Friday, July 18, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 20 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Minggu Biasa XVI, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 20 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 20 Juli 2025 merupakan Hari Minggu Biasa XVI, Elia, Nabi, Santa Margaretha dari Antiokia, Perawan dan Martir, Santo Vinsent Kaun, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 20 Juli 2025:

Bacaan Pertama Kej. 18:1-10a

Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya.

Melihat mereka, Abraham bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud sampai ke tanah dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini.

Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar tuan-tuan segar kembali. Kemudian bolehlah tuan-tuan melanjutkan perjalanan.

Sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Perbuatlah seperti yang engkau katakan itu!” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!”

Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikannya kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu, dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada ketiga orang itu.

Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu, sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.”

Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5

Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?

Bacaan Injil 2022,Injil Juli 2022,Lukas 10:38-42Buku LukasBuku Lukas

Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.

Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.

Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bacaan Kedua Kol. 1:24-28

Saudara-saudara, sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita demi kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat.

Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan kepenuhan firman-Nya kepada kamu, yaitu: Rahasia yang tersembunyi berabad-abad dan turun-temurun, kini dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.

Allah berkenan memberitahu mereka betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di antara kamu.

Dialah harapan akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan dengan memperingatkan orang dan mengajar mereka dalam segala hikmat untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Luk 8:15

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.

Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Bacaan Injil Luk. 10:38-42

Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus dan murid-murid-Nya tiba di sebuah kampung. Seorang wanita bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Wanita itu mempunyai seorang saudara bernama Maria.

Maria itu duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. Tetapi Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata, “Tuhan, tidakkah Tuhan peduli bahwa saudariku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

Tetapi Tuhan menjawabnya, “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 20 Juli 2025

Renungan Hari Minggu – Luk. 10:38-42 | Kej. 18:1-10a | Kol. 1:24-28

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini, firman Tuhan membawa kita masuk ke dalam suasana yang akrab, sederhana, tapi sarat makna: sebuah rumah, hidangan, tamu yang datang, dan percakapan yang dalam. Kita diajak merenung bersama tentang dua hal yang sangat manusiawi tapi juga sangat ilahi: keramahtamahan dan perhatian hati.

Mari kita mulai dari Abraham. Di tengah panas terik, ia duduk di pintu kemah. Tak ada yang istimewa pada awalnya, namun saat ia melihat tiga orang asing datang, ia tidak diam. Abraham berlari, menyambut, menghidangkan makanan terbaik, dan memperlakukan mereka dengan penuh hormat. Yang menarik adalah: dia tidak tahu bahwa yang ia layani adalah Tuhan sendiri. Di sinilah kita melihat keramahtamahan yang sejati lahir dari hati yang terbuka, bukan dari siapa tamunya, tapi dari siapa tuan rumahnya.

Abraham tidak hanya menyambut. Ia melayani dengan sepenuh hati. Bukan sekadar formalitas. Ia memberikan yang terbaik, bahkan berdiri menunggu sambil mereka makan. Dan apa yang terjadi kemudian? Di tengah keheningan makan bersama itu, Tuhan menyatakan janji yang selama ini mereka tunggu: Sara akan memiliki anak. Kabar sukacita lahir dari sikap kasih yang sederhana, namun penuh pengorbanan.

Sekarang mari kita melangkah ke rumah Marta dan Maria. Suasana akrab kembali terjadi. Yesus bertamu. Marta, dengan semangat yang sama seperti Abraham, menyambut dan sibuk melayani. Tapi ada yang berbeda. Marta mulai merasa sendirian. Ia gelisah, merasa beban pelayanan ini tidak dibagi. Ia mulai menuntut. “Tuhan, suruh Maria bantu aku.”

Apa jawab Yesus? Dengan lembut Ia berkata: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. Padahal hanya satu saja yang perlu.” Apa itu? Duduk di kaki Yesus dan mendengarkan-Nya. Maria memilih untuk hadir, untuk menyimak, untuk tenang dalam hadirat Tuhan. Dan itu tidak akan diambil darinya.

Yesus tidak menegur pelayanan Marta. Ia hanya menunjukkan bahwa pelayanan itu menjadi indah ketika lahir dari hati yang terlebih dulu tenang, mendengarkan, dan terarah. Banyak dari kita seperti Marta. Kita sibuk: dengan pekerjaan, keluarga, urusan gereja, bahkan pelayanan. Tapi kadang, kesibukan itu justru membuat kita lupa untuk hadir, berhenti, dan mendengarkan Tuhan.

Maka bacaan hari ini mengajak kita untuk menyeimbangkan dua sisi ini: kesediaan untuk melayani seperti Abraham dan Marta, serta hati yang terbuka mendengar seperti Maria. Keduanya penting. Tapi yang satu tidak bisa berjalan tanpa yang lain.

Dalam bacaan kedua, Santo Paulus mengingatkan kita bahwa penderitaan pun dapat menjadi bagian dari pelayanan kasih. Ia menderita demi jemaat, dan justru di situlah ia merasakan sukacita. Mengapa? Karena Kristus hadir di tengah jemaat. Kristus bukan hanya sebuah nama, bukan hanya ide atau ajaran. Paulus berkata: “Kristus ada di antara kamu.” Inilah rahasia besar yang kini diungkapkan: bahwa Tuhan hadir dalam keheningan, dalam pelayanan, dalam penderitaan, dalam keramahtamahan, bahkan dalam setiap relasi yang dijalani dengan kasih.

Saudara-saudari yang terkasih,

Hari ini Tuhan mengetuk pintu hati kita. Ia datang, bukan selalu dalam rupa besar dan ajaib, tapi seringkali dalam sosok orang lain: tamu asing, sahabat yang datang curhat, anak yang merengek minta didengar, pasangan yang butuh pelukan, atau tetangga yang sekadar ingin ditemani.

Apakah kita seperti Abraham yang bergegas menyambut? Apakah kita seperti Marta yang bersedia melayani? Atau kita seperti Maria yang mau duduk dan mendengarkan?

Mari kita belajar membuka hati. Menerima Tuhan yang datang dalam berbagai cara. Menyambut sesama dengan tulus. Tapi juga berani berhenti, berdiam, dan hadir sepenuhnya di hadapan Tuhan. Karena seperti kata Yesus, hanya satu yang perlu. Dan itu bukan banyaknya hal yang kita kerjakan, tapi apakah hati kita benar-benar bersama Dia.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, aku sering sibuk sendiri, lupa duduk diam bersama-Mu. Kadang aku melayani tapi hatiku jauh. Tolong aku belajar seimbang—peka pada-Mu, hadir buat orang lain, tapi juga jujur pada diriku sendiri. Temani langkahku hari ini. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Rekomendasi 9 Pelembap Wajah Paling Juara Moisturizer Ampuh Perbaiki Muka Kasar dan Kering

Kulit wajah lo lagi kering, kusam, dan ngerasa udah kayak gurun Sahara? Tenang, lo nggak sendiri kok. Banyak banget...

More Articles Like This

Favorite Post