Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Sabtu 21 Juni 2025.
Kalender Liturgi hari Sabtu 21 Juni 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa, Peringatan Wajib fakultatif Santo Aloysius Gonzaga, Biarawan dan Pengaku Iman, dengan Warna Liturgi Putih.
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Sabtu 21 Juni 2025:
Bacaan Pertama 2Kor 12:1-10
Aku suka bermegah atas kelemahanku.
Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu, (entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu), ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.
Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm 34:8-9.10-11.12-13
Ref: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
Bait Pengantar Injil 2Kor 8:9
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.
Bacaan Injil Mat 6:24-34
Janganlah kuatir akan hari esok.
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya?
Maka janganlah kamu kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu.
Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Sabtu 21 Juni 2025
Renungan Harian – Berdamai dengan Kelemahan, Berani dalam Percaya
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, kita diajak duduk sejenak dan mendengarkan sebuah pengakuan yang sangat manusiawi dari Santo Paulus: “Aku suka bermegah atas kelemahanku.” Ungkapan yang tidak lazim, ya? Di dunia yang terus menerus mengajak kita tampil kuat, unggul, dan tanpa cela, Paulus malah bangga karena ia lemah. Mengapa?
Karena justru dalam kelemahan itu, ia menemukan kekuatan Allah. Paulus tahu, dengan segala pewahyuan dan penglihatannya, ia bisa saja sombong. Tapi ada “duri dalam daging”—entah penyakit, luka batin, atau pergumulan pribadi—yang membuatnya tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri. Ia butuh Tuhan. Dan di situlah kekuatan sejati lahir: bukan dari kekuasaan atau kendali, tapi dari penyerahan.
Kita pun seringkali merasa tidak cukup. Kurang pintar. Kurang mapan. Kurang cantik. Kurang berani. Lalu kita mencoba menutupinya. Kita pakai “topeng” agar dunia tidak melihat bahwa kita rapuh. Tapi hari ini, Injil mengajak kita melepas semua kekhawatiran itu.
Yesus berkata dengan lembut, “Lihatlah burung-burung di langit… lihatlah bunga bakung di ladang.” Burung tidak menabung, bunga tidak menjahit, tetapi Tuhan menjaga mereka. Bukankah kita lebih berharga di mata-Nya? Kita dijaga. Kita dicintai. Bahkan sebelum kita meminta, Bapa sudah tahu apa yang kita perlukan.
Kadang, kita pikir kalau hidup kita tidak berjalan sesuai rencana, berarti Tuhan tidak hadir. Tapi justru sebaliknya. Dalam kekurangan, dalam air mata, dalam perjuangan yang diam-diam kita jalani setiap hari, Tuhan hadir. Ia tidak selalu mengangkat kita keluar dari masalah, tapi Ia menyertai kita di tengah masalah itu. Dan di sanalah kasih karunia-Nya menjadi nyata.
Renungan hari ini mengajak kita untuk lebih percaya daripada mengontrol, lebih berserah daripada mencemaskan. Bukan berarti kita tidak boleh bekerja atau berusaha. Tapi jangan sampai kekhawatiran mencuri damai yang Tuhan berikan.
Maka, mari kita jalani hari ini dengan jujur: ya, aku lemah. Ya, aku tidak selalu tahu harus berbuat apa. Tapi aku punya Allah yang tahu, yang peduli, dan yang setia. Dan itu cukup.
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu.”
Kalimat itu tidak hanya untuk Paulus. Itu juga untukmu, hari ini. Amin.
Doa Penutup
Tuhan, ajarilah aku menerima kelemahanku dengan lapang hati, percaya bahwa kasih-Mu cukup bagiku. Dalam kekhawatiran hidup, tuntun aku mencari Kerajaan-Mu lebih dulu. Di setiap langkah, semoga aku berserah, percaya, dan tetap setia dalam cinta-Mu. Amin.