Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 11 Mei 2025.
Kalender Liturgi hari Minggu 11 Mei 2025 merupakan HARI MINGGU PASKAH IV, Hari Minggu Panggilan, Santo Ignatius Peis dari Lakoni, Pengaku Iman, Santa Bertha, Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 11 Mei 2025:
Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 13:14.43-52
Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.
Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut agama Yahudi yang takut akan Allah mengikuti Paulus dan Barnabas. Kedua rasul itu lalu mengajar dan menasihati mereka supaya tetap hidup di dalam kasih karunia Allah.
Pada hari Sabat berikutnya berkumpullah hampir seluruh kota itu untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan oleh Paulus.
Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.
Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.”
Mendengar itu, bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar pembesar di kota itu.
Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu.
Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 100:2.3.5;R:3c
Ref. Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
Bacaan Kedua Wahyu 7:9.14b-17
Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Nampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.
Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar.
Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan siang malam melayani Dia di Bait Suci-Nya.
Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.
Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bacaan Injil Yohanes 10:27-30
Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku.
Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Minggu 11 Mei 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita diajak merenungkan satu hal yang sangat dalam dan sangat manusiawi: tentang siapa kita ini di mata Allah, dan bagaimana Allah memperlakukan kita. Bacaan-bacaan hari ini penuh dengan penghiburan, tapi juga dengan tantangan yang nyata bagi hidup kita.
Mari kita mulai dari sabda Yesus dalam Injil Yohanes:
“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku.”
Kalimat ini bukan sekadar gambaran puitis. Ini adalah pernyataan yang sangat pribadi. Yesus berkata: Aku mengenal mereka. Artinya: Dia mengenal kita – bukan hanya nama kita, bukan cuma apa pekerjaan kita, tapi juga luka-luka kita, kekhawatiran kita, perjuangan kita yang sering tidak kita ceritakan ke siapa pun.
Dan lebih dari itu: Yesus berkata bahwa kita ada di tangan-Nya. Tidak ada yang bisa merebut kita dari tangan-Nya. Mungkin hari-hari ini ada dari kita yang merasa kehilangan pegangan—karena masalah pekerjaan, karena keluarga yang mulai renggang, karena kesehatan yang menurun, atau bahkan karena hati yang mulai merasa jauh dari Tuhan. Tapi hari ini Yesus menegaskan: “Seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”
Saudara-saudari, kita semua ingin merasa aman. Kita ingin tahu bahwa ada yang menjaga kita. Dan Yesus menawarkan itu—bukan dalam bentuk hidup bebas masalah, tapi dalam bentuk kedekatan yang tak tergoyahkan.
Sekarang mari kita lihat bacaan dari Kisah Para Rasul.
Paulus dan Barnabas menyampaikan kabar gembira, dan awalnya banyak yang tertarik. Tapi begitu mereka melihat banyak orang datang—orang-orang dari luar kalangan mereka—muncullah iri hati, lalu penolakan. Dan akhirnya, mereka diusir.
Ini kisah yang sangat manusiawi, bukan? Ada orang yang mau berubah, yang mulai terbuka pada firman Tuhan—tapi ada juga yang merasa tersaingi, terganggu, tidak rela. Maka Paulus berkata dengan tegas: “Karena kamu menolaknya, kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain.”
Ini menyakitkan, tapi juga nyata. Kasih karunia Allah itu selalu tersedia, tapi tidak semua orang mau menerimanya. Bukan karena Allah pilih-pilih, tapi karena hati manusia bisa tertutup oleh iri, gengsi, atau rasa cukup diri.
Tapi lihat juga apa yang terjadi setelahnya: walau diusir, Paulus dan Barnabas tidak tawar hati. Mereka pergi ke kota lain, dan para murid tetap penuh sukacita dan dengan Roh Kudus.
Sukacita yang bukan karena keadaan luar, tapi karena Tuhan hadir dalam mereka.
Dan dalam Bacaan Kedua dari Kitab Wahyu, kita diberi gambaran yang sangat indah tentang tujuan akhir kita:
Satu kumpulan besar orang dari segala bangsa, berdiri di hadapan takhta Allah, dengan jubah putih yang dicuci dalam darah Anak Domba.
Mereka ini bukan orang-orang yang hidupnya tanpa masalah. Justru dikatakan: mereka keluar dari kesusahan besar.
Artinya mereka tahu rasanya lelah. Mereka tahu rasanya bertahan. Mereka tahu air mata dan doa malam hari. Tapi mereka juga tahu: siapa yang mereka ikuti, dan siapa yang memeluk mereka di ujung perjuangan.
Dan indahnya, dikatakan: “Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Saudara-saudari, itu janji yang sangat personal. Tuhan tidak hanya menyapu air mata secara umum, tapi satu per satu. Seperti seorang ibu yang menghapus air mata anaknya dengan lembut dan mengenal sebabnya. Begitu besar kasih Allah kepada kita.
Jadi apa yang bisa kita bawa pulang dari Sabda Tuhan hari ini?
- Jangan takut merasa lemah. Yesus tidak mencari domba yang paling kuat. Ia mencari yang mau mendengarkan suara-Nya, dan yang mau mengikuti-Nya.
- Jangan tutup hati terhadap kasih karunia Allah. Jangan jadi seperti orang-orang yang iri dan menolak Paulus. Tuhan bekerja dengan caranya, dan kadang lewat orang atau situasi yang tak kita duga.
- Jangan ragu untuk bertahan. Seperti orang-orang dalam Wahyu yang keluar dari kesusahan besar, kita semua dalam perjalanan panjang. Tapi di akhir sana, ada tangan Tuhan yang menuntun dan menghapus air mata kita.
Maka, mari kita jalani minggu ini dengan hati yang mendengarkan. Bukan hanya telinga, tapi hati yang terbuka.
Mari kita kembali menjadi domba yang mengenal suara Gembala kita. Dan percayalah: Dia tidak akan pernah membiarkan kita hilang dari tangan-Nya. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mendengarkan suara-Mu dalam setiap langkah hidupku. Bimbinglah hatiku agar tetap terbuka dan penuh sukacita dalam menghadapi tantangan. Semoga kasih-Mu selalu menguatkan dan memelihara aku, sekarang dan selamanya. Amin.