Monday, July 21, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 23 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Rabu Biasa XVI, Warna Liturgi Putih

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 23 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Rabu 23 Juli 2025 merupakan Hari Rabu Biasa XVI, Perayaan fakultatif Santa Brigitta, Janda, Santo Apolinaris, Uskup dan Martir, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 23 Juli 2025:

Bacaan Pertama Kel 16:1-5.9-15

Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit.

Segenap jemaah Israel berangkat dari Elim, lalu tiba di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai. Mereka tiba di sana pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel terhadap Musa dan Harun.

Mereka berkata, “Ah, andaikata tadinya kami mati di tanah Mesir oleh tangan Tuhan, tatkala kami duduk menghadap kuali penuh daging dan memakan roti sepuas hati! Sebab kalian membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.”

Lalu bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya, Aku akan menurunkan hujan roti dari langit bagimu. Maka bangsa ini akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari.

Dengan cara itu Aku hendak menguji apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang mereka bawa pulang, maka yang dibawa itu akan menjadi dua kali lipat banyaknya daripada yang mereka pungut setiap hari.”

Lalu Musa berkata kepada Harun, “Katakanlah kepada seluruh jemaah Israel, ‘Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu’.” Dan ketika Harun sedang berbicara kepada seluruh jemaat Israel, mereka mengarahkan pandangan ke arah padang gurun, maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan.

Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Aku telah mendengar orang Israel bersungut-sungut . Katakanlah kepada mereka, ‘Pada waktu senja kalian akan makan daging dan waktu pagi kalian akan makan roti sampai kenyang. Maka kalian akan tahu, bahwa Akulah Tuhan Allahmu.”

Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh menutupi perkemahan mereka. Dan pagi harinya terhamparlah embun sekeliling perkemahan. Setelah embun menguap, tampaklah pada permukaan gurun sesuatu yang halus mirip sisik, halus seperti embun yang membeku di atas tanah.

Melihat itu umat Israel saling bertanya-tanya, “Apakah ini?” Sebab mereka tidak tahu, apa itu. Lalu berkatalah musa, “Inilah roti yang diberikan Tuhan menjadi makananmu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 78:18-19.23-24.25-26.27-28

Ref: Tuhan memberi mereka gandum dari langit.

Maka Ia memberi perintah kepada awan-awan dari atas, dan membuka pintu-pintu langit; Ia menghujankan manna untuk dimakan, dan memberikan mereka gandum dari langit.

Roti para malaikat menjadi santapan insan, bekal berlimpah disediakan oleh Allah. Ia menghembuskan angin timur dari langit dan menggiring angin selatan dengan kekuatan-Nya.

Ia menghujankan daging seperti debu banyaknya, dan burung-burung bersayap dihamburkan-Nya laksana pasir di laut; Semuanya itu dihujankan-Nya di tengah perkemahan mereka, di sekeliling tempat kediaman mereka.

Bacaan Injil Mat 13:1-9

Benih yang jatuh di tanah yang baik menghasilkan buah seratus ganda.

Pada suatu hari Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau. Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai.

Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Ia berkata, “Ada seorang penabur keluar menaburkan benih. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu burung-burung datang memakannya. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya; lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enam puluh ganda, ada yang tiga puluh ganda. Barangsiapa bertelinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Rabu 23 Juli 2025

Renungan Hari Ini: Tuhan Memberi, Tapi Siapkah Kita Menerima?

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Coba kita bayangkan: umat Israel baru saja dibebaskan dari perbudakan di Mesir—dari penderitaan dan penindasan yang berlangsung ratusan tahun. Tapi baru beberapa minggu di padang gurun, mereka sudah bersungut-sungut. Mereka rindu kembali ke Mesir, tempat mereka dulunya mengeluh dan menangis. Mengapa? Karena di Mesir mereka bisa makan daging dan roti sampai kenyang. Sekarang di padang gurun, mereka merasa ditinggalkan, lapar, dan takut akan mati.

Kita mungkin tergoda menghakimi mereka. Tapi jujur saja—bukankah kita juga sering seperti mereka? Ketika hidup tidak sesuai harapan, ketika doa tidak langsung dijawab, kita mulai bertanya, “Tuhan, di mana Engkau?” Kita juga kadang berkata dalam hati, “Dulu hidupku lebih enak…” Kita mudah lupa betapa Tuhan sudah membebaskan kita dari banyak hal: dari kebiasaan buruk, dari dosa, dari relasi yang melukai, dari situasi yang merampas damai di hati. Tapi saat tantangan muncul, kita lebih cepat mengeluh daripada bersyukur.

