Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 4 Oktober 2025.

Kalender Liturgi hari Sabtu 4 Oktober 2025 merupakan Hari Sabtu Imam, Peringatan Wajib Santo Fransiskus Asisi, Pengaku Iman, Santo Kuintinus, Martir dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 4 Oktober 2025:

Bacaan Pertama Bar. 4:5-12,27-29

Kuatkanlah hatimu, hai bangsaku, yang membawa nama Israel! Kamu telah dijual kepada bangsa-bangsa lain, tetapi tidak untuk dibinasakan. Karena telah memurkakan Allah maka kamu diserahkan kepada para lawan.

Sebab Pembuatmu telah kamu marahkan, dengan mempersembahkan korban kepada setan, bukannya kepada Allah. Pengasuhmu telah kamu lupakan, yakni Allah kekal, dan hati Yerusalem, dayahmupun telah kamu dukakan.

Melihat kemurkaan Allah mendatangi diri kamu maka Yerusalem berkata: “Dengarlah, hai sekalian tetangga Sion! Allah telah mengirim kepadaku kesedihan besar.” Sebab anak-anakku yang laki-laki dan perempuan kulihat tertawan, sebagaimana yang telah dikirimkan Yang Kekal kepada mereka.

Mereka telah kuasuh dengan sukacita, tetapi sekarang kulihat pergi dengan tangisan dan sedih hati. Janganlah seorangpun bersukaria oleh karena diriku, seorang janda yang telah ditinggalkan banyak anak. Karena dosa anak-anakku aku menjadi kesepian, sebab mereka telah berpaling dari hukum Taurat Allah.

Kuatkanlah hatimu, anak-anakku, berserulah kepada Allah; Dia yang mengirim bencana itu akan teringat kepadamu pula. Seperti dahulu angan-angan hatimu tertuju untuk bersesat dari Allah, demikian hendaklah kamu sekarang berbalik untuk mencari Dia dengan sepuluh kali lebih rajin.

Memang Dia yang telah mengirim segala bencana itu kepada kamu akan mengirim pula sukacita abadi bersama dengan penyelamatanmu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 69:33-35,36-37

Sebab TUHAN mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan.

Biarlah langit dan bumi memuji-muji Dia, lautan dan segala yang bergerak di dalamnya.

Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda, supaya orang-orang diam di sana dan memilikinya;

anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

Bacaan Injil Luk. 10:17-24

Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.

Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.

Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.”

Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”

Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Sabtu 4 Oktober 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Hari ini kita bersama-sama merayakan peringatan wajib Santo Fransiskus Asisi, seorang kudus yang hidupnya sungguh menjadi cermin kerendahan hati dan cinta kasih yang sederhana. Bacaan Kitab Suci yang kita dengar hari ini mengajak kita untuk melihat kembali perjalanan iman kita: bagaimana kita menanggapi kasih Allah yang tak pernah berhenti sekalipun kita jatuh, sekalipun kita berpaling dari-Nya.

Dalam bacaan pertama dari Kitab Barukh, bangsa Israel digambarkan sebagai umat yang sedang menanggung akibat dari dosa mereka sendiri. Mereka ditawan, mereka kehilangan sukacita, bahkan Yerusalem digambarkan seperti seorang ibu yang menangisi anak-anaknya. Namun di tengah kesedihan itu muncul sebuah pengharapan: “Kuatkanlah hatimu, anak-anakku, berserulah kepada Allah; Dia yang mengirim bencana itu akan teringat kepadamu pula.” Ada janji bahwa Allah yang membiarkan cobaan itu terjadi, adalah Allah yang sama yang akan mengirimkan sukacita dan keselamatan. Artinya, Allah tidak pernah menutup pintu bagi siapa pun yang mau kembali.

Saudara-saudari, bukankah sering kali kita juga mengalami hal yang sama dalam hidup sehari-hari? Kita merasa hancur karena kesalahan kita sendiri, kita menanggung akibat dari pilihan yang keliru, kita merasa jauh dari Allah. Tetapi justru pada saat itulah kita diajak untuk berbalik, untuk mencari Allah dengan hati yang lebih sungguh. Pengalaman pahit bisa menjadi jalan pulang menuju kasih-Nya.

Injil hari ini mengisahkan tujuh puluh murid yang kembali dengan gembira karena berhasil mengusir setan dan melakukan karya besar dalam nama Yesus. Namun Yesus menegur dengan lembut: jangan bersukacita karena keberhasilan itu, tetapi karena nama kita tertulis di surga. Artinya, nilai yang sesungguhnya bukan pada apa yang bisa kita capai atau pamerkan di hadapan orang lain, melainkan pada relasi kita yang mendalam dengan Allah.

Yesus bahkan bersyukur kepada Bapa karena misteri Kerajaan Allah itu bukan diungkapkan kepada orang-orang pintar dan berkuasa, tetapi kepada orang kecil. Betapa indahnya pesan ini: bahwa kita tidak perlu menjadi hebat untuk dicintai Allah, tidak perlu memiliki banyak gelar atau prestasi untuk bisa dekat dengan-Nya. Yang Tuhan cari adalah hati yang sederhana, rendah hati, dan mau terbuka.

Santo Fransiskus Asisi yang kita kenangkan hari ini adalah teladan nyata dari sabda Yesus itu. Ia bukan orang besar di mata dunia, tetapi justru lewat kesederhanaannya, lewat cintanya pada alam, pada orang miskin, pada sesama manusia, ia menjadi saksi kasih Allah yang luar biasa. Ia mengajarkan kita bahwa sukacita sejati bukan dari kuasa atau harta, melainkan dari hidup yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Saudara-saudari, marilah kita belajar dari bacaan hari ini. Saat kita jatuh, jangan berhenti dalam kesedihan, melainkan pakailah kesempatan itu untuk kembali kepada Allah. Saat kita berhasil, jangan berhenti pada kebanggaan diri, tetapi ingatlah bahwa yang lebih penting adalah hidup kita tetap tertulis dalam kasih-Nya. Dan seperti Santo Fransiskus, marilah kita jalani hidup dengan sederhana, penuh cinta, dan rendah hati.

Semoga melalui firman hari ini, kita semakin dikuatkan untuk terus berjalan bersama Tuhan, percaya bahwa sukacita sejati hanya berasal dari-Nya. Amin.

Doa Penutup

Tuhan Yesus Kristus, ajarilah kami untuk selalu kembali kepada-Mu, bahkan ketika kami jatuh dalam dosa dan kelemahan. Berilah kami hati yang sederhana dan rendah hati, agar kami dapat mengalami sukacita sejati bersama-Mu. Seperti Santo Fransiskus Asisi, semoga hidup kami menjadi cermin kasih-Mu bagi sesama. Amin.