Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 29 Agustus 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 29 Agustus 2025 merupakan Jumat Pekan Biasa XXI, Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Warna Liturgi Merah.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 29 Agustus 2025:
Bacaan Pertama: Yer. 1:17-19
Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!
Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini.
Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17
Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
Lepaskanlah aku dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.
Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeraman orang-orang lalim dan kejam.
Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.
Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku; Engkau yang selalu kupuji-puji.
Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya.
Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib;
Bacaan Injil: Mrk. 6:17-29
Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.
Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”
Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat,
sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.
Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya, dan orang-orang terkemuka di Galilea.
Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”
Lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!”
Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!”
Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.
Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.
Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,
Dalam bacaan hari ini, kita mendengar panggilan Tuhan yang begitu tegas kepada nabi Yeremia. “Bangkitlah, sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar.” Tuhan menegaskan bahwa di tengah perlawanan, tantangan, dan penolakan, kita tidak sendiri.
Bahkan ketika seluruh dunia seolah menentang kita—para pemimpin, orang-orang penting, bahkan masyarakat di sekitar kita—Tuhan hadir sebagai benteng, tiang besi, tembok tembaga yang melindungi kita.
Hal ini bukan sekadar cerita tentang Yeremia, tetapi juga tentang setiap dari kita.
Bukankah sering kali kita merasa takut untuk menyuarakan kebenaran, atau takut menghadapi situasi yang tidak nyaman, baik di pekerjaan, keluarga, maupun komunitas kita?
Tuhan mengingatkan kita bahwa keberanian yang benar lahir dari kesadaran akan kehadiran-Nya. Kita tidak perlu gentar, karena Allah menyertai dan membebaskan kita.
Injil hari ini membawa kita pada kisah Yohanes Pembaptis yang teguh dalam kebenaran, meskipun menghadapi bahaya besar. Yohanes berani menegur Herodes atas ketidakadilan yang dilakukannya.
Namun, keberanian itu memunculkan konflik, bahkan mengakibatkan pengorbanan nyawa. Yohanes mengingatkan kita bahwa hidup sebagai pengikut Kristus tidak selalu mudah; kebenaran kadang membawa kita pada kesulitan, bahkan pada penganiayaan.
Tetapi lihatlah, meskipun Yohanes menghadapi ancaman, dia tetap setia pada panggilan Tuhan. Tidak ada kompromi dengan kebenaran, meskipun tekanan sosial, ketakutan, atau rasa senang sesaat mencoba menggoyahkan.
Saudara-saudari terkasih, Injil ini mengingatkan kita bahwa setiap hari kita pun dihadapkan pada pilihan yang sama: apakah kita berani hidup di dalam kebenaran, ataukah kita tergoda untuk memilih jalan yang lebih mudah? Apakah kita berani membela yang benar, meski ada risiko ditolak, disalahpahami, atau tidak disukai? Atau kita lebih memilih diam, demi aman, demi nyaman?
Semoga kita tidak menjadi seperti Herodes yang tahu kebenaran tetapi lemah untuk mengikutinya, atau seperti Herodias yang dikuasai oleh dendam, atau seperti sang putri yang tanpa sadar dipakai untuk kejahatan. Melainkan kita meneladani Yohanes Pembaptis yang setia pada Tuhan sampai akhir. Hidupnya menjadi pengingat bahwa lebih baik kehilangan segala-galanya demi kebenaran, daripada mempertahankan segalanya tetapi kehilangan jiwa.
Marilah kita berdoa agar Tuhan memberi kita keberanian untuk setia pada kebenaran, mulai dari hal-hal kecil dalam hidup kita sehari-hari: dalam keluarga, pekerjaan, komunitas, maupun dalam hati kita sendiri. Sebab bila kita setia dalam hal kecil, kita pun akan dimampukan untuk setia dalam hal besar. Dan di situlah kita sungguh menjadi murid Kristus yang sejati.
Jangan biarkan rasa takut menghentikan kita dari melakukan yang benar. Percayalah, Tuhan adalah gunung batu kita, perlindungan kita, dan Dia menyertai setiap langkah kita. Semoga hidup kita menjadi saksi nyata kasih dan keadilan-Nya di tengah dunia yang sering kali penuh tantangan.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan, berikan aku keberanian memilih kebenaran di tengah godaan dunia. Jagalah hatiku tetap setia, kuat menolak yang salah, dan pandu langkahku untuk menghormati-Mu. Ajari aku hidup jujur, menempatkan-Mu di atas segalanya, dan menemukan damai dalam setiap keputusan. Amin.