Namun perhatikan: Tuhan tidak marah pada umat Israel. Ia justru memberi. Ia menurunkan manna dari langit—roti surgawi. Ia mengirim burung puyuh untuk mereka makan. Ia tidak membiarkan mereka binasa. Tapi ada satu pesan penting yang tidak boleh kita lewatkan: Tuhan memberi makanan hanya secukupnya untuk satu hari. Mengapa? Karena Tuhan ingin umat-Nya belajar percaya. Setiap pagi, mereka harus keluar dan memungut kembali. Tidak bisa menyimpan berlebihan. Mereka diajar bergantung, bukan pada stok makanan, tapi pada kesetiaan Tuhan yang memberi setiap hari.

Inilah pelajaran besar dalam hidup rohani kita: iman adalah tentang percaya tiap hari, bukan tahu seluruh rencana Tuhan sampai selesai. Kita sering ingin Tuhan memberi kepastian, peta hidup lengkap, langkah-langkah aman sampai akhir. Tapi Tuhan berkata, “Ambillah untuk hari ini. Besok, Aku tetap Allahmu. Percayalah.”

Dan ketika Yesus dalam Injil hari ini menceritakan perumpamaan tentang penabur, kita diundang untuk bertanya: tanah seperti apakah hati kita ini? Tuhan sudah menabur begitu banyak dalam hidup kita—sabda-Nya, rahmat-Nya, kasih-Nya, bahkan tubuh dan darah-Nya dalam Ekaristi. Tapi apakah benih itu bisa bertumbuh? Atau kita seperti tanah di pinggir jalan—terdistraksi, terlalu sibuk, terlalu bising? Atau seperti tanah berbatu—antusias sebentar tapi mudah layu karena tidak berakar? Atau seperti semak berduri—penuh kekhawatiran, ambisi, dan urusan dunia yang menghimpit iman kita?

Tuhan ingin kita menjadi tanah yang baik. Tapi tanah yang baik tidak jadi begitu saja. Ia harus digemburkan, disiangi, dibersihkan, disiram. Artinya, kita juga perlu proses. Kadang lewat kesulitan. Kadang lewat rasa lapar, kegagalan, atau bahkan kegundahan rohani. Tapi di balik semua itu, Tuhan sedang membentuk hati kita agar siap menerima benih kasih-Nya dan membuatnya berbuah.

Saudara-saudari, hari ini Tuhan mengundang kita untuk dua hal: pertama, percaya bahwa Dia tetap memberi—walau tidak selalu dalam bentuk yang kita minta, tetapi selalu dalam bentuk yang kita butuhkan. Dan kedua, memeriksa tanah hati kita—apakah kita sungguh membuka diri bagi Sabda-Nya untuk tumbuh dan berbuah dalam hidup sehari-hari?

Tuhan tidak pernah berhenti memberi. Ia menurunkan manna setiap pagi. Ia menabur sabda-Nya setiap saat. Tapi hanya hati yang percaya dan terbuka yang akan mengenal kasih-Nya dan mengalami damai sejati.

Maka hari ini, marilah kita berdoa:
Tuhan, ajarilah aku bersyukur bukan hanya saat kenyang, tapi juga saat menunggu. Ajarilah aku percaya bukan hanya saat menerima, tapi juga saat Engkau mengajar lewat kekurangan. Gemburkanlah tanah hatiku, agar benih kasih-Mu tidak sia-sia. Jadikan hidupku tanah yang baik, agar aku pun bisa berbuah bagi sesama.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, ajar aku percaya setiap hari pada penyertaan-Mu. Saat hati gelisah, beri aku damai. Saat lelah berharap, kuatkan imanku. Jadikan hatiku tanah yang subur bagi sabda-Mu, agar hidupku berbuah kasih, syukur, dan pengharapan. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Tiket Promo Kereta KAI Laris Manis, Sisa 11 Hari, Udah 89% Ludes

Yo guys, kabar panas dari dunia perkeretaapian tanah air! Buat kalian yang doyan liburan hemat atau lagi mikir-mikir mudik...

More Articles Like This

Favorite Post