Tuesday, September 23, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Selasa 30 September 2025 Lengkap Renungan Harian Katolik, Hari Selasa Pekan Biasa XXVI, Warna Liturgi Putih

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 30 September 2025.

Kalender Liturgi hari Selasa 30 September 2025 merupakan merupakan Hari Selasa Pekan Biasa XXVI, Peringatan Wajib Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 30 September 2025:

Bacaan Pertama : Zakharia 8:20-23

Banyak bangsa akan datang mencari Tuhan di Yerusalem.

Beginilah sabda Tuhan semesta alam, “Bangsa-bangsa dan penduduk banyak kota masih akan datang. Penduduk kota yang satu akan pergi kepada penduduk kota yang lain dan mengatakan, ‘Marilah kita pergi untuk melunakkan hati Tuhan dan mencari Tuhan semesta alam!’ Kami pun akan pergi!

Jadi bangsa dan suku bangsa yang kuat akan datang mencari Tuhan semesta alam di Yerusalem dan melunakkan hati Tuhan.” Beginilah sabda Tuhan semesta alam, “pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi dengan berkata, “Kami mau pergi menyertai kamu, sebab kami telah mendengar bahwa Allah menyertai kamu’!”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur : 87:1-3.4-5.6-7

Ref. Allah beserta kita.

Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya: Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub. Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah

Aku menyebut Rahab dan Babel di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia: “Ini dilahirkan di sana.” Tetapi tentang Sion dikatakan: “Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya,” dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.

Tuhan menghitung pada waktu mencatat bangsa-bangsa: “Ini dilahirkan di sana.” Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai: “Segala mata airku ada di dalammu.”

Bait Pengantar Injil: Mrk 10:45

Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang.

Bacaan Injil: Lukas 9:51-56

Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.

Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.

Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” Akan tetapi Ia berpaling dan menegur mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Selasa 30 September 2025

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Sabda Tuhan hari ini menghadirkan dua gambaran yang kontras, tetapi sesungguhnya saling melengkapi. Dari Nabi Zakharia kita mendengar nubuat penuh harapan: bangsa-bangsa akan datang mencari Tuhan, mereka akan berbondong-bondong menuju Yerusalem, ingin melekat pada orang yang percaya, karena mereka melihat Allah sungguh menyertai umat-Nya. Gambaran ini indah sekali—betapa dunia mendambakan kehadiran Allah yang nyata, bukan lewat kata-kata besar, melainkan lewat hidup umat yang benar-benar mencerminkan kasih-Nya. Orang lain tertarik kepada Allah karena mereka melihat iman itu membawa damai, pengharapan, dan sukacita yang nyata.

Lalu Injil hari ini menampilkan Yesus yang mengarahkan pandangan-Nya ke Yerusalem. Ia tahu jalan yang Ia tempuh adalah jalan salib, jalan penderitaan, jalan penolakan. Bahkan ketika Ia masuk ke sebuah desa Samaria, Ia tidak diterima. Murid-murid-Nya marah, ingin membalas dengan api dari langit. Tetapi Yesus menolak. Ia tidak datang membawa hukuman, melainkan kerahiman. Ia tahu bahwa pewartaan kasih Allah tidak bisa ditegakkan dengan amarah, tetapi dengan kesabaran, kelembutan, dan kesetiaan.

Inilah pesan yang menyatukan kedua bacaan hari ini. Dunia akan tertarik kepada Allah bukan karena kita kuat, berkuasa, atau selalu menang, tetapi karena kita setia berjalan di jalan Yesus: jalan kelembutan, jalan kesabaran, jalan kasih yang tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Orang akan berkata, seperti dalam nubuat Zakharia: “Kami mau ikut kamu, sebab kami melihat Allah menyertai kamu.” Dan itu hanya mungkin bila hidup kita sungguh menjadi cermin kasih Allah.

Saudara-saudari, dalam hidup sehari-hari kita sering menghadapi penolakan, mungkin ditolak ide kita, niat baik kita, atau bahkan kasih kita. Mudah sekali kita tergoda untuk marah, balas dendam, atau menyingkirkan orang lain. Tetapi Yesus hari ini menegur murid-murid-Nya—dan juga menegur kita—supaya jangan memakai api amarah untuk menegakkan kebenaran. Api yang sejati yang Tuhan kehendaki adalah api kasih, api Roh Kudus yang menghangatkan, bukan api yang membakar habis.

Maka marilah kita bertanya pada diri kita masing-masing: apakah orang lain, ketika melihat hidup kita, akan berkata, “Aku mau ikut, sebab aku melihat Allah ada dalam dirimu”? Apakah dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan, kita menghadirkan wajah Allah yang penuh kasih dan kesabaran? Atau justru kita lebih sering menyeret orang lain ke dalam api pertengkaran dan dendam?

Saudara-saudari terkasih, Yesus sudah menunjukkan jalannya. Ia memilih untuk menatap Yerusalem, sekalipun itu jalan salib, demi kasih kepada kita. Mari kita pun berjalan bersama Dia, menolak jalan amarah, menolak jalan kekerasan, dan memilih jalan kasih. Itulah cara terbaik menghadirkan Allah di tengah dunia, supaya dunia pun berkata, “Kami mau ikut, sebab kami melihat Allah menyertai kamu.”

Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus yang penuh kasih, ajarilah aku berjalan di jalan-Mu dengan sabar dan lembut. Saat ditolak atau disakiti, jangan biarkan amarah menguasai, tetapi penuhilah hatiku dengan kasih-Mu, agar hidupku menjadi tanda nyata Allah menyertai. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Promo HokBen 22–24 September 2025, Edisi Hari Tani Nasional Ada Diskon dan Gratisan Happy Harvest, Happy Tummy

Ada kabar mantap nih buat lo semua yang doyan HokBen. Jadi, dalam rangka Hari Tani Nasional, HokBen bikin promo...

More Articles Like This

Favorite Post