Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 15 Desember 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 15 Desember 2025 merupakan Hari Senin Biasa Pekan III Adven, Santa Kristiana Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 15 Desember 2025:
Bacaan Pertama Bilangan 24:2-7.15-17a
“Sebuah bintang terbit dari Yakub.”
Pada waktu itu Bileam memandang ke depan, dan ia melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka. Maka Roh Allah menghinggapi dia. Lalu ia mengucapkan sanjak, katanya, “Inilah tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya; tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.
Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel! Laksana lembah yang membentang luas, laksana taman di tepi sungai, laksana pohon gaharu yang di taman Tuhan, laksana pohon ara di tepi air. Seorang pahlawan tampil dari wangsanya memerintah bangsa yang tak terbilang banyaknya.
Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan.” Kemudian diucapkannya lagi sanjaknya, “Inilah tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya, tutur kata orang yang mendengar firman Allah, dan yang memperoleh pengenalan akan Yang Mahatinggi, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa, sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.
Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang. Aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat: sebuah bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel; ia meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 25:4bc-5ab.6-7c.8-9
Ref. Tuhan adalah kasih setia, bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Dosa-dosaku pada waktu muda, dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu.
Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait Pengantar Injil Mzm 85:8
Ref. Alleluya.
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu ya Tuhan, dan berilah kami keselamatan-Mu.
Bacaan Injil Matius 21:23-27
“Dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes?”
Pada suatu hari Yesus masuk ke bait Allah. Ketika Ia sedang mengajar, datanglah imam-imam kepala dan pemuka-pemuka bangsa Yahudi kepada-Nya; mereka bertanya, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” Jawab Yesus kepada mereka, “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kalian memberi jawabannya, Aku pun mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Nah, dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes?
Dari surga atau dari manusia?” Mereka lalu berunding satu sama lain, “Jika kita katakan, ‘Dari surga’, Ia akan berkata kepada kita, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’ Tetapi jika kita katakan, ‘Dari manusia’, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes itu nabi.”
Mereka lalu menjawab, “Kami tidak tahu.” Maka Yesus pun berkata kepada mereka, “Jika demikian, Aku pun tidak mau mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 15 Desember 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus, Kita memasuki hari-hari menjelang Natal, hari-hari ketika Gereja mengajak kita menajamkan mata hati. Adven bukan sekadar menunggu, tetapi belajar melihat—melihat tanda-tanda kehadiran Tuhan yang sering kali tidak tampak jelas bagi mereka yang matanya tertutup oleh ketakutan, kepentingan, atau keraguan. Dan hari ini, melalui Bacaan Pertama dan Injil, Tuhan mengajar kita untuk berani melihat.
Dalam Bacaan Pertama, kita mendengar kata-kata indah dari Bileam. Ia bukan orang Israel, namun justru melalui dirinya, Roh Allah berbicara. Bileam berkata bahwa matanya terbuka, ia melihat penglihatan Allah walau pun ia “sambil rebah”. Sebuah gambaran yang sangat manusiawi—kita pun sering jatuh, lelah, letih, dan mungkin merasa tidak layak. Tetapi justru di saat-saat seperti itu, Tuhan bisa membuka mata kita. Bileam melihat sesuatu yang jauh, sesuatu yang belum terjadi: “sebuah bintang terbit dari Yakub.” Sebuah tanda harapan yang akan datang, walaupun belum tampak sekarang.
Harapan itu seperti bintang. Ia tidak mengubah malam menjadi siang, tetapi ia memberi arah. Ia tidak menghilangkan gelap, tetapi ia menegaskan bahwa gelap bukan akhir. Itulah cara Tuhan bekerja: pelan, lembut, tetapi pasti. Dan untuk melihat tanda-tanda seperti itu, mata kita mesti terbuka—bukan mata yang sekadar melihat permukaan, tetapi mata yang melihat dengan iman.
Lalu dalam Injil hari ini, kita berjumpa dengan para imam kepala dan para pemuka bangsa Yahudi. Mata mereka justru tertutup. Mereka melihat Yesus, tetapi tidak sungguh melihat. Mereka mendengar ajaran-Nya, tetapi tidak ingin percaya. Mereka bertanya tentang kuasa Yesus bukan karena sungguh ingin tahu, melainkan karena ingin mencari celah untuk menjatuhkan-Nya. Dan ketika Yesus balik bertanya tentang asal pembaptisan Yohanes, mereka tidak berani menjawab. Mereka bukan tidak tahu—mereka tidak mau tahu. Mereka takut kehilangan posisi, takut kehilangan simpati orang banyak, takut terhadap konsekuensi dari jawaban mereka sendiri.
Begitulah, saudara-saudari: banyak kali yang menghalangi kita untuk melihat kebenaran bukanlah ketidaktahuan, melainkan ketidakberanian. Ketidakberanian untuk berubah, untuk mengakui kesalahan, untuk melepaskan ego, atau untuk keluar dari zona nyaman. Para pemuka itu menutup mata mereka sendiri, dan ketika mata tertutup, bagaimana mungkin melihat bintang?
Adven mengajak kita untuk tidak menjadi seperti mereka. Dunia kita hari ini penuh dengan kebingungan, suara yang saling bertentangan, ketakutan akan masa depan, dan kecemasan yang mudah sekali menutup mata hati. Kita bisa sibuk, lelah, bahkan letih berjuang. Namun justru di tengah semua itu, Tuhan memberikan kita “bintang”—tanda kecil, hal-hal sederhana, kehadiran-Nya yang lembut, yang menguatkan, yang menuntun kita kembali kepada harapan.
Bintang itu bisa berupa seseorang yang hadir dalam hidup kita, sebuah kebaikan kecil, doa yang kita panjatkan sambil lemah tetapi membuat hati kita tenang, firman Tuhan yang menyapa kita pada hari tertentu, atau keteguhan untuk melakukan hal yang benar meski sulit. Tanda-tanda itu ada, tetapi hanya dapat dilihat oleh mereka yang hatinya terbuka seperti Bileam, bukan yang hatinya terkurung seperti para pemuka.
Maka marilah, di pekan Adven ini, kita berdoa agar Tuhan membuka mata kita. Bukan mata yang sekadar melihat apa yang nampak, tetapi mata yang dapat menangkap kehadiran-Nya di balik setiap kejadian. Mata yang berani melihat kebenaran, walaupun itu menantang diri kita. Mata yang sanggup melihat harapan, walaupun situasi masih gelap.
Semoga kita menjadi pribadi yang tidak takut pada kebenaran, tetapi justru mencarinya. Semoga kita tidak dikuasai kepentingan diri, tetapi sungguh memberi ruang bagi Allah untuk menyapa. Dan semoga bintang yang dilihat oleh Bileam—bintang yang kita tahu adalah Kristus sendiri—terus memancar dalam hidup kita, menuntun kita menuju kedamaian, kesetiaan, dan sukacita sejati. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, bukalah mata hatiku agar mampu melihat kehadiran-Mu dalam hal-hal sederhana. Jauhkan aku dari ketakutan dan keengganan untuk berubah. Bimbing aku mengikuti terang-Mu seperti bintang yang menuntun, agar aku hidup setia, jujur, dan penuh harapan. Amin.
