Pernah nggak sih kamu ngerasa ada “beban” atau kebiasaan aneh yang nempel di diri kamu tapi nggak ngerti darimana asalnya?
Bisa jadi itu efek generational trauma, lho. Yup, trauma yang bukan cuma kamu rasain sendiri, tapi “ diwarisin ” dari orang-orang di keluarga kamu.
Apa Sih Generational Trauma Itu? Bayangin aja, trauma itu kayak virus… tapi bukan yang bikin flu, tapi bikin pikiran, emosi, bahkan pola hidup ikut terganggu.
Generational trauma ini muncul ketika luka masa lalu orang tua atau kakek nenek tersimpan rapi dan tanpa sadar menular ke generasi berikutnya.
Trauma jenis ini nggak bikin gaduh, nggak heboh, tapi efeknya nyelip terus dan bisa ngerusak cara kamu lihat dunia, cara kamu nge-handle hubungan, sampai kebiasaan sehari-hari.
Konsep ini pertama kali muncul tahun 1966, pas seorang psikiater notice kalau anak-anak korban Holocaust punya tekanan psikologis tinggi.
Lanjutannya, penelitian tahun 1988 bilang, bahkan cucu-cucu penyintas Holocaust butuh perhatian khusus buat kesehatan mental mereka.
Gejala Generational Trauma yang Sering Muncul
Meski tersembunyi, ada beberapa tanda kalau kamu (atau orang di sekitarmu) kena generational trauma:
- Overthinking & rasa waspada berlebihan
- Sulit percaya sama orang lain
- Sikap acuh tak acuh atau tertutup
- Kecemasan yang nggak ketulungan
- Depresi & serangan panik
- Susah tidur, sering mimpi buruk
- Kepercayaan diri rendah
Gak cuma mental, trauma ini juga bisa ngefek ke fisik.
Bahkan bisa ganggu mikroglia, sistem kekebalan di otak, yang berujung ke depresi, kecemasan, sampai perubahan genetik yang bisa diwarisin ke anak cucu.
Cara Menyikapi Generational Trauma
Santai, meski terdengar serem, generational trauma bisa ditangani, cuma butuh kesabaran dan strategi yang tepat:
- Terapi individu, kelompok, atau keluarga
- Dukungan orang sekitar itu penting banget
- Cari mekanisme coping yang cocok buat diri sendiri
- Ingat, prosesnya nggak instan, butuh waktu
Intinya, kamu nggak sendirian. Menyadari trauma itu aja udah langkah awal yang keren banget buat sembuhin diri sendiri dan “memutus rantai” trauma yang diwarisin.
Jadi, guys, generational trauma itu bukan cuma istilah psikologi ribet. Ini nyambung banget sama hidup kita sehari-hari.
Dengan sadar, ngobrol terbuka, dan support system yang oke, luka lama keluarga bisa mulai dihempas, dan kamu bisa lebih bebas ngejalanin hidup.