Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan hal ini, umat Katolik semakin mendekatkan diri kepada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, serta membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga menjadi sumber ketenangan batin di tengah kesibukan hidup, sekaligus memberikan panduan moral. Waktu pribadi bersama Tuhan melalui Injil harian menghadirkan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk semakin menyadari panggilan misioner serta memperkaya relasi dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita memasuki Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik, Jumat 12 September 2025.
Menurut Kalender Liturgi Katolik, hari ini adalah Hari Jumat Biasa XXIII, Nama Tersuci Maria, Ibu Yesus, Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak bersama Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 12 September 2025.
Bacaan Pertama 1Tim. 1:1-2,12-14
Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita, kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku? aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1.2a.5.7-8.11
Ref. Ya Tuhan, Engkaulah milik pusakaku.
Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, “Engkaulah Tuhanku, ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasehat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 17:7b.a
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran. Kuduskanlah kami dalam kebenaran.
Bacaan Injil: Luk 6:39-42
Mungkinkah seoang buta membimbing orang buta?
Pada suatu ketika Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Mungkinkah seorang buta membimbing orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lubang?
Seorang murid tidak melebihi gurunya, tetapi orang yang sudah tamat pelajarannya, akan menjadi sama dengan gurunya. Mengapa engkau melihat selumbar dalam mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak kauketahui?
Bagaimana mungkin engkau berkata kepada saudaramu, ‘Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar dalam matamu’, padahal balok dalam matamu tidak kaulihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat, 12 September 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita mendengar sebuah kesaksian jujur dari Paulus. Ia mengakui dengan rendah hati siapa dirinya dulu: seorang penghujat, penganiaya, seorang yang keras hati. Tetapi justru di tengah kelemahannya, Allah hadir dengan kasih karunia yang berlimpah. Paulus tidak membanggakan dirinya, melainkan membanggakan rahmat Tuhan yang telah mengubah hidupnya. Inilah yang membuat Paulus bisa melayani dengan setia: karena ia sadar bahwa dirinya diangkat bukan karena layak, melainkan karena dikasihi.
Dalam Injil, Yesus menegur kita dengan perumpamaan yang sederhana tetapi tajam. Kita sering sibuk melihat “selumbar” di mata orang lain, tetapi lupa ada “balok” dalam diri kita. Kita begitu mudah mengkritik, mengomentari, bahkan menghakimi orang lain, sementara kelemahan dan dosa kita sendiri kita abaikan. Yesus tidak sedang melarang kita untuk saling menegur atau membantu, tetapi Ia mengingatkan bahwa segalanya harus berawal dari pertobatan pribadi. Jika hati kita dibersihkan, mata kita akan jernih untuk melihat sesama dengan kasih, bukan dengan penghakiman.
Kalau kita satukan sabda hari ini, kita menemukan pesan yang begitu manusiawi dan dekat dengan hidup kita. Tuhan tidak menuntut kita sempurna, tetapi Ia meminta kita untuk jujur. Jujur pada diri sendiri, berani mengakui dosa dan kelemahan kita, lalu membuka diri pada kasih karunia-Nya. Dari pengalaman itu, kita bisa menjadi seperti Paulus: yang dulu jatuh, tetapi kini dipakai Tuhan. Dari pengalaman itu pula, kita bisa melihat sesama bukan lagi dengan mata yang penuh balok, melainkan dengan pandangan kasih yang menolong, menguatkan, dan membangun.
Saudara-saudari, dalam hidup sehari-hari kita sering jatuh pada sikap cepat menghakimi—entah dalam keluarga, di tempat kerja, bahkan lewat media sosial. Hari ini Yesus mengingatkan kita untuk mulai dari diri sendiri: keluarkan dulu balok dari mata kita. Dan Paulus memberi kesaksian bahwa kalau kita membuka diri, rahmat Tuhan sanggup mengubah segala kelemahan kita menjadi kekuatan. Semoga sabda ini meneguhkan kita untuk lebih rendah hati, lebih berbelas kasih, dan semakin berani membiarkan kasih Kristus bekerja dalam hidup kita.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku rendah hati mengakui kelemahanku dan membuka diri pada rahmat-Mu. Singkirkanlah balok dalam diriku agar mataku jernih melihat sesama dengan kasih. Jadikanlah hidupku sederhana, setia, dan berguna bagi-Mu dan sesama. Amin.