Friday, July 25, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 28 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Senin Pekan Biasa XVII

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 28 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Senin 28 Juli 2025 merupakan Hari Senin Pekan Biasa XVII.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 28 Juli 2025:

Bacaan Pertama: Keluaran 32: 15-24, 30-34

15 Lalu Musa kembali dari gunung itu sambil membawa kedua loh hukum Allah di tangannya, yang ditulisi pada kedua sisinya,

16 Dan itu dibuat oleh pekerjaan Allah; pada loh-loh itu tertulis tulisan Allah.

17 Ketika Yosua mendengar suara sorak-sorai rakyat, berkatalah ia kepada Musa: “Suara pertempuran telah kedengaran di perkemahan.”

18 Tetapi jawabnya: “Bukanlah teriak orang yang memanggil orang untuk bertempur, atau teriak orang yang menyuruh orang melarikan diri, melainkan suara penyanyi-penyanyi yang kudengar.”

19 Ketika ia dekat ke perkemahan itu, dilihatnyalah anak lembu dan tari-tarian, maka dalam amarahnya yang meluap-luap, dilemparkannyalah loh-loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung.

20 Lalu diambilnyalah anak lembu buatan mereka itu, dibakarnya, ditumbuknya sampai halus, lalu ditaburkannya ke dalam air dan diberikannya kepada orang Israel untuk diminum.

21 Lalu bertanyalah ia kepada Harun: “Apakah yang telah dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa yang sangat besar kepada mereka?

22 Jawabnya: “Janganlah tuanku menjadi kecewa, sebab tuanku tahu bahwa bangsa ini selalu berbuat jahat.

23 Kata mereka kepadaku: “Buatlah bagi kami beberapa allah, supaya mereka dapat berjalan di depan kami, karena tentang Musa ini, yang telah membawa kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang telah terjadi padanya.”

24 Lalu aku berkata kepada mereka: “Siapa di antara kamu yang mempunyai emas?” Mereka mengambilnya dan membawanya kepadaku. Lalu aku melemparkannya ke dalam api, lalu keluarlah anak lembu ini.

30 Ketika keesokan harinya tiba, berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Kamu telah berbuat dosa yang sangat besar. Aku akan menghadap TUHAN, jika aku dapat memohon kepada-Nya tentang kejahatanmu itu.

31Lalu ia kembali kepada Tuhan dan berkata: “Aku mohon kepadamu, bangsa ini telah berbuat dosa besar dan telah membuat bagi diri mereka dewa-dewa dari emas. Ampunilah kesalahan mereka ini,

32 Atau jika tidak, coretlah aku dari kitab yang kautulis itu.

33 Lalu Tuhan menjawabnya: “Barangsiapa yang telah berbuat dosa terhadap Aku, maka Aku akan menghapusnya dari kitab-Ku.

34 Tetapi pergilah dan pimpinlah bangsa ini ke tempat yang telah Kukatakan kepadamu; malaikat-Ku akan berjalan di depanmu. Dan pada hari pembalasan, Aku akan membalas dosa mereka ini juga.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 106: 19-20, 21-22, 23

R. (1a) Bersyukurlah kepada Tuhan, karena Dia baik.

19 Mereka juga membuat patung anak lembu di Horeb, dan mereka menyembah patung-patung itu.

20 Dan mereka mengganti kemuliaan mereka dengan rupa anak lembu pemakan rumput.

R. Bersyukurlah kepada Tuhan, karena Dia baik.

21 Mereka melupakan Allah, yang menyelamatkan mereka, yang telah melakukan perbuatan-perbuatan besar di Mesir,

22 Pekerjaan ajaib di tanah Cham: hal-hal yang mengerikan di Laut Merah.

R. Bersyukurlah kepada Tuhan, karena Dia baik.

23 Dan Ia berfirman, bahwa Ia akan membinasakan mereka. Bukankah Musa, orang pilihan-Nya, telah berdiri di hadapan-Nya di tempat yang retak itu? Untuk meredakan murka-Nya, supaya Ia jangan membinasakan mereka?

R. Bersyukurlah kepada Tuhan, karena Dia baik.

Haleluya: Yakobus 1:18

R. Haleluya, haleluya.

18 Bapa menghendaki kita dilahirkan oleh firman kebenaran, supaya kita menjadi semacam anak sulung di antara semua makhluk-Nya.

R. Haleluya, haleluya.

Bacaan Injil: Matius 13: 31-35

31 Dan Ia memberikan perumpamaan yang lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi yang diambil orang dan ditabur di ladangnya.

32 Itulah yang paling kecil di antara segala biji, tetapi apabila ia tumbuh, ia lebih besar daripada segala herba dan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang dan tinggal pada cabang-cabangnya.

