Tuesday, July 29, 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Jumat 1 Agustus 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Jumat Pertama Bulan Agustus 2025

Must Read
Tolong Kasih Bintang Penilaian. Terima kasih.

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.

Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.

Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.

Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 1 Agustus 2025.

Kalender Liturgi hari Jumat 1 Agustus 2025 merupakan Hari Jumat Pertama dalam Bulan Agustus 2025, Peringatan Wajib Santo Alfonsus Marie de Ligouri, Uskup dan Pujangga Gereja, dengan Warna Liturgi Putih.

Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 1 Agustus 2025:

Bacaan Pertama Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37

Hari-hari Tuhan yang harus kalian rayakan dan kalian kuduskan.

Tuhan bersabda kepada Musa, “Inilah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, hari-hari pertemuan kudus yang harus kalian maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap. Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, adalah Paskah bagi Tuhan. Dan pada hari yang kelima belas bulan itu adalah hari raya Roti Tidak Beragi.

Tujuh hari lamanya kalian harus makan roti yang tidak beragi. Pada hari yang pertama kalian harus mengadakan pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Kalian harus mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan tujuh hari lamanya. Pada hari yang ketujuh haruslah ada pertemuan kudus, Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat.”

Tuhan bersabda pula kepada Musa,”Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, ‘Apabila kalian sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepada kalian, dan kalian menuai hasilnya, maka kalian harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam. Dan imam itu harus mengunjukkan berkas itu di hadapan Tuhan, supaya Tuhan berkenan akan kalian. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat.

Kemudian kalian harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kalian membawa berkas persembahan unjukan, haruslah genap tujuh minggu. Sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh harus kalian hitung lima puluh hari. Lalu kalian harus mempersembahkan kurban sajian yang baru kepada Tuhan.

Akan tetapi tanggal sepuluh bulan ketujuh adalah Hari Pendamaian. Kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Hari yang kelima belas bulan ketujuh itu adalah hari raya Pondok Daun bagi Tuhan, tujuh hari lamanya.

Pada hari yang pertama harus ada pertemuan kudus. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat. Tujuh hari lamanya kalian harus mempersembahkan kurban api-apian dan pada hari yang kedelapan kalian harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan. Itulah hari raya Perkumpulan. Janganlah kalian melakukan sesuatu pekerjaan berat.

Itulah hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, yang harus kalian maklumkan sebagai hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan kurban api-apian kepada Tuhan, yaitu kurban bakaran dan kurban sajian, kurban sembelihan dan kurban-kurban curahan, setiap hari, sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab

Ref:Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita.

Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, petiklah kecapi yang merdu, diiringi gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita.

Sebab begitulah ditetapkan bagi Israel, suatu hukum dari Allah Yaku; hal itu ditetapkan-Nya sebagai peringatan bagi Yusuf, waktu Ia maju melawan tanah Mesir.

Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah allah asing. Akulah Tuhan, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.

Bait Pengantar Injil 1Ptr 1:25

Sabda Tuhan tetap selama-lamanya. Itulah sabda yang diwartakan kepadaku.

Bacaan Injil Matius 13:54-58

Bukankah Dia itu anak tukang kayu? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?

Pada suatu hari Yesus kembali ke tempat asal-Nya. Di sana Ia mengajar orang di rumah ibadat mereka. Orang-orang takjub dan berkata, “Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu? Bukankah Dia  itu anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Karena ketidakpercayaan mereka itu, maka Yesus tidak mengerjakan banyak mujizat di situ.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik Jumat 1 Agustus 2025

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Kadang kita merasa bahwa hidup ini berjalan seperti siklus yang sama, hari demi hari, minggu demi minggu. Bangun, bekerja, makan, pulang, tidur. Begitu terus. Dan tanpa sadar, kita bisa kehilangan rasa hormat akan waktu—padahal waktu itu kudus. Waktu itu adalah karunia. Waktu adalah ruang yang Tuhan beri supaya kita bisa hidup… bukan sekadar bertahan.

