Tuesday, May 20, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 22 Mei 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Kamis Biasa Pekan V Paskah, Warna Liturgi Putih

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 22 Mei 2025.

Kalender Liturgi hari Kamis 22 Mei 2025 merupakan Hari Kamis Biasa Pekan V Paskah, Peringatan fakultatif Santa Rita dari Cascia, Biarawati, Santa Rosa(na), Abbas, Santa Yoakima de Vedruna, Pengaku Iman, Santa Renate, Pengaku Iman, Beato Yohanes Baptista Makado, Leo Tanaka dkk, Martir, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 22 Mei 2025:

Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 15:7-21

Para Rasul dan penatua-penatua jemaat di Yerusalem bersidang, membicarakan soal sunat. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu

berdirilah Petrus dan berkata kepada para rasul dan penatua-penatua, “Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya.

Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita dan Ia sama sekali tidak mengadakan perbedaan antara kita dengan mereka, sesudah Ia menyucikan hati mereka oleh iman.

Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga.”

Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.

Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: “Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya.

Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan,

supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula.

Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.

Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 96:1-2a.2b-3

Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.

Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari Tuhan. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.

Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.

Bait Pengantar Injil Yohanes 1-:27

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.

Bacaan Injil Yohanes 15:9-11

Dalam amanat perpisahan-Nya , Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu!

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Kamis 22 Mei 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua pernah merasa dituntut untuk mengikuti banyak aturan, bahkan kadang terasa berlebihan. Di rumah, di tempat kerja, di masyarakat—dan ya, bahkan dalam hidup beriman. Lalu kita bertanya dalam hati, “Mana yang benar-benar penting? Mana yang hanya membebani?”

Itulah juga yang terjadi dalam Bacaan Pertama hari ini. Para rasul dan para penatua berkumpul di Yerusalem, membicarakan hal yang sangat serius pada waktu itu: Apakah orang non-Yahudi yang menjadi pengikut Kristus harus disunat, seperti yang diatur dalam Hukum Musa? Sebuah pertanyaan yang mewakili perdebatan besar: Apakah iman harus dibebani dengan aturan-aturan yang berat, atau cukupkah kasih karunia Tuhan sebagai dasar keselamatan?

Dan di sinilah kita mendengar suara Petrus yang sangat dalam:

Mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

Dengan kata lain, Petrus mengajak kita merenung: Apakah kita terlalu sibuk menilai apakah orang lain sudah cukup ‘pantang’, cukup ‘taat’, cukup ‘baik’? Atau… apakah kita percaya bahwa kasih karunia Tuhan-lah yang menyelamatkan kita semua? Bukan karena aturan semata, tetapi karena Allah melihat hati.

Saudara-saudari yang terkasih,

Injil hari ini adalah lanjutan dari Sabda Yesus dalam perjamuan terakhir. Dalam keheningan sebelum sengsara-Nya, Yesus berkata:

Tinggallah di dalam kasih-Ku… supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu, dan sukacitamu menjadi penuh.

Yesus tidak berkata, “Tinggallah dalam aturan-Ku,” atau “Tinggallah dalam kekuatiran.” Ia berkata, “Tinggallah dalam kasih-Ku.

Tapi bagaimana cara tinggal dalam kasih itu? Yesus memberi kuncinya:

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal dalam kasih-Ku…
Dan perintah-Nya, seperti kita tahu, bukanlah daftar panjang larangan, tapi satu inti:
Kasihilah! Kasihilah Allah, kasihilah sesamamu.

Maka renungan kita hari ini sangat nyata dan dekat dengan hidup kita:

🔹 Apakah kita terlalu mudah menghakimi iman orang lain berdasarkan penampilan luar—ritual, cara ibadah, atau kebiasaan?
Yesus tidak menilai seperti itu. Ia melihat kasih. Petrus pun mengingatkan, “Allah mengenal hati manusia.”

🔹 Apakah kita terlalu membebani diri sendiri dengan rasa bersalah dan takut karena merasa belum ‘sempurna’ dalam iman?
Hari ini kita diingatkan: kita diselamatkan bukan karena sempurna, tapi karena kasih karunia Tuhan. Maka jangan lari dari Tuhan ketika gagal, tetapi datang dan tinggal dalam kasih-Nya.

🔹 Apakah hidup kita sudah menjadi tanda sukacita, seperti yang Yesus harapkan?
Sukacita sejati datang ketika kita tinggal dalam kasih. Sukacita bukan berarti tidak ada masalah, tetapi tahu bahwa kita dikasihi, diterima, dan tidak sendirian.

Saudara-saudari yang terkasih,

Hari ini, kita diajak untuk tidak menjadi “penjaga gerbang iman” yang menutup pintu bagi orang lain dengan aturan-aturan yang kita buat sendiri. Tetapi menjadi murid Yesus yang menunjukkan kasih yang membuka pintu. Kita diajak untuk menjadi saksi bahwa Allah itu dekat, murah hati, dan penuh sukacita.

Marilah kita membawa semangat ini dalam kehidupan:
✔ Ketika melihat kekurangan orang lain, mari kita mengingat kasih karunia Tuhan.
✔ Ketika merasa berat menjalani hidup, mari kita tinggal dalam kasih Tuhan, dan bukan dalam beban yang kita taruh di bahu sendiri.
✔ Ketika ragu, tanyakan: “Apakah ini membuatku tinggal dalam kasih-Nya? Apakah ini membawa sukacita bagi sesama?”

Semoga kita semua dapat mengalami sukacita yang penuh, seperti yang Yesus janjikan. Sukacita yang lahir dari tinggal di dalam kasih-Nya, bukan dalam kecemasan atau penghakiman. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk tinggal dalam kasih-Mu, bukan dalam penghakiman. Tolong aku hidup setia pada sabda-Mu, membawa sukacita, bukan beban, bagi sesamaku. Semoga hatiku terbuka pada kasih karunia-Mu setiap hari. Amin.

 

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Dari Mualaf Langsung Haji? Ruben Onsu: ‘Gue Bener-Bener Baru Tahu Banget, Ternyata Furoda’

Lo semua pasti masih shock kan denger kabar dadakan Ruben Onsu yang siap berangkat haji tahun ini? Gak pake...

More Articles Like This

Favorite Post