Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Rabu 10 September 2025.
Kalender Liturgi hari Rabu 10 September 2025 merupakan Hari Rabu Biasa XXIII, Santo Theodardus, Martir, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Rabu 10 September 2025:
Bacaan Pertama : Kol. 3:1-11
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.
Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang durhaka).
Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.
Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab
Setiap hari aku hendak memuji Engkau, dan hendak memuliakan nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya.Besarlah TUHAN dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga
Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.
Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Bersukacitalah dan bergembiralah, karena besarlah upahmu di surga.
Bacaan Injil : Lukas 6:20-26
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya, lalu berkata, “Berbahagialah, hai kalian yang miskin, karena kalianlah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kalian yang kini kelaparan, karena kalian akan dipuaskan.
Berbahagialah, hai kalian yang kini menangis, karena kalian akan tertawa. Berbahagialah, bila demi Anak Manusia kalian dibenci, dikucilkan, dan dicela serta ditolak. Bersukacitalah dan bergembiralah pada waktu itu karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
Tetapi celakalah kalian, orang kaya, karena dalam kekayaanmu kalian telah memperoleh hiburan. Celakalah kalian, yang kini kenyang, karena kalian akan lapar. Celakalah kalian, yang kini tertawa, karena kalian akan berdukacita dan menangis.
Celakalah kalian, jika semua orang memuji kalian; karena secara itu pula nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Rabu 10 September 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menengok dua sisi hidup kita: yang lama dan yang baru, yang duniawi dan yang surgawi. Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat Kolose menegaskan bahwa kalau kita sungguh sudah dibangkitkan bersama Kristus, maka cara kita memandang hidup pun harus berubah. Hidup kita tidak lagi semata-mata berpusat pada hal-hal duniawi, melainkan pada perkara yang di atas, tempat Kristus duduk di sisi Allah. Artinya, arah hidup kita tidak lagi sekadar mengejar kenyamanan, harta, atau pujian, tetapi semakin dituntun oleh kasih, kebenaran, dan pengharapan dalam Allah.
Namun, Paulus tidak berbicara dalam bahasa langit yang sulit digapai. Ia bicara sangat konkret: matikanlah nafsu jahat, keserakahan, marah, geram, fitnah, dan kata-kata kotor. Bukankah itu semua begitu nyata dalam hidup kita sehari-hari? Kita bisa saja rajin ke gereja, tetapi kalau lidah kita masih tajam menyakiti, kalau hati kita masih dikuasai iri, kalau kita masih mudah curiga dan cepat menghakimi, maka wajah Kristus belum sungguh tampak dalam diri kita. Sebaliknya, mengenakan manusia baru berarti kita membiarkan hati kita diperbaharui oleh kasih Allah, sehingga relasi dengan sesama pun berubah.
Yesus dalam Injil hari ini menegaskan arah hidup baru itu dengan Sabda Bahagia. Ia tidak memuliakan mereka yang berkuasa, kenyang, kaya, atau dipuji-puji. Ia justru mengatakan “berbahagialah” kepada yang miskin, yang lapar, yang menangis, dan yang ditolak. Mengapa? Karena Yesus melihat bukan hanya keadaan lahiriah, melainkan hati yang bersandar sepenuhnya pada Allah. Orang miskin yang setia pada Tuhan tahu bahwa satu-satunya pegangan hidupnya adalah Allah. Orang yang lapar akan kebenaran tidak akan berhenti memperjuangkan keadilan. Orang yang menangis karena penderitaan tidak kehilangan harapan, sebab ia tahu Allah akan menghapus air matanya.
Saudara-saudari, betapa berbeda cara pandang Yesus dengan cara pandang dunia. Dunia mengajarkan: “Carilah sebanyak mungkin untuk dirimu.” Yesus berkata: “Carilah Allah, maka kamu akan dipuaskan.” Dunia berkata: “Kalau semua orang suka padamu, itu tandanya engkau berhasil.” Yesus justru mengingatkan: “Hati-hati, bisa jadi kamu sedang kompromi dengan kebohongan.”
Maka, renungan hari ini mengajak kita jujur pada diri sendiri. Apakah aku masih hidup dalam manusia lama, yang mencari keuntungan diri, marah, iri, penuh kata-kata kotor? Ataukah aku berusaha mengenakan manusia baru, yang sabar, murah hati, rendah hati, dan terbuka pada kasih Allah? Jalan Yesus memang tidak selalu mudah, bahkan bisa membuat kita ditolak. Tetapi justru di situlah letak kebahagiaan sejati, sebab hidup kita ada dalam Kristus, sumber pengharapan dan sukacita yang tidak akan habis.
Marilah kita mohon rahmat agar berani setiap hari memperbarui hati, meninggalkan manusia lama, dan berjalan bersama Kristus. Dengan begitu, Sabda Bahagia bukan hanya jadi kata-kata indah di telinga, tetapi sungguh nyata dalam sikap dan pilihan hidup kita. Dan di situlah kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang tidak bisa diberikan dunia, tetapi hanya bisa kita temukan dalam Kristus.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku meninggalkan manusia lamaku yang penuh ego dan amarah. Perbaruilah hatiku setiap hari agar mampu hidup sederhana, sabar, dan penuh kasih. Jadikanlah aku saksi-Mu yang membawa penghiburan dan pengharapan bagi sesama. Amin.