Monday, September 8, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Minggu 14 September 2025 Lengkap Renungan Harian, Pesta Pemuliaan Salib Suci, Santo Yohanes Gabriel Dufresse, Martir

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Minggu 14 September 2025.

Kalender Liturgi hari Minggu 14 September 2025 merupakan Pesta Pemuliaan Salib Suci, Santo Yohanes Gabriel Dufresse, Martir dengan Warna Liturgi Merah.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Minggu 14 September 2025:

Bacaan Pertama Bil. 21:4-9

Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”

Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan:Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38

Ref: Jangan melupakan perbuatan-perbuatan Allah.

Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku,sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan amsal, aku mau menuturkan hikmah dari zaman purbakala.

Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia;mereka berbalik dan mendambakan Allah;mereka teringat bahwa Allah adalah gunung batu mereka,dan bahwa Allah Yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.

Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya,dan dengan lidah mereka membohongi Allah.Hati mereka tidak berpaut pada-Nya,dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.

Akan tetapi Allah itu penyayang!Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka;banyak kali Ia menahan amarah-Nya,dan tidak membangkitkan keberangan-Nya.

Bacaan Kedua : Flp 2:6-11

Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia.

Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib.

Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahi-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk-lututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui “Yesus Kristus adalah Tuhan.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia.

Bacaan Injil Yohanes 3:13-17

Anak manusia harus ditinggikan.

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Minggu 14 September 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Kisah dari Kitab Bilangan hari ini membawa kita pada pengalaman umat Israel di padang gurun. Mereka letih, lapar, haus, dan merasa muak dengan perjalanan yang panjang. Lalu muncul keluhan dan kemarahan terhadap Allah dan Musa. Kita bisa merasakan hal itu, bukan? Bukankah sering kali ketika hidup tidak sesuai dengan harapan kita, kita juga mudah bersungut-sungut, mempertanyakan Tuhan, bahkan merasa bahwa perjalanan hidup ini tidak adil?

Umat Israel dihukum dengan kehadiran ular tedung, namun Tuhan sekaligus menyediakan jalan keselamatan: ular tembaga yang ditinggikan di tiang. Siapa pun yang memandangnya, walau dipagut, akan tetap hidup. Perhatikan: ular itu bukanlah jimat, bukan juga sekadar benda ajaib. Tetapi ia menjadi tanda iman—sebuah undangan agar umat kembali percaya, kembali menaruh harapan pada Tuhan, bukan pada kekuatan mereka sendiri.

Kisah ini mengantar kita pada Yesus Kristus. Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi menegaskan bahwa Yesus, walaupun setara dengan Allah, rela mengosongkan diri, menjadi hamba, bahkan mati di kayu salib. Salib itu, yang bagi dunia nampak sebagai tanda kehinaan dan kegagalan, justru menjadi tiang kehidupan baru. Di sanalah kita diajak memandang, sama seperti umat Israel memandang ular tembaga. Dengan memandang salib Kristus, kita menemukan bukan saja penderitaan, tetapi juga kasih Allah yang begitu besar.

Injil hari ini menyatakan dengan begitu indah: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Salib bukanlah tanda kutuk, melainkan tanda kasih. Salib bukan sekadar penderitaan, tetapi jalan menuju kehidupan.

Saudara-saudari, dalam hidup sehari-hari, kita pun sering dipagut oleh “ular” zaman ini: rasa kecewa, iri hati, kebencian, persaingan yang tidak sehat, keputusasaan, bahkan godaan untuk menyerah. Tetapi sabda hari ini mengingatkan kita, jangan biarkan racun itu membunuh iman kita. Arahkan pandangan kita kepada salib Kristus. Di sanalah ada kekuatan, ada pengampunan, ada harapan baru.

Salib Kristus mengajarkan kita untuk berani merendahkan diri, seperti Yesus yang rela taat sampai mati. Dalam keluarga, itu berarti rela mengalah demi cinta, sabar dalam perbedaan, tidak cepat marah atau menghakimi. Dalam pekerjaan, berarti jujur, setia, bekerja bukan hanya demi diri sendiri, tetapi juga demi kebaikan bersama. Dalam masyarakat, berarti berani peduli, tidak menutup mata pada penderitaan sesama.

Memandang salib berarti belajar melihat bahwa di balik luka ada penyembuhan, di balik air mata ada penghiburan, di balik pengorbanan ada kebangkitan.

Maka, marilah kita renungkan: ke mana arah pandangan hidup kita saat ini? Apakah kita hanya memandang pada masalah, pada rasa lelah dan kecewa, sehingga hati kita pahit? Atau kita mau berani mengangkat wajah, memandang kepada Kristus yang ditinggikan, percaya bahwa kasih Allah selalu lebih besar daripada luka hidup kita?

Hari ini kita diajak untuk tidak berhenti pada keluhan, tetapi masuk dalam iman. Jangan hanya melihat salib sebagai penderitaan, tetapi sebagai tanda cinta. Dan ketika kita percaya, kita pun akan menemukan hidup yang baru—hidup yang penuh harapan, pengampunan, dan kasih yang menyelamatkan.

Amin. ✝️

Doa Penutup

Tuhan, ajarlah aku memandang Salib-Mu dengan iman,
mengubah luka menjadi pengharapan, sabar dalam kesulitan,
mengasihi tanpa pamrih, dan taat dalam hidup sehari-hari.
Jadikan aku alat kasih-Mu, agar hidupku memuliakan-Mu selalu.
Amin.

 

 

 

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Senin 15 September 2025 Lengkap Renungan Harian, Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post