Lo pasti udah sering liat berita soal anggota DPR yang dapet dana reses dan sekarang heboh banget karena naik hampir dua kali lipat jadi Rp702 juta per orang. Terus lo mikir, βLah, ngapain tuh duit segitu banyaknya?!β π
Tenang, kita bedah bareng-bareng ya β biar nggak cuma nyinyir tapi juga ngerti konteksnya.
Jadi gini, dana reses itu bukan bonus atau gaji tambahan buat anggota DPR, tapi anggaran resmi yang dikasih negara lewat APBN buat kegiatan mereka di luar Gedung DPR.
Bahasanya, reses tuh masa di mana para anggota DPR βturun gunungβ alias balik ke daerah pemilihan (dapil) buat dengerin langsung keluhan, aspirasi, dan curhatan masyarakat.
Kayak yang dijelasin di UU Nomor 13 Tahun 2019 (UU MD3), reses itu kewajiban anggota DPR buat nyerap aspirasi konstituen lewat kunjungan kerja rutin. Jadi bukan liburan ya, bro-sis π
Biasanya, kegiatan reses ini bisa berupa:
- Kunjungan ke desa-desa, sekolah, pasar, atau tempat umum lainnya.
- Ngobrol bareng warga, kepala daerah, komunitas lokal.
- Kadang juga diisi dengan kegiatan sosial kayak bagi sembako atau pelatihan.
Nah, untuk tahun ini, masa reses dimulai 3 Oktober 2025 sampai 3 November 2025, abis sidang pertama DPR periode 2025β2026 selesai.
Setelah itu, mereka wajib laporan ke partai dan fraksinya masing-masing. Jadi ada pertanggungjawabannya, bukan asal jalan aja.
π¬ Kenapa Sekarang Dana Reses Jadi Rp702 Juta?
Menurut Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, naiknya dana reses ini gara-gara:
- Jumlah titik kunjungan di dapil makin banyak β Jadi anggota DPR mesti keliling lebih jauh dan sering.
- Indeks kegiatan naik β Artinya, biaya operasional dan standar perhitungan kegiatan juga meningkat.
Periode sebelumnya (2019β2024) dana reses cuma sekitar Rp400 juta per anggota, sekarang naik hampir dua kali lipat.
Tapi kenaikan ini baru berlaku Mei 2025, jadi dari Januari sampai April masih pakai angka lama.
Oh iya, waktu penyaluran dana di awal Oktober 2025 sempet ada kelebihan transfer Rp54 juta, tapi udah diklarifikasi kok.
π Manfaat Dana Reses Buat Masyarakat
Kalau lo pikir reses cuma ajang pencitraan, sebenernya nggak juga. Kalau dijalanin bener, kegiatan ini bisa banget berdampak langsung ke warga. Nih manfaatnya:
- π€ Dengerin Aspirasi Langsung dari Warga
Anggota DPR bisa tahu apa aja keluhan dan kebutuhan masyarakat β dari harga beras yang naik sampai akses internet di daerah terpencil. - π΅οΈββοΈ Ngeliat Masalah Lapangan Secara Real
Jadi nggak cuma teori di gedung doang, mereka bisa liat langsung kondisi jalan rusak, sekolah kekurangan guru, atau layanan kesehatan yang belum maksimal. - π§ Bahan Nyusun Kebijakan
Masukan dari masyarakat ini nanti bisa jadi dasar buat nentuin kebijakan atau program pemerintah. Jadi, suara rakyat emang beneran bisa masuk ke pusat. - π Transparansi & Akuntabilitas
Reses juga jadi momen buat anggota DPR βlaporan balikβ ke rakyat, biar masyarakat tahu kerjaan mereka selama ini gimana.
π° Sumber Dananya dari Mana?
Nah, bagian ini penting!
Dana reses bukan uang pribadi DPR, tapi anggaran resmi dari APBN (kalau DPR RI).
Kalau buat DPRD di daerah, sumbernya dari APBD.
Jadi semuanya pake uang negara alias uang rakyat, dan penggunaannya harus lapor & sesuai aturan.
Makanya tiap anggota DPR wajib bikin laporan pertanggungjawaban soal pemakaian dana ini. Kalau nggak sesuai, ya bisa kena tegur atau audit.
Dana reses Rp702 juta emang keliatan gede banget, tapi kalau dipake sesuai tujuan β buat turun ke lapangan, ngedengerin masyarakat, dan nyiapin kebijakan yang lebih nyentuh β ya sah-sah aja.
Yang penting: transparansi dan laporan yang jelas, biar rakyat juga tahu duitnya lari ke mana.
Jadi, lain kali kalau ada berita dana reses naik, lo udah bisa jelasin ke temen lo:
βBukan buat foya-foya, bro, itu buat reses. Tapi ya tetep, harus diawasin!β