Monday, August 25, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 31 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Minggu Biasa ke-XXII

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani. 

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. 

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama. 

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 31 Agustus 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 31 Agustus 2025 merupakan Hari Minggu Biasa ke-XXII.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 31 Agustus 2025 berikut ini:

Bacaan Pertama: Sir. 3:17-18,20,28-29

Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan lemah lembut, maka engkau akan dikasihi melebihi kemuliaan manusia.

Semakin besar dirimu, semakin rendah hati dirimu dalam segala hal, dan engkau akan menemukan kasih karunia di hadapan Tuhan:

Janganlah mencari perkara yang terlalu tinggi bagimu, dan janganlah menyelidiki perkara yang melampaui kekuatanmu. Sebaliknya, pikirkanlah senantiasa apa yang diperintahkan Allah kepadamu, dan janganlah ingin tahu akan banyaknya perbuatan-perbuatan-Nya.

Hati orang bijak dipahami dalam hikmat, dan telinga yang baik akan mendengar hikmat dengan segala keinginan. Hati yang bijak dan berpengertian akan menjauhi dosa, dan akan berhasil dalam melakukan keadilan.

Air memadamkan api yang menyala-nyala, dan sedekah dapat menolak dosa.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 68: 4-5, 6-7, 10-11

R. (11b) Tuhan, dalam kebaikan-Mu, Engkau telah membuat rumah bagi orang miskin.

Biarlah orang-orang benar berpesta dan bersukacita di hadapan Allah, dan bergembira karena sukacita!

Bernyanyilah bagi Allah, nyanyikanlah mazmur bagi nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang naik ke barat: Tuhan adalah nama-Nya. Bersukacitalah di hadapan-Nya: tetapi orang-orang fasik akan gelisah di hadapan-Nya,

R. Tuhan, dalam kebaikan-Mu, Engkau telah membuat rumah bagi orang miskin.

Siapakah bapa anak yatim, dan hakim para janda? Allah di tempat-Nya yang kudus:

Allah yang dengan cara yang sama menjadikan orang-orang yang satu dapat mendiami sebuah rumah, dan yang membawa keluar orang-orang yang terkurung dengan kekuatan, dan dengan cara yang sama pula orang-orang yang suka memberontak, yang diam di kuburan.

R. Tuhan, dalam kebaikan-Mu, Engkau telah membuat rumah bagi orang miskin.

Engkau akan menyediakan hujan yang melimpah sebagai milik pusaka-Mu, ya Allah; dahulu hujan itu kurang subur, tetapi Engkau membuatnya sempurna.

Di sanalah ternak-Mu akan berdiam, dan dengan kemurahan-Mu, ya Allah, Engkau telah menyediakan bagi orang-orang miskin.

R. Tuhan, dalam kebaikan-Mu, Engkau telah membuat rumah bagi orang miskin.

Bacaan Kedua: Ibrani 12: 18-19, 22-24

Karena kamu datang bukan kepada gunung yang dapat disentuh, api yang menyala-nyala, angin badai, kegelapan dan badai,

Dan terdengarlah bunyi sangkakala dan suara perkataan, yang membuat mereka yang mendengarnya meminta maaf, sehingga firman itu tidak dapat disampaikan kepada mereka.

Tetapi kamu sudah datang ke gunung Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi, dan kepada rombongan beribu-ribu malaikat,

Dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah disempurnakan,

Dan kepada Yesus, pengantara perjanjian baru, dan kepada percikan darah yang berbicara lebih baik dari pada darah Habel.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur kepada Allah.

Bacaan Injil: Luk. 14:1,7-14

Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus masuk ke rumah salah seorang pemimpin orang Farisi untuk makan roti, mereka mengamat-amati Dia.

Dan kepada orang-orang yang diundang Ia menceritakan suatu perumpamaan juga, ketika Ia memperhatikan bagaimana mereka memilih tempat pertama untuk makan, kata-Nya:

Apabila engkau diundang ke suatu pesta perkawinan, janganlah engkau duduk terlebih dahulu, karena bisa jadi orang yang diundangnya itu adalah orang yang lebih terhormat daripada engkau.

Dan orang yang mengundang engkau beserta dia, datanglah dan berkata kepadamu: Berilah tempat kepada orang ini! Maka mulailah engkau dengan malu untuk duduk di tempat yang paling rendah.

Tetapi jika engkau diundang, pergilah, duduklah di tempat yang paling rendah; supaya ketika dia yang mengundangmu datang, dia dapat berkata kepadamu: Sahabat, naiklah ke tempat yang lebih tinggi. Maka engkau akan memperoleh kemuliaan di hadapan mereka yang duduk makan denganmu.

Karena barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Dan ia berkata juga kepada orang yang mengundangnya: “Apabila engkau mengadakan perjamuan atau makan malam, janganlah mengundang sahabat-sahabatmu, atau saudara-saudaramu, atau kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mungkin mereka juga akan mengundang engkau lagi, dan engkau akan mendapat balasan.

