Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 6 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 6 Juni 2025 merupakan Hari Jumat Biasa Pekan VII Paskah, Peringatan fakultatif Santo Norbertus, Uskup dan Pengaku Iman, Santo Filipus, Diakon dan Penginjil, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 6 Juni 2025:
Bacaan Pertama Kisah Para Rasul 25:13-21
Waktu Paulus ditahan dalam penjara di kota Kaisarea, datanglah Raja Agripa dengan Bernike ke Kaisarea untuk mengadakan kunjungan kehormatan kepada Gubernur Festus.
Karena mereka beberapa hari lamanya tinggal di situ, Festus memaparkan perkara Paulus kepada raja itu, katanya, “Di sini ada seorang tahanan yang ditinggalkan Gubernur Feliks pada waktu dia pergi.
Ketika aku berada di Yerusalem, imam-imam kepala dan tua-tua orang Yahudi mengajukan dakwaan terhadap orang itu dan meminta supaya ia dihukum. Aku menjawab mereka, bahwa bukanlah kebiasaan pada orang-orang Roma untuk menyerahkan seorang terdakwa sebagai suatu anugerah sebelum ia dihadapkan dengan orang-orang yang menuduhnya dan diberi kesempatan untuk membela diri terhadap tuduhan itu.
Karena itu mereka turut bersama-sama dengan aku ke mari. Pada keesokan harinya aku segera mengadakan sidang pengadilan dan menyuruh menghadapkan orang itu. Tetapi ketika para pendakwa berdiri di sekelilingnya, mereka tidak mengajukan suatu tuduhan pun tentang perbuatan jahat, seperti yang telah aku duga.
Mereka hanya berselisih paham dengan dia tentang soal-soal agama mereka, dan tentang seorang yang bernama Yesus, yang sudah mati, tetapi dengan yakin Paulus mengatakan bahwa Ia hidup.
Karena aku ragu-ragu bagaimana harus memeriksa perkara-perkara seperti itu, aku menanyakan apakah Paulus mau pergi ke Yerusalem, supaya perkaranya dihakimi di situ.
Tetapi Paulus naik banding, Ia minta, supaya ia tinggal dalam tahanan, dan menunggu sampai perkaranya diputuskan oleh Kaisar. Karena itu aku menyuruh menahan dia sampai aku dapat mengirim dia kepada Kaisar.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab
Ref. Puji, jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya!
Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takwa kepada-Nya! Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya.
Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu. Pujilah Tuhan, hai malaikat-malaikat-Nya, agungkanlah Dia hai pahlawan-pahlawan perkasa.
Bait Pengantar Injil Yohanes 14:26
Ref. Alleluya.
Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu; Ia akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Bacaan Injil Yohanes 21:15-19
Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Sesudah mereka sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”
Kata Yesus kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!” Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Benar, Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”
Kata Yesus kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!” Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya, “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu! Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.”
Kata Yesus kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!” Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika masih muda engkau sendiri mengikat pinggangmu dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki.
Tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu, dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” Hal ini dikatakan Yesus untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus, “Ikutlah Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 6 Juni 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini kita mendengar kisah dari Kitab Kisah Para Rasul tentang Paulus yang sedang menghadapi pengadilan di Kaisarea. Paulus, seorang yang teguh beriman, berdiri di tengah-tengah persidangan yang sulit, dituduh tanpa bukti yang jelas. Namun, ia tidak menyerah. Ia memilih untuk naik banding ke Kaisar demi memperjuangkan kebenaran dan imannya. Dalam Injil, Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku?” dan memanggil Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya, menegaskan tugas berat yang harus dijalani dengan penuh cinta dan pengorbanan.
Apa makna kisah ini bagi kita, umat yang hidup di zaman sekarang?
Pertama, kita diajak untuk melihat keteguhan iman Paulus. Dalam situasi yang tidak adil, Paulus tidak mengeluh, tidak putus asa, tetapi tetap percaya bahwa kebenaran dan keadilan akan ditegakkan. Ia yakin bahwa Yesus yang sudah mati tapi kini hidup, adalah sumber kekuatannya. Ini mengingatkan kita untuk tidak mudah menyerah ketika menghadapi tantangan hidup, baik dalam pekerjaan, keluarga, atau pergumulan batin. Iman kita perlu dipertahankan dengan berani dan penuh keyakinan.
Kedua, dari pertanyaan Yesus kepada Petrus, kita belajar tentang cinta yang mendalam dan komitmen. Petrus ditanya tiga kali, mungkin untuk menegaskan betapa pentingnya cinta itu. Yesus ingin kita sadar bahwa iman bukan hanya soal kata-kata, tapi harus nyata dalam tindakan kita, yaitu menggembalakan, merawat, dan melayani sesama. Terkadang cinta itu menuntut pengorbanan, bahkan sampai rela mengikuti jalan yang sulit seperti Petrus yang kelak akan mati syahid. Namun, pengorbanan itu bermakna karena demi mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama.
Ketiga, dalam mazmur yang kita nyanyikan, kita diingatkan untuk selalu mengingat kebaikan Tuhan yang tak terbatas, yang mengampuni kesalahan kita sejauh timur dari barat. Kasih setia Tuhan adalah kekuatan dan penghiburan kita dalam hidup ini. Saat kita merasa lelah, gagal, atau tidak dihargai, kita tidak sendiri. Tuhan selalu ada, menguatkan dan membimbing kita melalui Roh Kudus.
Jadi, bagaimana kita menghidupi renungan ini dalam kehidupan kita?
- Saat kita menghadapi masalah atau ketidakadilan, jangan cepat menyerah, tapi berpegang pada iman seperti Paulus.
- Dalam keluarga dan komunitas, tunjukkan cinta yang nyata, layani dengan hati seperti Yesus memanggil Petrus.
- Ingatlah selalu kasih dan pengampunan Tuhan dalam doa dan ucapan syukur, agar hati kita selalu terisi sukacita dan damai.
Saudara-saudari, hidup kita adalah panggilan untuk setia mengasihi dan melayani. Semoga Roh Kudus mengajar dan menguatkan kita setiap hari agar kita menjadi saksi kasih Tuhan yang nyata di tengah dunia. Amin.
Doa Penutup
Tuhan yang Maha Kasih, kuatkan imanku seperti Paulus, ajarku mengasihi seperti Petrus, dan tuntun aku melayani sesama dengan rendah hati. Semoga kasih-Mu selalu hadir dalam hidupku, menguatkan dan membimbing setiap langkahku. Amin.