Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 10 Mei 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 10 Mei 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa Pekan III Paskah, Peringatan fakultatif Santo Yohanes dari Avila, Pujangga Gereja, Santo Antonius, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Gordianus dan Epimakus, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 10 Mei 2025:
Bacaan Pertama Kis 9:31-42
Jemaat dibangun, dan jumlahnya makin bertambah besar, oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.
Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. Di situ didapatinya seorang bernama Eneas,
yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu. Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.
Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal.
Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.”
Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas,
dan semua janda datang berdiri di dekatnya. Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.
Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!” Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri.
Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope,
dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 116:12-13.14-15.16-17
Ref. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku?
Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.
Bait Pengantar Injil Yoh 6:63b.68b
Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Bacaan Injil Yoh 6:60-69
Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.
Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Lalu bagaimanakah,
jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.”
Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Mei 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, Sabda Tuhan mengajak kita merenungkan dua hal yang sangat dekat dengan hidup kita:
Pertama, pengalaman akan kuasa Allah yang membangkitkan dan menyembuhkan.
Kedua, keraguan dan keteguhan hati dalam mengikuti Yesus.
Kisah dalam bacaan pertama sangat indah. Jemaat perdana sedang bertumbuh. Mereka damai, dipenuhi penghiburan dari Roh Kudus, dan jumlah mereka bertambah. Lalu, kita melihat dua peristiwa ajaib: Petrus menyembuhkan Eneas yang lumpuh selama delapan tahun, dan kemudian, membangkitkan Tabita dari kematian.
Perhatikan bahwa yang diangkat dari tempat tidur bukan hanya tubuh, tapi juga harapan. Orang lumpuh itu kembali berdiri. Seorang perempuan yang murah hati—Tabita—yang telah mati, dihidupkan kembali. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi agar kebaikannya bisa terus mengalir. Ini bukan cuma mukjizat spektakuler. Ini adalah tanda bahwa Tuhan tidak selesai bekerja dalam hidup kita.
Coba kita bawa ini ke dalam hidup kita sendiri.
Ada masa-masa dalam hidup di mana kita merasa “lumpuh”—tidak bisa bangkit karena beban masalah, dosa masa lalu, atau kehilangan semangat. Atau mungkin kita merasa seperti “mati” secara batin—tidak punya gairah, kehilangan makna hidup, tidak tahu ke mana arah kita. Tapi hari ini Tuhan menunjukkan:
“Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!”
Artinya: jangan hanya menunggu mujizat terjadi di luar, tapi izinkan Tuhan menyentuh bagian terdalam dari hidupmu agar engkau bisa bangkit kembali.
Saudara-saudari,
Dalam Injil, kita melihat sisi lain dari perjalanan iman: keraguan. Yesus mengajar tentang roti hidup, tentang penyerahan total kepada-Nya, dan banyak orang meninggalkan Dia.
“Perkataan ini keras,” kata mereka. Dan mungkin kita juga pernah ada di titik itu.
Saat Tuhan tidak memberi jawaban seperti yang kita harapkan, saat hidup terasa tidak adil, saat mendoakan orang yang kita cintai tapi dia tidak sembuh, atau saat kita taat tapi tetap menderita.
Yesus tidak marah pada mereka yang ragu. Dia bertanya dengan sangat manusiawi:
“Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Dan Petrus, mewakili kita semua, menjawab dengan jujur dan indah:
“Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”
Itulah iman.
Bukan karena semua bisa dimengerti, tapi karena kita mengenal siapa yang kita imani.
Bukan karena hidup selalu mudah, tapi karena kita tahu kepada siapa kita bersandar.
Saudara-saudari terkasih,
Hari ini Tuhan mengajak kita untuk percaya meski sulit, untuk bangkit meski lelah, untuk tetap tinggal meski goyah.
Kalau kita merasa lemah, seperti Eneas atau Tabita, jangan menyerah. Tuhan bisa menyembuhkan, membangkitkan, bahkan membentuk kembali hidup yang telah hancur.
Kalau kita merasa bimbang, seperti murid-murid Yesus yang mulai meninggalkan Dia, dengarlah suara-Nya yang bertanya dengan lembut:
“Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Mari kita jawab seperti Petrus:
“Tuhan, kepada siapa lagi kami akan pergi? Engkaulah hidup kami.” Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, saat aku lemah, bangkitkanlah aku; saat aku ragu, kuatkan imanku. Bimbing aku tetap setia kepada-Mu meski jalan tak mudah. Jadikan aku tanda kasih-Mu bagi sesama, agar hidupku memuliakan Engkau setiap hari. Amin.