“Iman dan Bela Negara Tidak Pernah Bertentangan,” ujar Borlak saat pimpin pengamanan di Hotel Mercure Ancol, Jakarta.
Jakarta, 7 November 2025 — Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) ke-5 yang berlangsung di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, pada 3–7 November 2025, berjalan aman, tertib, dan penuh khidmat.
Di balik suksesnya penyelenggaraan forum akbar umat Katolik se-Indonesia itu, ada peran penting Letkol Inf. G. Borlak, Komandan Detasemen Pengawal Khusus (Denwalsus) Menteri Pertahanan RI, yang dipercaya menjadi komandan lapangan pengamanan SAGKI ke-5.
“Kami memastikan seluruh peserta — mulai dari para uskup, imam, biarawan-biarawati hingga umat awam — dapat mengikuti sidang dengan aman dan nyaman,” ujar Letkol Borlak saat ditemui usai sesi penutupan SAGKI, Jumat (7/11/2025).
Kolaborasi Iman dan Disiplin Militer
SAGKI merupakan forum lima tahunan Gereja Katolik Indonesia yang mempertemukan para uskup dari seluruh keuskupan di Indonesia bersama ratusan peserta dari berbagai kalangan. Dalam forum ini, Gereja membahas arah pastoral, persoalan sosial kemasyarakatan, serta langkah strategis menghadapi tantangan bangsa ke depan.
Bagi Letkol Borlak, keterlibatan dalam SAGKI bukan hanya tugas profesional, tetapi juga panggilan spiritual. Sebagai seorang Katolik yang juga perwira aktif TNI AD, ia mengaku merasa memiliki tanggung jawab ganda: menjaga keamanan negara sekaligus menjaga nilai-nilai iman.
“Saya Katolik dan saya prajurit. Dua hal ini tidak pernah bertentangan,” ungkapnya tegas.
“Justru, di dalam disiplin militer, saya menemukan nilai yang juga diajarkan oleh Gereja: kesetiaan, pengorbanan, dan pelayanan.”
Menjaga Damai, Mengabdi untuk Tuhan dan Negara
Selama lima hari pelaksanaan SAGKI, Letkol Borlak memimpin langsung koordinasi lapangan bersama tim pengamanan internal panitia dan aparat keamanan sipil. Di bawah komandonya, seluruh rangkaian kegiatan — mulai dari pembukaan hingga misa penutupan — berlangsung aman dan tanpa gangguan.
“Kami bukan hanya menjaga keamanan fisik, tapi juga menjaga suasana damai agar para peserta bisa berdoa dan berdiskusi dengan tenang,” ujar Borlak.
“Bagi saya, ini bagian dari panggilan iman. Melayani Gereja adalah cara lain saya mengabdi kepada Indonesia.”
Borlak menegaskan bahwa semangat bela negara dan ajaran cinta kasih dalam iman Katolik memiliki landasan yang sama — yakni pengorbanan untuk kepentingan bersama.
“Tuhan mengajarkan kasih dan kebenaran. Militer mengajarkan loyalitas dan pengabdian. Dua-duanya bertemu di satu titik: pengorbanan tanpa pamrih,” katanya.
Simbol Harmoni Iman dan Nasionalisme
Penampilan Letkol Borlak di SAGKI mendapat apresiasi dari banyak peserta. Para imam dan perwakilan umat menilai sosoknya mencerminkan harmoni antara iman dan nasionalisme — sesuatu yang sangat relevan di tengah tantangan kebangsaan dan keberagaman Indonesia.
“Indonesia kuat karena perbedaan yang disatukan oleh semangat saling menghormati,” ujar Borlak menutup perbincangan.
“Selama kita mau menjaga satu sama lain, tidak ada kekuatan yang bisa memecah bangsa ini.”
SAGKI ke-5 ditutup dengan Misa Syukur bersama ratusan umat dan para uskup. Suasana khidmat itu menjadi penanda bahwa iman dan bela negara dapat berjalan beriringan — sebagaimana dicontohkan oleh sosok Letkol Inf. G. Borlak, seorang prajurit yang mengabdi dengan hati, untuk Tuhan dan Indonesia.
