Wednesday, July 23, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 25 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Pekan Biasa XVI, Pesta Santo Yakobus Tua, Rasul, Warna Liturgi Merah

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 25 Juli 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 25 Juli 2025 merupakan Hari Jumat Biasa XVI, Pesta Santo Yakobus Tua, Rasul, dengan Warna Liturgi Merah.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 25 Juli 2025:

Bacaan Pertama 2Kor. 4:7-15

Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri.

Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa.

Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini.

Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.”

Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus.

Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.

Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, “Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil: PS 952

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Bacaan Injil Mat. 20:20-28

Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?”

Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.”

Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya.

Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu.

Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,

hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 25 Juli 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Dalam kehidupan ini, kita sering kali merasa rapuh. Kita merasa mudah lelah, goyah saat cobaan datang, bahkan merasa tak berguna di tengah badai kehidupan. Namun hari ini, Sabda Tuhan mengajak kita untuk melihat dengan mata iman: bahwa dalam kerentanan kitalah kuasa Allah sungguh nyata.

Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, menggambarkan dirinya dan para rasul seperti bejana tanah liat—rapuh, mudah pecah, tidak istimewa dari luar. Tapi justru dalam bejana itulah tersimpan harta yang luar biasa: pelayanan kasih, karya keselamatan, dan kekuatan ilahi yang tidak berasal dari diri sendiri, melainkan dari Allah.

Betapa menghibur dan menguatkan kalimat ini: “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa.” Tidakkah ini seperti suara hati kita sendiri? Dalam pergumulan, kita merasa seperti habis akal, tapi kenyataannya kita masih bertahan. Kita kadang merasa di ujung tanduk, namun hari ini kita masih bisa bernapas, bisa duduk di sini, masih diberi kesempatan oleh Tuhan.

Inilah cara Allah bekerja. Dia tidak mengandalkan yang kuat, yang sempurna, atau yang tampak mulia di mata dunia. Dia justru masuk ke dalam luka, ke dalam kelemahan, dan di situlah Dia menyatakan bahwa kasih-Nya lebih besar dari segalanya.

Bacaan Injil hari ini juga menggugah. Seorang ibu datang kepada Yesus, membawa harapan—barangkali seperti banyak dari kita yang datang kepada Tuhan dengan doa: Tuhan, jadikan anakku sukses; Tuhan, beri aku kedudukan yang tinggi; Tuhan, buat aku dikenal. Tapi Yesus menatap jauh ke dalam motivasi itu, dan mengajukan pertanyaan penting: “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?”

Cawan yang Yesus maksud bukanlah kemuliaan duniawi, melainkan penderitaan, pengorbanan, dan kasih yang memberi diri sampai tuntas. Dunia mengajarkan kita untuk mengejar posisi, prestasi, kuasa. Tapi Yesus membalik semuanya: “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.”

Saudara-saudari, Yesus tidak menginginkan pengikut yang haus pujian, tetapi mereka yang rela melayani dalam diam. Menjadi besar bukan soal duduk di kanan atau kiri, tetapi menjadi berani untuk turun, menyingsingkan lengan, mengampuni yang bersalah, mengulurkan tangan bagi yang tersingkir, menyeka air mata sesama. Seperti Yesus sendiri, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.

Lalu bagaimana dengan kita? Kita semua, dalam berbagai peran kita—sebagai orang tua, guru, perawat, tukang ojek, pelajar, pengusaha, bahkan sebagai mereka yang sedang sakit atau tak berdaya—dipanggil untuk memuliakan Allah bukan lewat kehebatan, melainkan lewat kesetiaan dan kerendahan hati.

Dan meskipun kita hanya “bejana tanah liat”, jangan remehkan apa yang bisa Tuhan lakukan lewat kita. Dalam kelemahan kita, Ia bisa mengalirkan kekuatan. Dalam tangisan, Ia menabur harapan. Dalam pelayanan sederhana sehari-hari—dari menyapa dengan ramah, mendengarkan tanpa menghakimi, sampai mengampuni dengan tulus—Tuhan sedang berkarya. Kita mungkin tak selalu melihat buahnya sekarang, tapi seperti Mazmur hari ini berkata: “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”

Maka hari ini, jangan takut menjadi kecil. Jangan takut menjadi lemah. Dalam bejana tanah liat yang sederhana itu, Tuhan menyimpan rahmat-Nya. Dalam luka hidup kita, Ia menumbuhkan kasih yang menyelamatkan. Dan dalam setiap langkah pelayanan yang kita jalani dengan setia, kita sedang mewartakan karya agung Tuhan.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, jadikan aku bejana-Mu yang setia. Dalam kelemahanku, nyatakanlah kekuatan-Mu. Ajarlah aku melayani dengan tulus, mengasihi dalam diam, dan berharap dalam penderitaan. Bimbinglah langkahku agar hidupku menjadi tanda kasih-Mu bagi sesama setiap hari. Amin.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

PIP 2025 Gagal Cair? Cek Dulu 8 Masalah yang Bikin Data PIP Hilang dan Cara Biar Data PIP Ketemu Lagi

Program Indonesia Pintar alias PIP emang jadi penyelamat buat para pelajar dari keluarga yang lagi seret keuangan.Tapi… sering banget...

More Articles Like This

Favorite Post