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, panggillah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang timpang dan orang-orang buta;

Dan engkau akan diberkati, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasmu; sebab pembalasan akan diberikan kepadamu pada hari kebangkitan orang-orang benar.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 31 Agustus 2025

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini, melalui Bacaan Pertama dari Kitab Sirakh, kita diingatkan akan nilai kerendahan hati dan kelembutan dalam hidup sehari-hari. “Lakukanlah pekerjaanmu dengan lemah lembut, maka engkau akan dikasihi melebihi kemuliaan manusia.” Betapa sering kita tergoda untuk mencari perhatian, ingin diakui, atau merasa lebih tinggi dari orang lain. Namun Tuhan mengajarkan, semakin kita rendah hati, semakin kita menemukan kasih karunia-Nya. Kerendahan hati bukan berarti menurunkan diri atau merasa hina, tetapi memahami batas kita, menghargai orang lain, dan menempatkan diri sesuai dengan kehendak Tuhan. Hidup ini bukan tentang mendaki tangga sosial secepat-cepatnya, melainkan berjalan dengan bijak, sabar, dan adil. Seperti air yang memadamkan api, kelembutan dan kemurahan hati kita mampu menenangkan konflik dan menolak dosa. Sedekah, kebaikan, dan sikap peduli adalah cara nyata mewujudkan hikmat itu dalam kehidupan sehari-hari.

Bacaan Kedua dari surat kepada jemaat Ibrani menguatkan kita untuk melihat hidup dari perspektif surgawi. Kita tidak datang kepada gunung yang menggetarkan dan menakutkan, bukan kepada kengerian hukum yang membuat orang merasa tak berdaya. Kita datang ke gunung Sion, ke kota Allah yang hidup, ke hadapan Yesus, pengantara perjanjian baru, yang darah-Nya berbicara lebih baik daripada darah Habel. Ini adalah undangan untuk mendekat dengan rasa aman, dengan iman yang meneguhkan hati. Hidup kita sehari-hari sering terasa penuh ketidakpastian, konflik, dan tekanan. Namun kita diingatkan, kita bukan sendirian. Ada jemaat surgawi, ada Allah yang menghakimi dengan adil, dan ada Yesus yang membimbing kita dengan kasih-Nya.

Dalam Injil Lukas, Yesus memberikan perumpamaan yang sederhana namun sangat nyata bagi kehidupan kita: jangan mencari tempat utama dalam pergaulan, jangan mendahului orang lain untuk mendapatkan pengakuan atau posisi, dan ketika mengadakan perjamuan, jangan hanya mengundang orang yang bisa membalas kebaikan kita. Sebaliknya, undanglah mereka yang miskin, lemah, atau terpinggirkan. Di sinilah berkat Tuhan bekerja nyata. Hidup kita sering tersita pada pencapaian, popularitas, dan gengsi sosial. Tetapi Yesus menantang kita untuk melampaui itu: berikan tempat bagi yang lemah, bagi yang tidak bisa membalas. Itulah kasih sejati yang akan membangun relasi, memberkati hidup kita, dan meneguhkan iman. Ketika kita merendahkan diri dan melayani dengan tulus, Tuhan yang menempatkan kita pada tempat yang sejati, pada kemuliaan yang abadi.

Saudara-saudari, hari ini kita diajak untuk menata hati kita. Lembut dalam tindakan, rendah hati dalam sikap, bijak dalam mengambil keputusan, dan murah hati kepada sesama, terutama yang membutuhkan. Tidak perlu risau tentang siapa yang melihat atau membalas, karena Allah yang menilai hati kita dan memberikan ganjaran yang kekal. Hidup yang dipenuhi kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada sesama adalah hidup yang berkenan kepada Tuhan, dan melalui hidup itu kita mencerminkan kerajaan Allah di dunia ini.

Marilah kita berdoa agar hari ini, kita mampu menapaki jalan kerendahan hati, kelembutan, dan kemurahan hati. Agar setiap perbuatan kita menjadi wujud iman yang nyata, membawa berkat bagi diri sendiri dan bagi orang lain, serta meneguhkan kita di hadapan Allah, yang memandang hati dan niat kita dengan penuh kasih.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih, ajar aku rendah hati, lembut dalam tindakan, dan murah hati kepada sesama. Bimbing langkahku agar setiap perbuatan mencerminkan iman, membawa berkat bagi orang lain, dan meneguhkan hatiku di hadapan-Mu. Amin.

 

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Full List! 24 Website Nonton Film Gratis 2025 Legal dan Aman Buat Maraton Tanpa Takut Malware

Lagi pusing nyari situs nonton film gratis yang gak bikin was-was kena virus? Tenang aja, gengs!Di tahun 2025 ini,...

More Articles Like This

Favorite Post