, seperti yang diperintahkan TUHAN kepada mereka,

tetapi mereka bercampur baur dengan bangsa-bangsa, dan belajar cara-cara mereka bekerja.

Mereka beribadah kepada berhala-berhala mereka, yang menjadi perangkap bagi mereka.

Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat,

Mereka menajiskan diri dengan apa yang mereka lakukan, dan berzinah dalam perbuatan-perbuatan mereka.

Maka menyalalah murka TUHAN terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik-Nya sendiri.

Banyak kali dilepaskan-Nya mereka, tetapi mereka bersikap memberontak dengan rencana-rencana mereka, tenggelam dalam kesalahan mereka.

Namun Ia menilik kesusahan mereka, ketika Ia mendengar teriak mereka.

Bacaan Injil: Mat. 19:16-22

Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.”

Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,

hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”

Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 18 Agustus 2025

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Kristus,
Bacaan hari ini mengajak kita bercermin. Kisah dari Kitab Hakim-hakim menggambarkan sebuah pola yang berulang: umat Israel yang diselamatkan Tuhan, dibebaskan dari perbudakan, namun perlahan lupa pada kasih dan karya-Nya. Mereka tergoda oleh allah lain, oleh cara hidup bangsa sekitarnya, lalu jatuh ke dalam kebiasaan yang merusak diri sendiri. Dan yang menyedihkan, meski Tuhan berulang kali mengutus penyelamat, mereka selalu kembali pada kesalahan yang sama.

Kalau kita jujur, pola itu bukan hanya kisah masa lalu — itu juga cermin kehidupan kita. Berapa kali Tuhan menolong kita keluar dari masalah? Berapa kali kita menangis, berjanji akan setia, akan berubah, lalu… pelan-pelan kembali pada kebiasaan lama? Kadang bukan patung berhala yang kita sembah, tapi “allah-allah modern” yang diam-diam merebut hati kita: uang, status, pengakuan orang, rasa nyaman, bahkan ego kita sendiri. Semua itu bisa membuat kita lupa bahwa hanya Tuhan yang mampu memberi damai sejati.

Injil hari ini menampilkan orang muda yang sebenarnya baik — ia sudah menaati hukum Tuhan sejak kecil. Tapi ketika Yesus mengajaknya melangkah lebih jauh, meninggalkan harta dan mengikut Dia, hatinya berat. Bukan karena ia jahat, tapi karena ia terikat. Harta itu mungkin memberi rasa aman, identitas, bahkan kebanggaan. Sama seperti kita yang kadang sulit melepaskan hal-hal yang membuat kita merasa “aman” walau itu menghalangi kita untuk sungguh bebas mengasihi.

Di sinilah ujian sesungguhnya dimulai. Tantangan itu bukan sekadar soal meninggalkan harta, tetapi meninggalkan rasa aman yang kita pegang erat. Zaman sekarang, “harta” itu tidak selalu berbentuk uang atau rumah mewah. Kadang itu adalah jabatan, relasi, pengakuan orang lain, atau zona nyaman yang membuat kita sulit sepenuhnya menyerahkan diri pada kehendak Tuhan. Kita bisa saja rajin ke gereja, tapi jika hati masih terikat pada sesuatu yang menghalangi kita mengasihi tanpa batas, kita akan sulit mengikuti Yesus dengan sepenuh hati.

Kita lihat bagaimana orang muda itu pergi dengan sedih. Bukan karena ia tidak mengerti, tetapi karena ia tidak sanggup melepaskan apa yang paling ia cintai selain Tuhan. Begitu juga kita, sering kali kita tidak menolak panggilan Tuhan secara langsung, tetapi kita menundanya. Kita berkata, “Nanti saja, Tuhan, setelah keadaan lebih aman, setelah semua urusan beres, setelah aku siap.” Padahal, panggilan Yesus selalu untuk sekarang.

Pesan Yesus jelas: kalau mau masuk ke dalam hidup, turutilah perintah Tuhan. Tapi kalau mau sempurna, kalau mau sungguh-sungguh menjadi murid-Nya, kita diajak untuk berani melepaskan apa yang mengikat hati. Tidak semua orang dipanggil menjual semua harta seperti perintah Yesus kepada orang muda itu, tapi semua kita dipanggil untuk mengosongkan diri dari apa yang menghalangi kita mengasihi Tuhan dan sesama sepenuhnya.

Saudara-saudari, mungkin kita tidak punya patung Baal di rumah, tapi kita semua punya “berhala” dalam hati. Hari ini, Tuhan mengajak kita melihatnya, menyebutnya, lalu perlahan melepaskannya. Karena pada akhirnya, keselamatan dan sukacita sejati tidak terletak pada apa yang kita miliki, tapi pada siapa yang kita ikuti. Dan hanya satu Pribadi yang layak diikuti tanpa ragu: Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.

Semoga kita belajar bukan hanya untuk diingatkan, tapi juga untuk bertahan dalam kesetiaan, supaya hidup kita tidak lagi bolak-balik jatuh pada pola yang sama, melainkan semakin hari semakin dekat pada Dia yang memberi hidup kekal. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, tolong aku melepaskan segala yang mengikat hatiku selain Engkau. Ajari aku setia, meski godaan datang. Penuhi aku dengan kasih-Mu, agar aku selalu memilih Engkau di atas segalanya, kini dan selamanya. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

OJK Bongkar Perbedaan Pinjol dan Pindar, Plus Tips Hindarin Pinjol Abal-Abal

Eh sob, lo pernah gak sih lagi santai-santai tiba-tiba dapet WA atau SMS yang nawarin pinjaman duit kilat? Nah,...

More Articles Like This

Favorite Post