Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Senin 10 November 2025.
Kalender Liturgi hari Senin 10 November 2025 merupakan Hari Senin, Peringatan Wajib Santo Leo Agung dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Senin 10 November 2025:
Bacaan Pertama: Keb 1:1-7
Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia.Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia.
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia.Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas,dan carilah Dia dengan tulus hati.Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya.
Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan oran bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan.
Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh,dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya,dan pikiran pandir dijauhinya.
Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia,tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya.Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya,benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya.Sebab roh Tuhan memenuhi seluruh ,dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 139:1-10
Ref: Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri,Engkau mengerti pikiranku dari jauh.Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring,segala jalanku Kaumaklumi.
Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan.Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku,dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu,terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu,ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana;jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati,Engkau pun ada di situ.
Jika aku terbang dengan sayap fajar,dan membuat kediaman di ujung laut,di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku,dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Bait Pengantar Injil: Flp 2:15-16
Hendaklah di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan.
Bacaan Injil: Luk 17:1-6
Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,”Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya.Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya,lalu ia dilemparkan ke dalam laut,daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini.
Jagalah dirimu!Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia.Dan jika ia menyesal, ampunilah dia.Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal,’engkau harus mengampuni dia.”
Lalu para rasul berkata kepada Tuhan,”Tambahkanlah iman kami!”Tetapi Tuhan menjawab,”Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi,kalian dapat berkata kepada pohon ara ini,’Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut,’maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Senin 10 November 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, pada Peringatan Wajib Santo Leo Agung, Gereja mengajak kita untuk merenungkan dua hal penting yang sangat menyentuh kehidupan kita sehari-hari: roh kebijaksanaan dari Allah yang memenuhi dunia dan panggilan Yesus untuk mengampuni tanpa batas. Dua pesan ini tampaknya sederhana, tetapi sesungguhnya sangat dalam dan menuntun kita untuk hidup dalam terang kasih Tuhan yang nyata.
Dalam bacaan pertama dari Kitab Kebijaksanaan, kita diingatkan bahwa “Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, dan roh Tuhan memenuhi seluruh dunia.” Betapa indahnya kalimat ini. Artinya, Allah tidak jauh dari kita. Ia bukan Tuhan yang hanya memerintah dari surga, tetapi Roh-Nya hadir dalam setiap denyut kehidupan kita — di udara yang kita hirup, di langkah-langkah kecil kita setiap hari, bahkan di tengah kekacauan dan kesibukan dunia modern. Namun, kebijaksanaan hanya dapat masuk ke hati yang bersih, yang tulus mencari Tuhan, bukan ke hati yang keruh oleh kebencian, iri hati, atau kepalsuan. Maka, panggilan pertama hari ini adalah untuk menata hati kita supaya menjadi tempat yang layak bagi kebijaksanaan Allah.
Kemudian, Injil hari ini menantang kita dengan salah satu ajaran Yesus yang paling sulit dijalani: mengampuni tanpa batas. “Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal,’ engkau harus mengampuni dia.” Bayangkan — tujuh kali sehari! Rasanya mustahil bagi logika manusia. Tetapi Yesus tidak sedang berbicara tentang angka, melainkan tentang sikap hati. Ia mengajarkan bahwa pengampunan sejati tidak berhitung, tidak menyimpan dendam, dan tidak menunggu orang lain benar-benar pantas untuk diampuni. Pengampunan adalah pilihan kasih, bukan reaksi emosi.
Kita tahu sendiri betapa sulitnya hal ini. Dalam hidup sehari-hari, kita sering disakiti oleh perkataan, dikhianati oleh orang yang kita percayai, atau dikecewakan oleh mereka yang kita cintai. Kadang hati kita terasa begitu berat untuk berkata, “Aku memaafkan.” Tapi di situlah Yesus hadir — bukan sekadar memberi perintah, melainkan menuntun kita lewat teladan-Nya sendiri. Ia yang di salib pun berkata, “Bapa, ampunilah mereka.”
Para rasul yang mendengar ajaran Yesus tentang pengampunan itu spontan berkata, “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” Mereka tahu, hanya dengan iman, manusia bisa mengampuni. Maka Yesus menjawab dengan perumpamaan tentang biji sesawi — iman yang kecil tapi hidup bisa memindahkan pohon ara ke laut. Artinya, iman yang tulus walau sekecil apapun dapat menggerakkan hal yang tampaknya mustahil — termasuk mengampuni dan memperbaiki relasi yang retak.
Saudara-saudari terkasih, dunia kita hari ini juga haus akan pengampunan dan kebijaksanaan. Di media sosial, di tempat kerja, bahkan dalam keluarga, betapa mudahnya orang saling menyalahkan, menghakimi, dan menuduh. Tapi orang yang berani mengampuni adalah orang yang sudah dipenuhi kebijaksanaan Allah. Ia tidak lemah, tetapi justru kuat, karena ia membiarkan kasih Allah bekerja di dalam dirinya.
Maka hari ini, marilah kita mohon dua hal kepada Tuhan:
Pertama, hati yang tulus dan bersih, agar kebijaksanaan Allah dapat tinggal di dalam kita dan membimbing setiap keputusan kita.
Kedua, iman yang sederhana tapi hidup, agar kita mampu mengampuni seperti Yesus — bukan karena kita sanggup, tapi karena kasih-Nya memberi kekuatan kepada kita.
Kiranya Roh Tuhan yang memenuhi dunia juga memenuhi hati kita, supaya kita menjadi pembawa damai di mana pun kita berada. Dan semoga melalui kebijaksanaan dan pengampunan, kita semakin menyerupai Kristus — yang penuh kasih, sabar, dan setia. Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku memiliki hati yang bijaksana dan tulus, agar aku mampu mengampuni dengan kasih seperti Engkau. Tambahkanlah imanku yang kecil ini, supaya aku dapat membawa damai dan pengampunan di setiap langkah hidupku hari ini. Amin.
