Tuesday, May 20, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 23 Mei 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Jumat Biasa Pekan V Paskah

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 23 Mei 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 23 Mei 2025 merupakan Hari Jumat Biasa Pekan V Paskah, Santo Desiderius, Uskup, Santo Yohanes Baptista di Rossi, Pengaku Iman, Santa Eufrosiana, Pertapa, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 23 Mei 2025:

Bacaan Pertama Kis. 15:22-31

Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.

Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: “Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain.

Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.

Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.

Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.

Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:

kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”

Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.

Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 57:8-9,10-12

Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!

Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;

sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.

Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!

Bait Pengantar Injil Yoh 15:15b

Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bacaan Injil Yohanes 15:12-17

“Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah orang akan yang lain.”

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya.

Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.

Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 23 Mei 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini, kita mendengar dua bacaan yang terasa begitu hangat dan manusiawi, seperti sapaan seorang sahabat yang datang membawa kabar baik di tengah kegelisahan hati.

Dalam bacaan pertama, kita diajak kembali ke kehidupan jemaat mula-mula, jemaat pertama yang masih muda dan penuh semangat, namun juga masih belajar bertumbuh dalam iman. Ternyata, sejak awal Gereja berdiri, persoalan tidak pernah jauh dari umat Allah. Ada yang datang membawa ajaran yang membingungkan, membuat hati gelisah, bahkan menggoyahkan keyakinan banyak orang. Bukankah itu juga sering terjadi dalam hidup kita sekarang? Banyak hal yang membingungkan hati, informasi yang simpang siur, perasaan yang tidak menentu… kita pun bisa mudah goyah.

Tapi lihatlah bagaimana para rasul dan penatua menanggapi itu semua. Mereka tidak membalas kegelisahan dengan kemarahan, tidak juga membiarkan kebingungan berkembang liar. Mereka berkumpul, berdiskusi, berdoa, dan akhirnya mengambil keputusan bersama. Mereka mengutus orang-orang yang dipercaya, membawa pesan yang jelas, dan—yang lebih penting lagi—menghibur hati umat. Di situ, kita melihat wajah Gereja yang sejati: bukan hanya organisasi, bukan kekuasaan, tapi sebuah keluarga besar yang saling menjaga dan saling meneguhkan. Hati yang gelisah itu disapa, disembuhkan, dikuatkan.

Lalu dalam Injil, Yesus berbicara dengan nada yang begitu akrab. Bukan suara seorang guru yang menggurui, melainkan nada seorang sahabat yang berbicara dari hati ke hati. “Inilah perintah-Ku: Kasihilah seorang akan yang lain, seperti Aku telah mengasihi kamu.” Kalimat ini sederhana, bahkan mungkin kita sudah hafal. Tapi justru karena kesederhanaannya, sering kita anggap sepele. Padahal, di sanalah letak kekuatan iman kita.

Yesus tidak hanya berkata “kasihilah”, tapi Ia menunjukkannya. Ia mencuci kaki murid-murid-Nya. Ia duduk makan bersama orang berdosa. Ia menyembuhkan yang tersisih. Ia menangis bersama yang berduka. Dan akhirnya, Ia memberikan nyawa-Nya, bukan untuk orang-orang yang pantas, tapi untuk sahabat-sahabat-Nya—yang bahkan sempat meninggalkan dan mengkhianati-Nya.

Yesus menyebut kita sahabat. Bayangkan itu… sahabat, bukan hamba, bukan bawahan. Sahabat adalah seseorang yang tahu isi hati kita, yang tidak menuntut kesempurnaan, tapi hadir, tetap tinggal, dan tidak pergi di saat kita lemah. Betapa dalamnya kasih Yesus.

Lalu kita diminta untuk mengasihi seperti itu juga. Bukan hanya mengasihi mereka yang kita sukai, tapi juga mereka yang kadang menyakiti. Bukan hanya memberi saat sedang lapang, tapi juga berbagi saat kita pun berkekurangan. Bukan hanya hadir saat senang, tapi juga tinggal saat semua orang mulai menjauh.

Dan kasih itu, saudara-saudari, bukan selalu soal hal-hal besar. Kadang kasih hadir dalam hal yang sangat sederhana: sebuah sapaan tulus, senyuman di pagi hari, kesediaan mendengarkan tanpa menghakimi, memilih diam saat ingin marah, memberi waktu meski lelah. Kasih itu sederhana… tapi membutuhkan hati yang terbuka.

Dalam hidup kita sekarang, mudah sekali untuk menjadi dingin, acuh, apatis. Kita terlalu terburu-buru, terlalu sibuk, terlalu takut disakiti, sampai akhirnya menutup diri. Tapi Yesus hari ini mengajak kita membuka diri lagi. Membangun kembali relasi sebagai sahabat: dengan Tuhan, dengan sesama, bahkan dengan diri sendiri.

Mungkin hari-hari ini ada sesuatu yang menggelisahkan hatimu. Mungkin ada luka lama yang belum sembuh, atau orang terdekat yang menjauh. Mungkin kamu sedang lelah, merasa sendiri, atau kehilangan arah. Maka hari ini, dengarkan suara Yesus yang lembut: “Aku menyebut kamu sahabat.” Kamu tidak sendirian. Kamu dikasihi. Dan kamu diminta untuk menjadi tanda kasih itu bagi orang lain.

Saudara-saudari terkasih,
Mari kita mohon agar Roh Kudus membimbing kita, seperti Ia membimbing para rasul dahulu, agar hati kita tenang, keputusan kita bijak, dan kasih kita nyata. Semoga hidup kita pun bisa menjadi surat yang dibaca orang lain—bukan surat yang menghakimi, tapi surat yang menghibur, yang meneguhkan, yang mengingatkan bahwa di dunia yang keras ini, masih ada kasih yang lembut, dan masih ada sahabat yang setia. Itu adalah Yesus… dan kita dipanggil untuk menjadi sahabat seperti Dia. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus, ajarilah aku mengasihi seperti Engkau: dengan hati yang tulus, sabar, dan setia. Jadikan aku sahabat yang hadir, bukan hanya dalam kata, tapi dalam tindakan nyata. Bimbinglah aku mencintai tanpa syarat, meski tak selalu mudah. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Dari Mualaf Langsung Haji? Ruben Onsu: ‘Gue Bener-Bener Baru Tahu Banget, Ternyata Furoda’

Lo semua pasti masih shock kan denger kabar dadakan Ruben Onsu yang siap berangkat haji tahun ini? Gak pake...

More Articles Like This

Favorite Post