Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Selasa 2 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Selasa 2 Desember 2025 merupakan Hari Selasa Biasa Pekan I Adven, Santa Bibiana Perawan dan Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa 2 Desember 2025:
Bacaan Pertama: Yes 11:1-10
Roh Tuhan akan ada padanya.
Pada akhir zaman sebuah tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh penasihat dan keperkasaan, roh pengenal dan takut akan Tuhan; ya, kesenangannya ialah takut akan Tuhan.
Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan dengan kejujuran akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri.
Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang yang tetap terikat pada pinggangnya.
Pada waktu itu serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan merumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya.
Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anak-anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. Bayi akan bermain-main dekat liang ular tedung, dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak.
Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus. Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya. Maka pada waktu itu taruk dari pangkal Isai akan berdiri sebagai panji-panji bagi para bangsa. Dia akan dicari oleh suku-suku bangsa, dan tempat kediamannya akan menjadi mulia.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan:Mzm 72:2.7-8.12-13.17
Ref: Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya, dan damai sejahtera berlimpah sampai selama-lamanya.
Ya Allah, kiranya raja mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, ia akan membebaskan orang tertindas dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang papa.
Biarlah namanya tetap selama-lamanya, kiranya namanya semakin dikenal selama ada matahari. Kiranya segala bangsa saling memberkati dengan namanya, dan menyebut dia berbahagia.
Bait Pengantar Injil
Tuhan pasti datang, Ia datang dengan megah, dan mata para hamba-Nya akan berseri-seri
Bacaan Injil: Luk 10:21-24
Yesus bergembira dalam Roh Kudus.
Pada waktu itu bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tiada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang oleh Anak diberi anugerah mengenal Bapa.”
Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya dan berkata, “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat. Sebab Aku berkata kepada kamu, banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kalian lihat, namun tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 2 Desember 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Dalam keheningan masa Adven ini, Gereja kembali mengajak kita menata hati, menyiapkan ruang bagi Tuhan yang datang. Bacaan-bacaan suci hari ini menghadirkan dua gambaran yang begitu indah—satu dari nubuat Yesaya tentang Mesias yang membawa damai, dan satu lagi dari Injil Lukas ketika Yesus sendiri bersukacita dalam Roh Kudus. Dua bacaan ini bagaikan dua nyala lilin yang menerangi perjalanan kita menuju Natal: damai yang dijanjikan, dan syukur yang lahir dari hati yang sederhana.
Yesaya menggambarkan sebuah zaman yang tampaknya mustahil: serigala tinggal bersama domba, macan tutul berbaring dengan kambing, singa makan rumput seperti lembu. Gambaran yang hampir seperti dongeng, namun sesungguhnya adalah visi Tuhan tentang dunia yang dipulihkan, dunia yang kembali ke rencana asal Allah—di mana tidak ada lagi kekerasan, ketakutan, atau ancaman. Dunia yang penuh keadilan bagi yang lemah, kebenaran bagi yang tertindas. Dunia yang dipenuhi pengenalan akan Tuhan seperti air memenuhi laut.
Nubuat ini bukan sekadar imajinasi puitis. Inilah kerinduan hati Allah sendiri: bahwa kedamaian bukan hanya menjadi topik khotbah, tetapi napas hidup manusia; bahwa keadilan bukan hanya suara dari pengadilan, tetapi budaya dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat; bahwa kasih Allah terasa dalam cara kita memperlakukan sesama. Adven mengingatkan kita bahwa damai tidak jatuh dari langit—damai tumbuh ketika hati manusia menyambut Mesias, Sang Tunas dari tunggul Isai, yang diperkenankan Bapa untuk menghadirkan kehidupan baru bagi dunia.
Injil hari ini membawa kita pada ekspresi sukacita Yesus. Ia bergembira dalam Roh Kudus. Mengapa? Karena Bapa menyatakan misteri Kerajaan bukan kepada orang-orang yang merasa diri hebat, pintar, dan mampu, melainkan kepada “orang-orang kecil”—mereka yang hatinya terbuka, sederhana, jujur, dan berserah. Yesus seolah berkata: “Inilah yang membuat hati-Ku bersukacita: ketika manusia merendahkan diri dan membiarkan diri dicintai oleh Allah.”
Saudara-saudari terkasih, betapa sering dalam kehidupan sehari-hari kita merasa harus segala tahu, harus kuat, harus mampu sendiri. Kadang kita merasa Tuhan terlalu sulit dimengerti, atau kita merasa tidak layak menerima kasih-Nya. Namun Injil hari ini meyakinkan kita: justru ketika kita menjadi kecil—ketika kita jujur pada kelemahan, ketika kita datang kepada Tuhan apa adanya, ketika kita tidak lagi berpura-pura kuat—di situlah Tuhan menyatakan diri-Nya.
Adven adalah masa untuk “menjadi kecil.” Tidak berarti menjadi lemah, melainkan kembali ke sikap batin anak kecil yang mudah mempercayai, mudah berharap, dan mudah merasakan kasih. Seperti Yesaya berkata bahwa anak kecil akan menggiring binatang-binatang liar—demikian pula hati kekanak-kanakan dalam iman mampu menjinakkan kekhawatiran, mengatasi ketakutan, dan meredakan luka-luka kehidupan.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kalian lihat.” Ia mengajak kita menyadari betapa besar rahmat yang sudah kita terima. Kita bisa membaca Sabda-Nya setiap hari, kita bisa menyambut-Nya dalam Ekaristi, kita bisa merasakan damai-Nya dalam doa. Kadang kita lupa menghargainya karena terlalu sibuk, terlalu cepat, terlalu penuh beban. Hari ini Tuhan mengajak kita sejenak berhenti dan berkata: “Lihatlah. Aku sudah hadir. Aku sudah bekerja. Bukalah matamu.”
Dalam kehidupan zaman sekarang yang cepat dan penuh tekanan, kita mudah kehilangan fokus. Kita berharap damai, tapi hati kita penuh kecemasan. Kita merindukan keadilan, tapi kita sendiri sulit bersabar atau mengampuni. Kita ingin dekat dengan Tuhan, tapi waktu kita habis untuk hal-hal yang tidak memberi kehidupan. Renungan hari ini mengingatkan kita bahwa membangun dunia yang damai dimulai dari membiarkan damai itu tumbuh dulu dalam hati kita. Dan damai itu datang ketika kita merendahkan diri di hadapan Tuhan, membiarkan Roh-Nya memenuhi kita dengan hikmat, pengertian, kekuatan, dan takut akan Tuhan.
Saudara-saudari terkasih, marilah dalam minggu-minggu Adven ini kita membuka ruang kecil bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup kita. Biarkan Dia menjinakkan bagian-bagian “liar” dalam diri kita—amarah, iri hati, kecemasan, kebiasaan buruk. Biarkan Dia memulihkan relasi, menyembuhkan luka, dan menumbuhkan pengharapan yang baru. Jadilah kecil, sebab kepada hati yang kecil Tuhan berkenan menyatakan rahasia besar-Nya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku sederhana dan terbuka bagi-Mu. Tenangkan bagian hidupku yang gelisah, dan ajar aku membawa damai bagi sesama. Semoga dalam hal kecil setiap hari, aku semakin mampu mengenal-Mu, mengasihi-Mu, dan menghadirkan cinta-Mu. Amin.
