Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Kamis 19 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Kamis 19 Juni 2025 merupakan Hari Kamis Biasa, Peringatan fakultatif Santo Romualdus, Biarawan, Santo Gervasius dan Protasius, Martir, Santa Yuliana Falconieri, Biarawati, dengan Warna Liturgi Hijau.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Kamis 19 Juni 2025:
Bacaan Pertama 2Kor 11:1-11
Aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma.
Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi.
Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdayakan oleh ular dengan kelicikannya.
Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima.
Padahal menurut pendapatku sedikit pun aku tidak kurang dibandingkan rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal.
Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun.
Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapa pun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 111:1-2.3-4.7-8
Ref: Adil dan benarlah karya tangan-Mu, ya Tuhan.
Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; Perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.
Bait Pengantar Injil Rm 8:15
Kalian akan menerima Roh pengangkatan menjadi anak. Dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa.”
Bacaan Injil Mat 6:7-15
Berdoalah kalian demikian.
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah demikian:
Bapa kami, yang ada di surga, Dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian juga. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Kamis 19 Juni 2025
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Kadang-kadang, cinta itu terlihat aneh. Bisa terdengar keras, bahkan kaku. Tapi sebenarnya, cinta sejati justru muncul dari ketulusan yang tidak ingin kehilangan yang dikasihinya. Itulah yang dirasakan oleh Santo Paulus hari ini. Ia bicara tentang kecemburuan, tapi bukan sembarang cemburu — ini adalah “cemburu ilahi”, sebuah kegelisahan yang lahir dari kasih yang mendalam akan umat yang sudah ia wartakan kepada Kristus.
Paulus takut umat di Korintus disesatkan. Ia tahu betapa mudah hati manusia terombang-ambing — betapa sering kita tergoda oleh yang tampak indah di luar tapi kosong di dalam. Ia melihat mereka mulai mendengarkan pengajaran yang lain, mulai membuka hati kepada ‘Yesus yang lain’ yang bukan Kristus sejati. Dan hatinya terluka. Bukan karena ia kehilangan pengaruh. Tapi karena ia takut umat yang dikasihinya kehilangan arah. Ia mempertaruhkan harga dirinya, merendahkan diri, bekerja tanpa bayaran, supaya tidak menjadi beban, agar mereka bisa mendengar Injil tanpa hambatan. Itu bukan kelemahan. Itu kasih. Kasih yang tidak mengharapkan imbalan, kecuali satu: agar kita semua tetap tinggal dalam Kristus yang sejati.
Lalu kita dengar Yesus hari ini mengajarkan cara berdoa. Tapi sebelum mengajarkan kata-kata, Ia mengajar hati. Doa bukan soal banyaknya kata-kata. Doa bukan soal rumus panjang-panjang. Doa adalah kejujuran anak kepada Bapanya. Kita ini anak. Kita tidak sedang berhadapan dengan pejabat yang harus kita puaskan dengan retorika. Kita berbicara dengan Bapa — yang sudah tahu isi hati kita bahkan sebelum kita bicara.
Dan lihatlah doa yang Yesus ajarkan: Bapa kami… Bukan Bapaku saja, tapi Bapa kita semua. Doa itu sejak awal sudah mengajak kita keluar dari ego. Doa itu tidak egois. Di dalamnya ada permohonan akan kebutuhan sehari-hari — makanan secukupnya — bukan berlebihan. Ada pengakuan akan kelemahan — ampunilah kami. Tapi juga ada tanggung jawab — seperti kami pun mengampuni. Doa itu menyatukan langit dan bumi: Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.
Tapi bagian paling menggugah dari Injil hari ini datang di akhir: “Kalau kalian mengampuni orang, Bapamu di surga akan mengampuni kalian juga. Tapi kalau tidak… maka pengampunan itu pun tidak akan kalian terima.”
Saudara-saudariku, ini bukan ancaman. Ini kebenaran. Hati yang penuh dendam tidak akan mampu menerima kasih. Bukan karena Tuhan menolak memberi, tapi karena kita sendiri yang menutup pintu. Maka hari ini, Tuhan mengajak kita untuk melembutkan hati. Untuk tidak hidup dalam luka lama. Untuk membiarkan kasih mengalir kembali — dari Bapa, kepada kita, dan dari kita kepada sesama.
Paulus merendahkan dirinya demi umatnya. Yesus mengajarkan kita doa yang sederhana tapi penuh makna. Keduanya berbicara tentang satu hal yang sama: kasih yang murni, kasih yang tidak memegahkan diri, kasih yang menuntun kita kembali kepada relasi yang benar — dengan Allah dan dengan sesama.
Marilah kita hidup hari ini dengan hati yang terbuka. Jangan tergoda oleh yang palsu. Jangan terlalu sibuk membangun kata-kata, tapi lupa membangun kasih. Tuhan tahu isi hati kita. Maka, cukupkanlah dengan hidup yang jujur, hati yang tulus, dan doa yang keluar dari relasi yang nyata: sebagai anak kepada Bapa, sebagai saudara satu sama lain.
Tuhan memberkati.
Doa Penutup
Tuhan, ajarilah aku mencintai dengan tulus. Jauhkan aku dari kepalsuan, lembutkan hatiku untuk mengampuni, dan kuatkan imanku agar tetap setia pada-Mu. Jadikan doaku sederhana, tapi penuh kasih dan kebenaran. Amin.