Tuesday, July 22, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 24 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Kamis Biasa XV, Warna Liturgi Hijau

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 24 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Kamis 24 Juli 2025 merupakan,Hari Kamis Biasa XVI, Perayaan fakultatif Santo Syarbel Makhlouf, Imam, Santo Kristoforus, Martir, Santa Kristina, Perawan dan Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 24 Juli 2025:

Bacaan Pertama Kel. 19: 1-2,9-11,16-20b

Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga. Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu.

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu.” Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN.

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya. Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.

Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.

Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.

Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Dan. 3:52,53,54,56

“Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah nenek moyang kami, yang patut dihormati dan ditinggikan selama-lamanya. Terpujilah namaMu yang mulia dan kudus, yang patut dihormat dan ditinggikan selama-lamanya.

Terpujilah Engkau dalam BaitMu yang mulia dan kudus, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.

Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaanMu, Engkau patut dinyanyikan dan ditinggikan selama-lamanya.

Terpujilah Engkau di bentangan langit, Engkau patut dinyanyikan dan dimuliakan selama-lamanya.

Bacaan Injil Mat. 13:10-17

Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: “Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?” Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.

Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.

Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.

Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Kamis 24 Juli 2025

Renungan Harian – Kamis, Pekan Biasa XV
(Bacaan: Kel. 19:1-2, 9-11, 16-20b; Matius 13:10-17)

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Coba bayangkan, kita berada di kaki Gunung Sinai. Angin gurun menerpa wajah, langit mulai gelap oleh awan tebal. Kilat menyambar, guruh menggema, dan sangkakala terdengar nyaring. Seluruh gunung bergetar. Hati kita pun ikut gemetar. Bukan karena takut semata, tapi karena kesadaran mendalam: Allah sungguh hadir.

Inilah momen ketika Tuhan menyatakan diri-Nya kepada umat Israel, setelah mereka dibebaskan dari Mesir. Sebelum itu, mereka adalah budak. Sekarang, mereka diundang menjadi umat Allah, yang kudus, yang dipersiapkan untuk sebuah perjanjian suci. Tapi lihat, sebelum Tuhan hadir, umat diminta menguduskan diri, bahkan mencuci pakaian mereka. Bukan karena Tuhan butuh mereka bersih secara jasmani, tapi karena perjumpaan dengan Allah membutuhkan hati yang siap, yang bersih dari beban, dari sikap seenaknya, dari hidup yang acuh tak acuh terhadap kasih-Nya.

Saudara, Allah kita bukan Allah yang jauh. Dia turun, Dia menyapa, Dia berbicara. Tapi Ia bukan sahabat biasa yang bisa kita samakan dengan manusia lain. Ia adalah Kudus, penuh wibawa, dan menyala dalam kasih yang membakar. Momen di Sinai itu tidak hanya sebuah tontonan. Itu adalah pelajaran: bahwa hidup rohani memerlukan kesungguhan. Ada sikap hormat. Ada kesiapan hati. Ada waktu yang kita sediakan bukan hanya untuk datang ke Gereja, tetapi untuk sungguh menyambut Tuhan yang mau hadir dan berbicara dalam hidup kita.

Dan Injil hari ini melanjutkan ajakan itu: agar kita tidak menjadi buta dan tuli rohani. Banyak orang pada zaman Yesus, walau menyaksikan mukjizat dan mendengar ajaran-Nya, tetap tidak mengerti. Mengapa? Karena hati mereka menebal. Telinga mereka berat. Mata mereka tertutup. Bukan karena Tuhan tidak berbicara, tapi karena mereka tidak mau mendengar. Mereka tidak siap membuka diri.

Tuhan Yesus memakai perumpamaan bukan untuk menyulitkan, tapi justru untuk mengajak orang berpikir lebih dalam, merenung, dan membuka hati. Tapi hanya mereka yang mau mencari, yang mau mendengar dengan hati, yang bisa memahami. Itulah mengapa Yesus berkata, “Berbahagialah matamu karena melihat, dan telingamu karena mendengar.” Bukan karena mereka pintar. Tapi karena mereka mau belajar, mau menerima, mau mendekat.

Saudara, banyak dari kita datang ke Gereja, mendengar Sabda, menerima Komuni. Tapi apakah hati kita terbuka? Apakah kita sungguh siap, atau hanya hadir secara fisik, sementara pikiran entah ke mana? Apakah kita sungguh ingin dijamah, diajar, dan diubah oleh Tuhan?

Hari ini Tuhan mengundang kita untuk kembali menguduskan diri – bukan dengan ritual khusus, tetapi dengan sikap hati yang mau sungguh mendengarkan-Nya. Membersihkan diri dari keengganan, dari rutinitas yang hampa, dari sikap merasa “sudah cukup tahu.”

Allah yang sama yang turun di Sinai, yang berbicara dalam guruh dan kilat, kini datang juga dalam Sabda dan Sakramen. Tapi cara-Nya kini lebih lembut, lebih akrab – dalam suara hati, dalam kisah Injil, dalam potongan roti dan anggur. Jangan sampai karena kehadiran-Nya tidak semegah kilat di Sinai, kita jadi mengabaikan-Nya. Justru dalam kesederhanaan, Tuhan kini bicara lebih dalam.

Maka mari kita bersyukur. Kita adalah umat yang diundang untuk melihat dan mendengar. Jangan biarkan mata rohani kita melekat tertutup, atau telinga kita berat mendengar. Siapkan hatimu seperti Israel di kaki gunung. Bersihkan dirimu. Buka telingamu. Dan biarlah Sabda-Nya tinggal dalam hidupmu.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, bukalah mata dan telingaku agar mampu melihat dan mendengar Engkau dalam hidup sehari-hari. Kuduskan hatiku agar siap menerima sabda-Mu. Ajarlah aku untuk setia dan rendah hati, supaya hidupku menjadi tempat tinggal-Mu yang berkenan. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Viral Game Upin & Ipin Universe GRATIS, Tapi Hati-Hati Link Bajakannya

Udah denger kabar terbaru belakangan ini? Lagi rame banget nih di medsos, bertebaran link yang katanya bisa ngasih lo...

More Articles Like This

Favorite Post