Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 19 Agustus 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 19 Agustus 2025 merupakan Selasa Pekan Biasa XX, Peringatan S. Yohanes Eudes, Imam dan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 19 Agustus 2025:
Bacaan Pertama: Hak. 6:11-24a
Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian.
Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.”
Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.”
Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!”
Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.”
Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.”
Maka jawabnya kepada-Nya: “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku. Janganlah kiranya pergi dari sini, sampai aku datang kepada-Mu membawa persembahanku dan meletakkannya di hadapan-Mu.” Firman-Nya: “Aku akan tinggal, sampai engkau kembali.”
Masuklah Gideon ke dalam, lalu mengolah seekor anak kambing dan roti yang tidak beragi dari seefa tepung; ditaruhnya daging itu ke dalam bakul dan kuahnya ke dalam periuk, dibawanya itu kepada-Nya ke bawah pohon tarbantin, lalu disuguhkannya.
Berfirmanlah Malaikat Allah kepadanya: “Ambillah daging dan roti yang tidak beragi itu, letakkanlah ke atas batu ini, dan curahkan kuahnya.” Maka diperbuatnya demikian.
Dan Malaikat TUHAN mengulurkan tongkat yang ada di tangan-Nya; dengan ujungnya disinggung-Nya daging dan roti itu; maka timbullah api dari batu itu dan memakan habis daging dan roti itu. Kemudian hilanglah Malaikat TUHAN dari pandangannya.
Maka tahulah Gideon, bahwa itulah Malaikat TUHAN, lalu katanya: “Celakalah aku, Tuhanku ALLAH! sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka.”
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.”
Lalu Gideon mendirikan mezbah di sana bagi TUHAN dan menamainya: TUHAN itu keselamatan. Mezbah itu masih ada sampai sekarang di Ofra, kota orang Abiezer.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan: Mzm. 85:9,11-12,13-14
Sesungguhnya keselamatan daripada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.
Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.
Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya.
Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.
Bacaan Injil: Mat. 19:23-30
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”
Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?”
Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu yang telah mengikut Aku akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.
Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 19 Agustus 2025
Saudara-saudari terkasih,
Kadang-kadang, kita ini merasa seperti Gideon. Kita sibuk dengan pekerjaan kita, tapi hati kita penuh rasa takut, banyak tanya. “Tuhan, kalau Engkau benar bersama aku, kenapa hidupku begini? Kenapa ada masalah yang tidak selesai-selesai?” Dan di situlah Tuhan datang… bukan ketika kita sedang kuat, tapi justru saat kita lemah.
Tuhan berkata kepada Gideon, “Akulah yang menyertai engkau.” Bayangkan, saudara-saudari, Tuhan yang Mahakuasa itu memilih orang biasa, yang merasa dirinya paling kecil, untuk melakukan karya besar. Sama seperti Dia memilih kita hari ini. Mungkin kita merasa tak sanggup, tapi Tuhan bilang: “Pergilah… Aku yang akan menyertaimu.”
Mazmur tadi juga mengingatkan kita, keselamatan itu dekat. Kebaikan akan tumbuh, keadilan akan datang, asalkan kita mau hidup setia. Tuhan itu tidak hanya memberi perintah, Dia juga memberi kekuatan dan berkat.
Dalam Injil, Yesus menegur para murid tentang sulitnya orang kaya masuk surga. Bukan soal jumlah uangnya, saudara-saudari, tapi hati yang terlalu terikat pada dunia ini. Kalau kita mau melepaskan itu demi Tuhan, Dia janji, kita akan menerima seratus kali lipat, dan hidup kekal.
Di zaman sekarang, kita hidup dalam dunia yang penuh dengan godaan untuk mengutamakan materi, status, dan kesuksesan duniawi sebagai ukuran kebahagiaan dan keberhasilan. Kita sering dihadapkan pada tekanan untuk mengejar lebih banyak, memiliki lebih banyak, dan menunjukkan lebih banyak.
Namun Yesus mengingatkan kita, bahwa mudah bagi kita terperangkap dalam kehidupan yang hanya mengejar hal-hal itu sehingga lupa akan panggilan yang sesungguhnya: mengasihi dan melayani dengan rendah hati, serta membuka hati untuk menerima anugerah Allah.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita sering merasa terjebak dalam tekanan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, keluarga, dan lingkungan sosial. Kita mudah merasa lelah, kehilangan arah, atau tergoda untuk mengutamakan diri sendiri demi keuntungan duniawi. Bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat kembali: apakah kita sudah benar-benar merdeka dari segala yang mengikat hati kita? Apakah kita berani melepaskan hal-hal yang menghalangi kita untuk mengikuti Yesus dengan setia?
Yesus juga mengingatkan kita bahwa banyak orang yang dahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang dahulu. Ini adalah panggilan untuk rendah hati dan tidak mengukur diri dengan standar dunia, melainkan dengan kasih dan pelayanan. Kita dipanggil untuk hidup dengan hati yang terbuka, yang siap melayani dan mengasihi tanpa pamrih, bahkan ketika dunia mengajarkan sebaliknya.
Mari kita berusaha menjalani hidup ini dengan keyakinan bahwa Allah selalu menyertai kita, memberi kekuatan untuk melepaskan segala yang mengikat dan mengundang kita masuk ke dalam kehidupan yang penuh makna dan damai sejati. Dalam setiap tantangan dan pergumulan, ingatlah bahwa di balik kesulitan itu ada kuasa Allah yang bekerja membawa kita menuju hidup yang kekal dan penuh berkat. Amin.
Jadi, mari kita belajar melihat diri kita seperti Tuhan melihat kita — bukan hanya apa adanya, tapi seperti yang bisa kita jadi bersama Dia. Kalau Tuhan bilang kita “pahlawan gagah berani”, walau kita merasa lemah, percayalah… bersama Dia, kita bisa.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajar aku percaya pada penyertaan-Mu, meski aku lemah dan takut. Lepaskan hatiku dari keterikatan dunia, agar aku setia mengikuti-Mu, menghasilkan buah kebaikan, dan berjalan bersama-Mu menuju hidup kekal. Amin.