Dalam bacaan pertama, Tuhan menetapkan hari-hari raya, perayaan kudus yang bukan hanya soal ritus atau kewajiban keagamaan. Ini adalah cara Tuhan mengingatkan umat-Nya bahwa waktu tidak semata milik dunia. Tuhan menandai hari-hari tertentu supaya manusia berhenti sejenak, mengingat, bersyukur, dan menguduskan waktu bersama Dia.

Tuhan tahu kita mudah lupa. Kita bisa terjebak dalam rutinitas, dalam pekerjaan, dalam kekhawatiran akan hidup ini—lupa bahwa hidup tidak cuma tentang kerja dan hasil, tetapi tentang relasi. Relasi dengan Allah, dan juga dengan sesama.

Hari-hari raya dalam Imamat bukan hanya upacara. Itu adalah undangan. Undangan Tuhan supaya kita berhenti dari kerja, dari kebiasaan, dari kesibukan… dan memberi waktu untuk Tuhan. Untuk kembali menata hidup, menata hati, menata arah. Dan menariknya, Tuhan bahkan menetapkan itu secara rinci, terjadwal, teratur. Karena Dia tahu: jika kita menunggu sampai “ada waktu luang” untuk-Nya, waktu itu mungkin takkan pernah datang.

Lalu kita sampai ke Injil. Yesus kembali ke kampung halamannya. Tempat di mana Ia tumbuh besar. Tempat yang seharusnya paling mengenalnya. Tapi justru di sana Ia ditolak. Orang-orang tidak percaya karena mereka terlalu mengenalnya—setidaknya mereka pikir begitu. Mereka hanya melihat sisi manusiawi Yesus: anak tukang kayu, anak Maria. Mereka tidak bisa melihat sisi ilahi-Nya. Mereka tidak bisa percaya bahwa dari sesuatu yang biasa… bisa lahir sesuatu yang luar biasa.

Dan bukankah itu juga sering terjadi dalam hidup kita? Kita terlalu terbiasa dengan hal-hal yang dekat. Kita mulai meremehkan. Kita kehilangan kepekaan terhadap karya Tuhan yang sebenarnya hadir dalam hal-hal kecil: dalam pekerjaan sederhana, dalam keluarga, dalam tetangga yang kita temui tiap hari.

Banyak dari kita ingin mengalami mujizat. Tapi kita menutup diri dari kemungkinan bahwa mujizat itu mungkin terjadi dalam hal yang sangat biasa. Dalam kesabaran ibu yang tak pernah habis. Dalam senyum tulus seorang anak. Dalam kejujuran seorang teman. Kita menginginkan tanda dari langit, tapi kita menolak melihat bahwa Tuhan hadir lewat orang-orang yang kita anggap “biasa saja.”

Yesus berkata, “Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.” Mungkin, saudara-saudari, kita juga telah menolak banyak “nabi” dalam hidup kita, karena mereka terlalu dekat. Karena mereka tidak sesuai ekspektasi kita.

Hari ini, marilah kita belajar untuk menguduskan waktu. Menjadikan setiap hari bukan sekadar waktu yang lewat, tapi ruang untuk mengalami Tuhan. Dan marilah kita membuka mata iman kita, agar tidak menutup hati pada kehadiran Tuhan dalam hal-hal biasa. Karena sering kali, yang kudus justru tersembunyi dalam yang sederhana. Yang ilahi justru hadir dalam yang manusiawi.

Semoga hati kita dibuka, dan hidup kita pun menjadi ruang bagi Tuhan berkarya.

Amin.

Doa Penutup

Tuhan, ajarilah aku menghargai waktu sebagai anugerah-Mu. Bukalah mataku untuk melihat kehadiran-Mu dalam hal-hal sederhana. Jadikan hatiku tempat yang layak bagi-Mu tinggal, agar setiap hari menjadi perjumpaan yang kudus dan penuh kasih. Amin.

------

Info Viral Gabung di Channel WHATSAPP kami atau di Google News

Berlangganan Info Menarik Kami

Silahkan subscribe email anda! Jangan lewatkan, hanya artikel dan tips menarik yang akan kami kirimkan ke Anda

Latest

Bacaan Injil Katolik Hari Ini Kamis 31 Juli 2025 Lengkap Renungan Harian, Hari Kamis Biasa XVII, Warna Liturgi Putih

Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada...

More Articles Like This

Favorite Post