Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral.
Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam. Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita bahas Injil Katolik buat Selasa, 27 Februari 2024.
Kalender Liturgi hari ini Selasa, 27 Februari 2024 merupakan Hari Selasa Prapaskah II, Santo Gabriel Possenti, Pengaku Iman, Santo Leander, Uskup, dengan Warna Liturgi Ungu.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Selasa, 27 Februari 2024:
Bacaan Pertama Yes. 1:10.16-20
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku.
Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuanganlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita berperkara!
Firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini.
Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.
Bacaan Injil Mat. 23:1-12
“Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan.”
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu.
Tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang. Mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.
Tetapi kamu, janganlah kamu suka disebut Rabi, karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapa pun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Selasa 27 Februari 2024
Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengar teguran Yesus terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka mengajarkan ajaran Allah tetapi tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka membebani orang lain dengan aturan-aturan yang berat namun tidak mau membantu memikul beban tersebut. Mereka lebih mementingkan penampilan dan penghargaan dari manusia daripada ketaatan yang tulus kepada Allah.
Kita diajak untuk tidak hanya menjadi pendengar firman Tuhan, tetapi juga pelaku yang taat. Penting bagi kita untuk hidup sesuai dengan ajaran yang kita terima, bukan hanya mengatakan yang benar tetapi juga melakukannya. Kita harus menghindari kesombongan dan keserakahan dalam kehidupan kita, serta menjadi hamba yang rendah hati dan melayani sesama dengan penuh kasih.
Dalam bacaan pertama, kita mendengar panggilan Allah kepada kita semua untuk bertobat dan berbalik dari kejahatan. Allah menawarkan pengampunan kepada kita, bahkan jika dosa-dosa kita sebesar apapun, asalkan kita mau bertobat dan berusaha hidup yang benar di hadapan-Nya. Kita diajak untuk memperjuangkan keadilan, melindungi yang lemah, dan mengikuti kehendak-Nya dengan setia.
Tujuan terpenting dari kedua bacaan ini adalah untuk mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan kepada ajaran Allah dan keadilan dalam hidup kita sehari-hari. Kita harus menjadi teladan yang baik bagi orang lain, hidup dengan integritas dan kasih, serta selalu siap untuk bertobat dan memperbaiki diri.
Pesan buat kita semua umat Katolik dalam kehidupan nyata saat ini adalah pentingnya hidup sesuai dengan ajaran Allah, menjadi rendah hati dalam pelayanan kepada sesama, dan selalu siap untuk bertobat dan memperbaiki diri. Kita harus menghindari kesombongan, keserakahan, dan penampilan belaka, serta mengutamakan keadilan, kasih, dan pengampunan dalam setiap tindakan dan keputusan kita.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari kedua bacaan ini dan menjadikannya pedoman dalam hidup kita sehari-hari, agar kita dapat menjadi saksi Kristus yang setia dan melayani dengan penuh kasih kepada sesama. Amin.
Doa Penutup
Ya Tuhan yang Maha Penyayang, ajarilah kami menjadi teladan yang setia dalam menjalankan ajaran-Mu. Bantu kami untuk hidup dengan kesetiaan kepadaMu, rendah hati, dan penuh kasih kepada sesama. Engkau pengampun dosa, semoga kami senantiasa siap bertobat dan memperbaiki diri. Amin.