33 Perumpamaan lain lagi dikatakan-Nya kepada mereka, katanya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.

34 Semua hal ini disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berbicara kepada mereka.

35 supaya digenapi apa yang difirmankan oleh nabi, ketika ia berkata: “Aku mau membuka mulutku mengatakan perumpamaan, dan aku mau mengucapkan hal-hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Senin 28 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Bayangkan, baru saja Musa menerima loh batu berisi sepuluh firman Allah—sebuah perjanjian suci, ditulis sendiri oleh jari Allah—namun saat ia turun dari gunung, yang ia saksikan justru sebuah pengkhianatan besar: umat Israel, yang telah dibebaskan dari perbudakan Mesir, malah menciptakan allah lain, seekor anak lembu emas, dan menyembahnya dengan nyanyian serta tari-tarian.

Sungguh ironis. Sungguh tragis.

Di saat Allah menyatakan kasih dan kehendak-Nya, manusia malah memilih jalan sendiri. Seolah-olah lebih percaya pada patung buatan tangan mereka sendiri daripada kepada Tuhan yang telah membelah Laut Merah dan memberi mereka manna dari langit. Dan Harun, imam yang seharusnya menjaga kesetiaan umat, malah membiarkan hal itu terjadi. Bahkan ia berdalih, “Aku melemparkannya ke dalam api, lalu keluarlah anak lembu ini.” Sebuah alasan yang terdengar kekanak-kanakan, bukan?

Namun, bukankah kita seringkali seperti itu juga? Mudah lupa akan kebaikan Tuhan. Ketika doa kita belum dijawab, kita mulai mencari “jalan pintas”. Ketika kita tidak lagi merasa “didekati” oleh Allah, kita mulai menyembah yang lain—entah itu uang, kekuasaan, atau kenyamanan. Kita pun sering berdalih: “Aku hanya mengikuti arus”, “semua orang juga begitu”, atau “aku tidak punya pilihan lain.”

Tapi perhatikan sikap Musa. Di puncak kekecewaannya, ia tetap memilih untuk kembali kepada Tuhan. Ia naik ke hadirat Allah, dan ia tidak sekadar memohon pengampunan untuk bangsanya, tapi ia rela dirinya sendiri dihapus dari kitab kehidupan jika itu bisa menyelamatkan mereka. Ini bukan sekadar doa. Ini adalah cinta yang mengorbankan diri. Inilah gambaran kasih yang sejati—kasih yang akan kita temui dalam diri Yesus sendiri kelak di kayu salib.

Dan justru di tengah dosa dan kehancuran itu, Injil hari ini memberikan harapan. Yesus berkata bahwa Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi—kecil, tak terlihat berpengaruh, tapi ketika tumbuh, menjadi pohon tempat burung-burung bersarang. Ia juga seperti ragi yang tersembunyi, tetapi bisa mengubah seluruh adonan.

Apa maksudnya? Bahwa harapan tidak pernah mati. Bahwa Allah tidak meninggalkan umat-Nya meskipun mereka jatuh. Bahkan dari hati yang keras dan penuh pemberontakan, Allah bisa menumbuhkan sesuatu yang baru—asal ada yang rela menabur. Asal ada yang setia percaya bahwa sekecil apa pun iman kita, sekecil apa pun perubahan yang kita mulai, Tuhan bisa memakainya untuk hal besar.

Jadi mari kita bertanya pada diri kita hari ini: dalam hidup kita, siapakah anak lembu emas itu? Apa yang selama ini kita sembah diam-diam, ketika kita merasa Allah terlalu jauh? Dan di mana letak biji sesawi yang Tuhan tanam dalam hidup kita? Apakah kita mengizinkannya tumbuh?

Mungkin kamu adalah seorang ibu rumah tangga yang merasa usahamu membesarkan anak tidak dihargai. Atau seorang anak muda yang bingung mencari arah hidup. Atau seorang pekerja yang merasa lelah dan kehilangan motivasi. Tapi percayalah: kebaikan kecil, kesetiaan yang tidak terlihat, pilihan untuk tetap jujur dan mengasihi—semua itu seperti biji sesawi yang mungkin tidak langsung berubah menjadi pohon besar, tapi di mata Tuhan, itu adalah awal dari Kerajaan-Nya yang nyata.

Maka mari kita belajar dari Musa: jangan menyerah pada dosa, tapi juga jangan menyerah pada sesama. Kita dipanggil untuk tetap menjadi perantara, pembawa harapan, penabur biji sesawi itu. Karena Kerajaan Allah tumbuh bukan lewat keajaiban yang megah, tapi lewat hati yang mau bertobat dan setia menabur kasih di tengah dunia yang sering memilih anak lembu daripada Tuhan.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang Mahabaik,
sering kali aku memilih yang mudah, bukan yang benar.
Aku tergoda menyembah hal-hal duniawi saat Engkau terasa jauh.
Namun aku tahu, hanya Engkau sumber damai sejati.
Bantulah aku kembali setia, hari demi hari.
Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Teka-Teki Huruf Kedinginan, Ini Alasan dan Makna Huruf B Jadi Jawaban Teka-Teki Kedinginan

Lo pernah nggak sih, lagi nongkrong, suasana hening kayak ujian nasional, terus tiba-tiba ada yang nembak pertanyaan absurd tapi...

More Articles Like This

Favorite Post