Kalian pernah nggak sih ngerasa ngurus tanah, sertifikat, atau urusan pertanahan itu ribet, muter-muter, dan bikin emosi? Nah, kayaknya keresahan itu lagi serius banget dibahas sama pemerintah, tepatnya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian ATR/BPN tahun 2025.
Rakernas yang digelar di Jakarta ini ngangkat tema yang nggak main-main:
“Transformasi Pelayanan Berintegritas untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.”
Intinya satu: pelayanan ke masyarakat harus bersih, jujur, dan nggak ada drama aneh-aneh lagi.
Integritas Itu Bukan Cuma Kata Keren, Bro!
Di acara ini, Wakil Menteri Hukum, Edward Omar Sharif Hiariej, ngomong straight to the point soal integritas. Menurut beliau, integritas itu bukan sekadar slogan buat dipajang di dinding kantor, tapi soal mental dan sikap orang-orang di dalamnya.
Integritas itu nyangkut ke:
- kejujuran,
- etika kerja,
- dan kedisiplinan.
Kalau SDM-nya bener, sistem bakal ikut jalan lurus. Simple, tapi dalem.
Transparansi & Akuntabilitas = Pelayanan Profesional
Nggak cuma integritas, Edward juga nekanin dua hal penting lainnya: transparansi dan akuntabilitas.
Bahasa gampangnya, masyarakat harus:
- tahu alur pelayanan,
- paham prosesnya,
- bisa akses SOP,
- dan nggak dibiarin nebak-nebak sendiri.
Menurut beliau, pelayanan publik yang profesional itu bikin masyarakat ngerasa, “Oh, pemerintah beneran hadir buat bantu, bukan buat bikin ribet.”
Digitalisasi Jadi Senjata Anti Ribet
Di era serba digital kayak sekarang, pelayanan manual yang berbelit jelas udah ketinggalan zaman. Makanya, digitalisasi jadi salah satu kunci penting buat ningkatin transparansi.
Kalau sistemnya online, SOP jelas, dan informasinya kebuka, maka:
- peluang penyimpangan makin kecil,
- masyarakat makin gampang ngawasin,
- dan kepercayaan publik bisa naik.
Edward bilang, akuntabilitas itu soal gimana pelayanan bisa dipertanggungjawabkan secara terbuka. Jadi bukan cuma “percaya aja”, tapi bisa dicek.
Zona Integritas & WBK: Bukan Pajangan Doang
Kementerian ATR/BPN juga lagi serius ngebangun Zona Integritas, termasuk lewat predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Tapi nih ya, predikat itu nggak boleh cuma jadi pajangan piagam.
Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, ngomongnya tegas banget. Kalau udah dapet WBK tapi di lapangan masih ketahuan ada praktik mencurigakan, bakal langsung ditindak.
Nggak pake lama, nggak nunggu aparat hukum turun. Langsung gas.
WBK Jadi Jalan Tol Karier ASN
Yang menarik, predikat WBK juga bakal jadi jalur cepat (fast track) buat ASN yang mau promosi atau mutasi. Tapi dengan satu syarat penting:
WBK-nya harus beneran, bukan settingan.
Artinya, integritas sekarang nggak cuma soal moral, tapi juga berpengaruh langsung ke karier. Siapa yang kerja bener, jujur, dan disiplin, peluangnya makin kebuka.
Rakernas Ini Isinya Siapa Aja?
Rakernas ATR/BPN 2025 ini dihadiri lengkap:
- pejabat pimpinan tinggi,
- kepala kantor wilayah BPN provinsi,
- sampai kepala kantor pertanahan dari berbagai daerah.
Semua dikumpulin biar satu visi: pelayanan publik yang bersih, transparan, dan dipercaya masyarakat.
Rakernas ini nunjukin satu hal penting:
pelayanan publik nggak bisa lagi main aman atau setengah-setengah.
Integritas, transparansi, digitalisasi, dan pengawasan ketat jadi paket lengkap buat ngebangun kepercayaan masyarakat. Harapannya, ke depan ngurus pertanahan nggak lagi jadi momok, tapi jadi pelayanan yang jelas, cepat, dan manusiawi.
Kita tunggu aja, apakah transformasi ini beneran kerasa sampai ke bawah. Kalau iya, itu baru namanya perubahan yang real 🔥
