Sunday, December 14, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 19 Desember 2025 dan Renungan Harian Katolik, Hari Jumat Biasa Khusus Adven, Santo Nemesio Martir

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 19 Desember 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 19 Desember 2025 merupakan Hari Jumat Biasa Khusus Adven, Santo Nemesio Martir, dengan Warna Liturgi Ungu.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 19 Desember 2025:

Bacaan Pertama: Hak 13:2-7,24-25a

“Kelahiran Simson diberitahukan oleh malaikat.”

Pada waktu itu, hiduplah seorang dari kota Zora, dari keturunan orang Dan, namanya Manoah; isterinya mandul, tidak beranak. Sekali peristiwa malaikat Tuhan menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: “Memang engkau mandul, tidak beranak! Tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki.

Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan lewat dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”

Kemudian perempuan itu datang kepada suaminya dan berkata: “Telah datang kepadaku seorang abdi Allah, yang rupanya sebagai rupa malaikat Allah, amat menakutkan. Tidak kutanya dari mana datangnya, dan tidak juga diberitahukannya namanya kepadaku.

Tetapi ia berkata kepadaku: Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; oleh sebab itu janganlah minum anggur atau minuman yang memabukkan dan janganlah makan sesuatu yang haram, sebab sejak dari kandungan ibunya sampai pada hari matinya, anak itu akan menjadi nazir Allah.”

Lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan Tuhan memberkati dia. Mulailah hatinya digerakkan oleh Roh Tuhan.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 71:3-4a,5-6ab,16-17

Refren : Mulutku penuh dengan puji-pujian untuk mengidungkan kemuliaan-Mu

Jadilah bagiku Gunung Batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku. Ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.

Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.

Aku datang dengan keperkasaan Tuhan Allah, hendak memasyhurkan hanya keadilan-Mu saja! Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya

Oh Tuhan, Tunas Isai, yang menjulang di tengah bangsa-bangsa bebaskanlah kami, dan jangan berlambat

Bacaan Injil: Lukas 1:5-25

“Kelahiran Yohanes Pembaptis diberitahukan oleh Gabriel.”

Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet. Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat. 7 Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ.

Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.

Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.

Engkau akan bersukacita dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya itu. Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka, dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.”

Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: “Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya.” Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.

Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.”

Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran, bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka, bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, sebab ia tetap bisu.

Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 19 Desember 2025

Saudara-saudari terkasih, Bacaan hari ini mengajak kita masuk ke dalam wilayah yang sangat manusiawi: penantian yang panjang, doa yang terasa sepi, harapan yang hampir padam, dan iman yang diuji oleh kenyataan hidup. Kita mendengar kisah dua pasangan yang hidup benar di hadapan Tuhan, Manoah dan istrinya, serta Zakharia dan Elisabet. Keduanya mengalami luka yang sama: kemandulan. Dalam budaya zaman itu, kemandulan bukan sekadar persoalan biologis, tetapi juga beban batin, rasa malu, bahkan stigma sosial. Mereka hidup setia, taat, berdoa, tetapi doa yang paling dalam seolah tidak pernah dijawab.

Di sinilah Sabda Tuhan hari ini menjadi sangat dekat dengan kehidupan kita. Betapa sering kita juga berada dalam posisi yang sama. Kita berusaha hidup baik, bekerja jujur, berdoa, melayani, tetapi tetap saja ada bagian hidup yang terasa kosong, gagal, atau tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Kita bertanya dalam hati: “Tuhan, sampai kapan?” atau bahkan diam-diam berkata: “Apakah doaku masih Engkau dengar?”

Dalam Bacaan Pertama, malaikat Tuhan datang kepada istri Manoah dan mengumumkan kelahiran Simson. Yang menarik, sebelum anak itu lahir, Tuhan terlebih dahulu meminta kesiapan hati, kedisiplinan, dan ketaatan. Seolah Tuhan berkata: karya-Nya selalu dimulai bukan dari kehebatan manusia, tetapi dari kesediaan untuk percaya dan taat, bahkan sebelum kita melihat hasilnya. Simson lahir bukan semata-mata untuk membahagiakan orang tuanya, tetapi untuk menjadi alat keselamatan bagi bangsa Israel. Penderitaan yang lama ternyata mengandung rencana yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.

Hal yang sama kita temukan dalam Injil. Zakharia dan Elisabet digambarkan sebagai orang benar, hidup tanpa cela di hadapan Allah. Namun justru Zakharia, seorang imam yang setiap hari bergumul dengan hal-hal suci, goyah ketika Tuhan menjawab doanya. Ia tidak menolak Tuhan, tetapi ia ingin kepastian yang masuk akal. Ia ingin bukti. Maka ia bertanya, “Bagaimanakah aku tahu?” Pertanyaan ini terdengar sederhana, tetapi lahir dari hati yang lelah berharap. Akibatnya, ia menjadi bisu. Bukan sebagai hukuman semata, melainkan sebagai undangan untuk belajar diam, merenung, dan membiarkan karya Tuhan berbicara lebih dulu.

Sering kali kita pun seperti Zakharia. Kita berdoa, tetapi ketika Tuhan bekerja dengan cara yang tidak kita mengerti, kita ragu. Kita ingin Tuhan bertindak sesuai logika kita, sesuai waktu kita. Padahal iman sejati justru tumbuh ketika kita berani percaya sebelum semuanya jelas. Keheningan Zakharia mengajarkan bahwa ada saatnya kita berhenti banyak bicara kepada Tuhan dan mulai lebih banyak mendengarkan-Nya dalam diam.

Sementara itu Elisabet memberikan kesaksian yang sangat menyentuh. Ketika akhirnya ia mengandung, ia berkata, “Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku.” Ia tidak memamerkan mujizat itu, ia menyimpannya dalam keheningan syukur. Ia melihat hidupnya bukan lagi sebagai aib, melainkan sebagai ruang rahmat. Tuhan tidak hanya memberi anak, tetapi memulihkan martabat dan harapan.

Saudara-saudari, Adven adalah masa menanti, bukan menunggu dengan pasif, tetapi menanti dengan iman. Bacaan hari ini meneguhkan kita bahwa Tuhan bekerja bahkan ketika kita merasa hidup ini mandul, tidak berbuah, dan sunyi. Tuhan setia pada janji-Nya, tetapi Ia bekerja dengan waktu dan cara-Nya sendiri. Kadang kita diminta taat seperti istri Manoah, kadang kita diminta diam seperti Zakharia, kadang kita diminta bersyukur dalam keheningan seperti Elisabet.

Semoga Sabda hari ini menolong kita untuk tidak cepat putus asa, tidak lelah berharap, dan tidak takut percaya. Dalam hidup sehari-hari yang penuh tekanan, kegagalan, dan ketidakpastian, Tuhan tetap hadir, sedang bekerja, dan sedang menyiapkan sesuatu yang bermakna, bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi sesama melalui hidup kita. Kiranya kita berani membuka hati, belajar percaya, dan setia menanti, sebab Tuhan tidak pernah terlambat, dan kasih-Nya selalu nyata pada waktunya. Amin.

Doa Penutup

Tuhan yang setia, ajarilah aku percaya ketika harapan terasa mandul. Dalam doa dan keheningan, bentuklah hatiku taat pada waktu-Mu. Pakailah hidupku sederhana ini menjadi berkat bagi sesama, meski aku belum melihat jalan-Mu dengan jelas, setiap hari dalam keluarga, pekerjaan, dan pergumulanku dengan iman teguh.

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 20 Desember 2025 Lukas 1:26-38 dan Renungan Harian Katolik, Hari Sabtu Biasa Khusus Adven

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post