Membaca Injil harian dan renungan memegang peranan penting bagi umat Katolik. Dengan melakukan ini, umat Katolik mendekatkan diri pada Tuhan setiap hari, memperkuat iman, dan membentuk karakter Kristiani.
Renungan harian juga memberikan ketenangan batin dalam kehidupan yang sibuk, sambil memberikan panduan moral. Waktu pribadi dengan Tuhan melalui Injil harian menciptakan momen spiritual yang mendalam.
Selain itu, membaca Injil mendorong umat Katolik untuk menyadari panggilan misioner dan memperkaya hubungan dengan sesama.
Saudara-saudari terkasih, hari ini kita masuk pada Bacaan Injil Katolik dan Renungan Harian Katolik buat Jumat 8 Agustus 2025.
Kalender Liturgi hari Jumat 8 Agustus 2025 merupakan Hari Jumat Pekan Biasa XVIII, Peringatan Wajib St. Dominikus, Warna Liturgi Putih
Yuk, kita simak Bacaan Liturgi Katolik dan Renungan Harian Katolik pada hari Jumat 8 Agustus 2025:
Bacaan Pertama: Ul. 4:32-40
Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu.
Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup?
Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?
Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api.
Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar,
untuk menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberikannya kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini.
Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 77:12-13,14-15,16,21
Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.
Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?
Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban; Engkau telah menyatakan kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.
Dengan lengan-Mu Engkau telah menebus umat-Mu, bani Yakub dan bani Yusuf. Sela
Air telah melihat Engkau, ya Allah, air telah melihat Engkau, lalu menjadi gentar, bahkan samudera raya gemetar.
Bacaan Injil: Mat. 16:24-28
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik Jumat 8 Agustus 2025
Renungan Harian – Berdasarkan Ul. 4:32–40 dan Mat. 16:24–28
Suara Tuhan di Tengah Api, Salib di Tengah Hidup Kita
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, Tuhan berbicara kepada kita melalui dua bacaan yang begitu kuat. Yang pertama dari Kitab Ulangan, yang penuh dengan ingatan dan kekaguman akan keajaiban Tuhan bagi umat-Nya. Dan yang kedua, dari Injil Matius, di mana Yesus mengajak kita masuk lebih dalam ke dalam misteri salib dan penyangkalan diri.
Coba kita berhenti sejenak. Dalam hiruk-pikuk hidup kita hari ini, dalam kecemasan akan masa depan, dalam pencarian akan makna dan stabilitas hidup, mungkin kita jarang bertanya: “Apakah Allah masih bekerja dalam hidupku?” Padahal bacaan pertama hari ini seakan mengingatkan kita dengan suara lembut namun penuh kuasa: “Lihatlah, dari ujung langit ke ujung langit — pernahkah ada Allah yang seperti Aku? Yang mendekat kepada umat-Nya? Yang berbicara dari tengah-tengah api? Yang bertindak nyata dalam sejarah manusia?”
Kita mudah lupa. Kita sering merasa Allah itu jauh. Tidak peduli. Kita berharap sesuatu yang spektakuler agar kita bisa percaya: mujizat, tanda, suara dari langit. Padahal sebenarnya, Allah tidak berhenti bekerja. Mungkin bukan dengan api dan guntur seperti zaman Musa, tapi melalui peristiwa-peristiwa kecil yang sehari-hari: cinta seorang ibu, pengampunan yang menyembuhkan, atau kekuatan untuk bangkit dari kegagalan. Dia masih berbicara — hanya saja, kadang kita terlalu sibuk atau terlalu takut untuk mendengarkan.
Dan di sinilah Injil hari ini mengajak kita untuk melihat lebih dalam: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Kalimat ini sering kita dengar, tapi tidak mudah dijalani. Yesus tidak menjanjikan jalan mulus. Tidak menjanjikan kemudahan atau kenyamanan. Tapi Dia menjanjikan hidup yang sejati — bukan yang dangkal, bukan yang hanya tampak di permukaan, tapi hidup yang dalam dan penuh makna.
Apa artinya menyangkal diri? Bukan membenci diri sendiri. Bukan menyiksa diri. Tapi berani melepaskan ego kita — keinginan untuk selalu benar, selalu menang, selalu diakui. Menyangkal diri berarti memilih untuk mengasihi ketika kita bisa membalas, memilih untuk mengampuni ketika kita punya alasan untuk marah, memilih untuk memberi ketika kita sedang kekurangan.
Dan memikul salib bukan soal menerima penderitaan begitu saja, tapi memaknai penderitaan itu dalam terang kasih. Dalam keluarga, pekerjaan, bahkan dalam luka batin yang belum sembuh — bisa jadi di situlah salib kita. Tapi salib itu tidak sia-sia, karena Yesus sendiri yang lebih dulu memikulnya.
Lalu kita diingatkan: “Apa gunanya memperoleh seluruh dunia tapi kehilangan nyawa?” Pertanyaan ini menusuk, karena dunia modern mendorong kita untuk terus mengejar: karier, uang, pengaruh, citra. Tidak salah memiliki semua itu, tapi jika kita kehilangan jiwa kita — kehilangan kepekaan, kehilangan relasi dengan Tuhan dan sesama — maka kita sebenarnya kehilangan segalanya.
Hari ini, mari kita lihat ke belakang dan ke depan. Ke belakang, seperti umat Israel, kita diingatkan akan segala kebaikan Tuhan — bahwa Dia telah menyelamatkan kita, berbicara dalam hidup kita, dan menyertai kita di tengah api kehidupan. Dan ke depan, Yesus memanggil kita untuk melangkah bersama-Nya — dengan salib, ya, tapi juga dengan harapan dan kepastian bahwa di ujung jalan, ada hidup sejati bersama-Nya.
Semoga kita semakin mampu melihat Allah yang bekerja dalam sejarah kita. Bukan hanya sejarah besar dunia, tapi sejarah kecil hidup kita sendiri. Dan semoga kita berani mengikuti Yesus bukan hanya di saat mudah, tapi juga saat salib terasa berat — karena kita tahu, salib itu bukan akhir, melainkan jalan menuju kebangkitan.
Amin.
Doa Penutup
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk setia memikul salibku setiap hari dengan kasih dan harapan. Mampukan aku menyangkal diri demi kebaikan sesama, dan melihat kehadiran-Mu dalam peristiwa-peristiwa sederhana hidupku. Kuatkan imanku agar tetap mengikuti-Mu. Amin.