Dunia per-sosmed-an rame banget gara-gara Bandara PT Indonesia Morowali Industrial Park alias Bandara IMIP disorot publik. Banyak berita bilang bandara ini beroperasi secara ilegal, dan langsung deh jadi bahan gosip nasional.
Padahal nih, bandara yang nongkrong di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah itu udah aktif sejak tahun 2014, meskipun nggak ada petugas Bea Cukai dan Imigrasi yang stand by di sana.
Bandara yang lagi viral ini tuh lokasinya ada di dalam Kawasan Industri IMIP, tepatnya di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi.
Beda sama bandara kebanyakan, Bandara IMIP ini statusnya bandara khusus dan dikelola swasta.
Meski gitu tetap diawasi sama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara lewat Otoritas Bandara Wilayah V Makassar.
Oh iya, Bandara IMIP punya kode ICAO WAMP dan kode IATA MWS. Secara kelas penerbangan, dia masuk kategori bandara 4B buat rute domestik.
Kalau soal fasilitas, runway-nya panjangnya 1.890 meter, dengan daya dukung PCN 68/F/C/X/T. Apron-nya ukuran 96 × 83 meter. Jenis pesawat yang bisa mendarat? Mulai dari Embraer ERJ-145ER sampai Airbus A320 pun bisa.
Data Kementerian Perhubungan juga bilang, sepanjang 2024 bandara ini udah ngurus 534 pergerakan pesawat dengan total sekitar 51 ribu penumpang. Lumayan rame ya, untuk bandara yang katanya “khusus”.
Profil PT IMIP: Bos Besar di Balik Bandara Viral
Bandara ini tentu nggak bisa dipisahin dari yang punya lahannya, yaitu PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Perusahaan ini berdiri pada 19 September 2013 dan nge-manage kawasan industri seluas sekitar 2.000 hektare. Kawasan itu jadi pusat industri nikel paling gede di Asia Tenggara, lho.
Di dalam kawasan IMIP, ada banyak perusahaan yang produksi mulai dari nickel pig iron, stainless steel, carbon steel, ferrochrome, sampai bahan baku baterai listrik. Singkatnya, ini zona industri super lengkap dari hulu ke hilir.
Terus pemilik PT IMIP itu siapa aja?
- Shanghai Decent Investment Group (anak usaha Tsingshan Holding Group, China) – 49,69%
- PT Sulawesi Mining Investment – 25%
- PT Bintang Delapan Investama – 25,31%
Modal dasarnya? Sekitar 40 juta USD. Karena mayoritas saham dipegang Tsingshan Group, otomatis pengelolaan kawasan ini banyak dipengaruhi oleh pihak Tiongkok meski tetap ada investor lokal yang ikutan nimbrung.
Kenapa IMIP Sampai Punya Bandara Sendiri?
Eits, jangan salah sangka! Punya bandara bukan gaya-gayaan doang. Kawasan IMIP itu luasnya bukan main dan super kompleks. Isinya smelter, pabrik baja, pembangkit listrik, pelabuhan, plus berbagai fasilitas logistik.
Karena itu bandara jadi fasilitas penting buat:
- Mobilitas pekerja
- Kedatangan teknisi & tamu perusahaan
- Distribusi produk seperti stainless steel, NPI, dan bahan baku baterai
Jadi intinya, biar semua proses produksi dari mulai ngambil bijih nikel, ngolah, sampai ngirim produk bisa jalan cepet tanpa tergantung penuh sama infrastruktur umum di daerah itu yang mungkin belum semaksimal kebutuhan industri.
Kontroversi Bandara IMIP: Kok Bisa Bikin Heboh?
Walaupun alasan logistiknya masuk akal, keberadaan bandara ini tetep bikin beberapa pejabat dan lembaga negara angkat alis.
Saat berkunjung ke Morowali November 2025, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin bilang bahwa bandara ini jalan tanpa pos Bea Cukai dan Imigrasi. Nah lho.
Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung, juga ngegas. Ia bilang hal ini bisa bikin kondisi kayak “negara dalam negara” karena aset strategis beroperasi tanpa kontrol penuh dari pemerintah.
Dari DPR, Oleh Soleh (Komisi I) juga ngomong keras. Menurutnya, bandara tanpa pengawasan negara itu melanggar aturan soal kedaulatan udara dan bahkan bisa jadi ancaman keamanan nasional.
Makanya ia minta Kemenhub, Kemenkeu sampai aparat pertahanan untuk turun tangan dan melakukan penyelidikan lengkap.
